Hai semua... kali ini saya akan
membahas mengenai permasalah yang biasa terdapat pada remaja. Bagi sebagian besar orang yang baru berangkat dewasa
bahkan yang sudah melewati usia dewasa, remaja adalah waktu yang paling
berkesan dalam hidup mereka. Kenangan
terhadap saat remaja merupakan kenangan yang tidak mudah dilupakan, sebaik atau
seburuk apapun saat itu. Sementara
banyak orangtua yang memiliki anak berusia remaja merasakan bahwa usia remaja
adalah waktu yang sulit. Banyak konflik yang dihadapi oleh orangtua dan remaja
itu sendiri. Banyak orangtua yang tetap
menganggap anak remaja mereka masih perlu dilindungi dengan ketat sebab di mata
orangtua para anak remaja mereka masih belum siap menghadapi tantangan dunia
orang dewasa. Sebaliknya, bagi para
remaja, tuntutan internal membawa mereka pada keinginan untuk mencari jatidiri
yang mandiri dari pengaruh orangtua. Keduanya
memiliki kesamaan yang jelas: remaja adalah waktu yang kritis sebelum menghadapi
hidup sebagai orang dewasa.
Sebetulnya, apa yang terjadi sehingga remaja
merupakan memiliki dunia tersendiri.
Mengapa para remaja seringkali merasa tidak dimengerti dan tidak
diterima oleh lingkungan sekitarnya?.
Mengapa remaja seolah-olah memiliki masalah unik dan tidak mudah
dipahami?
Para remaja juga sering menganggap diri mereka serba
mampu, sehingga seringkali mereka terlihat “tidak memikirkan akibat” dari
perbuatan mereka. Tindakan impulsif
sering dilakukan; sebagian karena mereka tidak sadar dan belum biasa
memperhitungkan akibat jangka pendek atau jangka panjang. Remaja yang diberi kesempatan untuk
mempertangung-jawabkan perbuatan mereka, akan tumbuh menjadi orang dewasa yang
lebih berhati-hati, lebih percaya-diri, dan mampu bertanggung-jawab. Rasa percaya diri dan rasa tanggung-jawab
inilah yang sangat dibutuhkan sebagai dasar pembentukan jati-diri positif pada
remaja. Kelak, ia akan tumbuh dengan
penilaian positif pada diri sendiri dan rasa hormat pada orang lain dan
lingkungan. Bimbingan orang yang lebih
tua sangat dibutuhkan oleh remaja sebagai acuan bagaimana menghadapi masalah
itu sebagai “seseorang yang baru”; berbagai nasihat dan berbagai cara akan
dicari untuk dicobanya. Remaja akan membayangkan
apa yang akan dilakukan oleh para “idola”nya untuk menyelesaikan masalah
seperti itu. Pemilihan idola ini juga akan menjadi sangat penting
bagi remaja.
Disinilah masa pemilihan peran akan berlangsung.
Banyak
orangtua khawatir jika “percobaan peran” ini menjadi berbahaya. Kekhawatiran
itu memang memiliki dasar yang kuat.
Dalam proses “percobaan peran” biasanya orangtua tidak dilibatkan,
kebanyakan karena remaja takut jika orangtua mereka tidak menyetujui, tidak
menyenangi, atau malah menjadi sangat kuatir.
Sebaliknya, orangtua menjadi kehilangan pegangan karena mereka tiba-tiba
tidak lagi memiliki kontrol terhadap anak remaja mereka. Pada saat inilah, kehilangan komunikasi
antara remaja dan orangtuanya mulai terlihat.
Orangtua dan remaja mulai berkomunikasi dengan bahasa yang berbeda
sehingga salah paham sangat mungkin terjadi.
Salah
satu upaya lain para remaja untuk mengetahui diri mereka sendiri adalah melalui
test-test psikologis, atau yang di kenal sebagai tes minat dan bakat.
Test ini menyangkut tes kepribadian, tes intelegensi, dan tes minat. Psikolog umumnya dilatih untuk menggunakan
alat tes itu. Alat tes yang saat ini
umum diberikan oleh psikolog di Indonesia adalah WISC, TAT, MMPI, Stanford-Binet,
MBTI, dan lain-lain. Alat-alat tes juga beredar luas dan dapat ditemukan di
toko buku atau melalui internet; misalnya tes kepribadian.
