Rabu, 01 Desember 2021

Self Management

 Hai... kali ini aku mau ngebahas mengenai teori yang berhubungan dengan Self management , semoga bermanfaat.  

Teknik Self management meliputi pemantauan diri (self-monitoring), penguasaan terhadap rangsangan (stimulus-control) dan reincforcement yang positif (self-reward). Secara praktis, teknik self management memiliki keunggulan-keunggulan yaitu: menambah pemahaman individu terhadap lingkungan dan mengurangi ketergantungan terhadap konselor atau yang lain, praktis, tidak mahal dan gampang serta mudah dijawab.[1]

       Self Management adalah suatu proses dimana konseli mengarahkan perubahan tingkah laku mereka sendiri, dengan menggunakan satu strategi atau kombinasi strategi. Konseli harus aktif menggerakkan variabel internal, eksternal, untuk melakukan perubahan yang diinginkan. Walaupun konselor yang mendorong dan melatih prosedur ini, konselilah yang mengontrol pelaksanaan strategi ini. Dalam menggunakan prosedur self management, konseli mengarahkan usaha perubahan dengan mengubah aspek-aspek lingkungannya atau dengan mengatur konsekuensi.[2]

       Self-management adalah menunjuk pada suatu teknik dalam terapi kognitif behavioral berlandaskan pada teori belajar yang dirancang untuk membantu para klien mengontrol dan mengubah tingkah lakunya sendiri ke arah tingkah laku yang lebih efektif, sering dipadukan dengan ganjar diri (self-reward).[3]


Prosedur Self management

       Ada empat strategi dalam self management, yaitu: memanajemen diri sendir, mengubah stimulus lingkungan, belajar respon alternative, dan mengubah konsekuensi respons.[4]

       Ada tiga strategi atau prosedur self management yaitu : Self-Monitoring, Stimulus- Control, Self-Reward.. Ketiga prosedur tersebut diklasifikasikan sebagai Self management karena dalam setiap prosedur tersebut konseli dalam satu tampilan yang mengarahkan diri, mengubah atau mengendalikan anteseden atau konsekuensi untuk menghasilkan perubahan perilaku yang diharapkan, strategi tersebut seperti:[5]

a.  Self monitoring

monitor diri (self-monitoring) adalah proses yang mana konseli mengobservasi dan mencatat sesuatu tentang dirinya sendiri dan interaksinya dengan situasi lingkungan. Dalam tahap ini konseli diminta untuk mengamati perilaku sendiri dan membuat catatan. Monitor diri digunakan untuk menilai masalah, sebab data pengamatan dapat menjelaskan kebenaran atau perubahan laporan verbal tentang perilaku bermasalah. Selain itu konseli juga diminta untuk mengamati perilaku bermasalah, mengontrol penyebab dan konsekuensi hasil.[6]

b.  Stimulus-control yaitu penyusunan/perencanaan kondisi lingkungan yang telah ditentukan sebelumnya, yang membuat terlaksananya/ dilakukan tingkah laku tertentu. Kondisi lingkungan berfungsi sebagai tanda/Anteseden dari suatu respon tertentu. Dengan kata lain anteseden merupakan suatu stimulus untuk suatu respon tertentu. Tujuan utama dari strategi stimuluscontrol adalah mengurangi jumlah petunjuk/tanda/syarat yang berhubungan dengan suatu yang tidak diinginkan dan secara stimulan menambah syarat/petunjuk anteseden yang dihubungkan dengan respons yang diinginkan.

c.  Self-reward digunakan untuk memperkuat atau untuk meningkatkan respons yang diharapkan. Bila suatu stimulus (benda atau kejadian) diharapkan sebagai akibat/konsekuensi suatu perilaku dan bila karenanya perilaku tersebut dapat meningkatkan atau terpelihara, maka peristiwa tersebut disebut selfreward. Pengukuhan ini dapat menggunakan berbagai bentuk perangsang benda, makanan, simbolis verbal, aktivitas fisik, maupun imajinasi. Perangsang yang baik ialah yang wajar dan bersifat intrinsik, seperti senyum puas terhadap keberhasilan

 

 



[1] Nursalim, Mochamad. dkk. 2005. Strategi Konseling. Surabaya: Unesa University Press

 

[2] Ibid

 

[3] Mappiare, Andi. 2006. Kamus Istilah Konseling dan Terapi. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

 

[4] Ibid

 

[5] Ibid

 

[6] Nursalim, Mochamad. dkk. 2005. Strategi Konseling. Surabaya: Unesa University Press