Walau
terlihat sederhana, dampak dari hasil test tersebut akan sangat luas. Alat test psikologi dapat diibaratkan sebuah
pisau lipat yg terlihat sekilas tidak berbahaya; namun ditangan orang yg “bukan
ahlinya” atau yg kurang bertanggung-jawab, alat ini akan menjadi sangat
berbahaya. Alat test jika
diinterpretasikan secara salah atau tidak secara menyeluruh oleh orang yg tidak
berpengalaman atau tidak memiliki dasar ilmu yg cukup untuk mengartikan secara
obyektif akan membuat kebingungan dan malah membawa efek negatif. Akibatnya, para remaja akan merasa lebih
bingung dan lebih tidak merasa yakin akan hasil tes tersebut. Oleh karena itu sangatlah dianjurkan untuk
mencari psikolog yg memang sudah terbiasa memberikan test psikologi &
memiliki Surat Rekomendasi Ijin Praktek (SRIP), sehingga dapat menjamin
obyektivitas test tersebut.
Tips untuk
Orangtua
Dalam kebudayaan timur, masih banyak orangtua yang
menganggap anak adalah milik orangtua, padahal seperti yang dituliskan oleh Khalil Gibran: Anak Hanya Titipan Sang Pencipta. Ia bukan kepanjangan tangan orangtua. Ia
berhak memiliki kehidupannya sendiri, menentukan apa yang terbaik bagi dirinya.
Tentu saja peran orangtua sangat besar sebagai pembimbing. Dalam usia remaja, kemampuan penentuan diri
inilah yang semestinya dilatih. Remaja
seperti juga semua manusia lainnya – belajar dari kesalahan. Bagi para orangtua
ada baiknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
·
Mulailah menganggap anak remaja sebagai teman dan akuilah ia sebagai
orang yang akan berangkat dewasa.
Seringkali orangtua tetap memperlakukan anak remaja mereka seperti anak
kecil, meskipun mereka sudah berusaha menunjukkan bahwa keberadaan mereka
sebagai calon orang dewasa.
·
Hargai perbedaan pendapat &
ajaklah berdiskusi secara terbuka.
Nasihat yg berbentuk teguran atau yg berkesan menggurui akan tidak
seefektif forum diskusi terbuka. Tidak ada yg lebih dihargai oleh para remaja
selain sosok orangtua bijak yg bisa dijadikan teman.
·
Tetaplah tegas pada nilai yang
anda anut walaupun anak remaja anda mungkin memiliki pendapat dan nilai yang
berbeda. Biarkan nilai anda menjadi
jangkar yang kokoh di mana anak remaja anda bisa berpegang kembali setelah
mereka lelah membedakan dan mempertanyakan alternatif nilai yang lain. Larangan yang kaku mungkin malah akan
menyebabkan sikap pemberontakan dalam diri anak anda.
·
Jangan malu atau takut berbagi masa remaja anda sendiri. Biarkan mereka mendengar dan belajar apa yang mendasari
perkembangan diri anda dari pengalaman anda. Mengertilah bahwa masa remaja untuk
anak anda adalah masa yang sulit. Perubahan
mood sering terjadi dalam durasi waktu yang pendek, jadi anda tidak perlu
panik jika anak remaja anda yang biasanya riang tiba-tiba bisa murung dan
menangis lalu tak lama kemudian kembali riang tanpa sebab yang jelas.
·
Jangan terkejut jika anak anda bereksperimen dengan banyak hal,
misalnya mencat rambutnya menjadi biru atau ungu, memakai pakaian serba sobek,
atau tiba-tiba ber bungee-jumping ria.
Selama hal-hal itu tidak membahayakan, mereka layak mencoba masuk ke
dalam dunia yang berbeda dengan dunia mereka saat ini. Berikanlah ruang pada mereka untuk mencoba
berbagai peran yang cocok bagi masa depan mereka. Ada remaja yang menurut tanpa membantah
keinginan orangtua mereka dalam menentukan peran mereka, misalnya jika kakek
sudah dokter, ayah dokter, kelak iapun “diharapkan dan disiapkan” untuk menjadi
dokter pula. Namun ada juga anak remaja yang memang tidak ingin masuk ke dalam
dunia yang sama dengan orangtua mereka.
Dalam hal ini janganlah memaksakan anak mengikuti kehendak orangtua.
Seperti Kahlil Gibran ….anak hanya titipan, ia milik masa depan dan kita milik
masa lalu.
·
Kenali teman-teman anak remaja
anda. Bertemanlah dengan mereka jika itu
memungkinkan. Namun waspadalah jika anak anda sangat tertutup dengan
dunia remajanya. Mungkin ia tidak/
kurang mempercayai anda atau ada yang disembunyikannya.
Demikian mengenai remaja semoga memberi
informasi dan manfaat bagi kita semua. Terima kasih