Jumat, 21 Desember 2012

Mengelola Emosi dengan Cerdas



Hai semua... Kali ini saya akan memberikan sebuah ringkasan mengenai Tips Sederhana Mengelola Emosi dengan Cerdas, yaitu:

1. Ganti fokus! Apa yang kita fokuskan, itu yang berkembang. Saat kita fokus pada mengontrol ‘emosi’, tak disadari kita justru meletakan fokus pada ‘emosi’. Ini seperti pola motivasi NLP yang disebut ‘toward’ dan ‘away’. Ada yang fokus ingin ‘bahagia’, ada yang fokus tidak ingin ’susah’. Ada yang fokus ingin ‘tenang’, ada yang tidak ingin ‘meledakan emosi’. Perhatikan bahwa linguistik akan memberikan asosiasi yang mempengaruhi proses berperilaku kita secara tidak sadar. Contoh lain, ’saya emosi’ dengan ’saya tidak bisa tenang’, memancing 2 respon dan asosiasi yang berbeda. Dalam sebuah program dengan sebuah perusahaan swasta, mereka memberikan judul ‘Anger Management’, yang saya usulkan disesuaikan judulnya menjadi ‘Happiness Enhancement’. Ganti fokus, ganti pikiran, ganti perasaan, ganti perilaku, ganti hasil! Jadi daripada fokus pada bagaimana ‘mengontrol emosi’, kita bisa memikirkan bagaimana ‘menikmati ketenangan’, atau bagaimana ‘meningkatkan kebahagiaan’. Fokus ke salah satu kutub, membuat kita mengisi pikiran kita dengan hal-hal yang mendukung fokus kita tersebut dan akan menyebabkan berkurangnya intensitas kutub lain.


2. Berdamai dengan Emosi! Emosi bukan hal yang buruk, bahkan walau yang dimaksudkan adalah marah, kesal, frustrasi, kecewa, dan lain-lain. Di beberapa konteks kita sangat memerlukan emosi. Marah, misalnya, adalah hal yang baik di saat yang bermanfaat. Hanya saja, kadang emosi terfasilitasi di waktu, tempat, dan konteks yang kurang bermanfaat untuk kita. Untuk itu, dibanding berusaha membendungnya, kita bisa berdamai dengan emosi. Untuk ini, bisa dilakukan apa yang di NLP disebut dengan ‘Negotiating Parts’ atau bernegosiasi dengan bagian-bagian diri kita yang kita anggap muncul tidak pada konteks yang bermanfaat. Cari waktu rileks, dan saat tenang dan rileks, bicaralah dengan diri sendiri dan berdialog secara internal dengan berbagai bagian yang memunculkan emosi. Cari tahu ‘NIAT’ di balik kemunculan emosi tersebut, karena NIAT-nya pasti baik untuk kita, walau kadang ia muncul di saat yang kurang tepat. Tidak usah mengutuk kehadiran emosi. Sadari saja ia sebagai bagian diri kita, yang punya NIAT baik. Dan negosiasikan kemunculannya dalam situasi yang lebih bermanfaat untuk kita. Bawah sadar kita selalu mau bekerja sama saat kita menghormatinya dan secara spesifik tahu apa yang kita inginkan.


3. Kreasikan mood dengan sengaja! Mood memang akan muncul dengan sendirinya secara acak, kalau kita tidak dengan sengaja mengelolanya. Kita punya program dan struktur bagaimana memunculkan mood, walau kadang kita tidak sadari. Prinsipnya juga sederhana. Anda supply berbagai hal yang bisa membangkitkan mood tertentu di kepala Anda, makan mood akan timbul. Anda isikan berbagai hal yang melawan mood tersebut, maka mood-nya juga akan mundur. Anda memikirkan berbagai hal lain, selain hal-hal yang mendukung kenikmatan melakukan sesuatu, maka Anda pun merasa seolah tidak ada ‘mood’. Apalagi ada bayangan betapa menjengkelkannya atau menyusahkannya, atau betapa sulitnya melakukan hal itu. ‘Moody’ berarti membiarkan bawah sadar yang memilihkan mood untuk kita. Kadang sesuai konteksnya, kadang tidak. Kita sebut ‘angin-anginan’, karena tergantung angin bertiup kemana. Yang paling menarik adalah yang mood-nya tergantung situasi. Ini menggantungkan sekali respon pikiran dan perilaku pada stimulus dari luar. Ini seperti menyerahkan remote control pikiran kepada orang lain atau situasi. Kuncinya adalah menyadari bagaimana mood kita yang bermanfaat muncul, dan menjalankan strategi yang sama untuk memunculkannya di saat kita butuhkan. Ingin punya mood bermesraan dengan pasangan di malam hari? Pikirkan dari pagi betapa indahnya pertemuan pertama, bayangkan kenangan terindah Anda berdua, isi pikiran dengan semua bayangan bagaimana Anda jatuh cinta dan apa-apa saja yang Anda senangi dari pasangan. Setiap ada waktu, isi pikiran Anda dengan hal itu. Bila perlu, putar lagu kenangan Anda berdua. Dengan ’sengaja’ memancing mood seperti ini, Anda tidak akan kesulitan untuk mempunyai mood di malamnya. Ini contoh sebuah proses ’sengaja’ menciptakan mood. Sekali lagi, kalau kita tidak dengan ’sengaja’ menciptakan mood, maka kita tidak perlu frustrasi mood yang mana yang muncul. Toh kita sendiri tidak mau memilih, bukan?

4. Temukan atau ciptakan Anchor atau berbagai pemicu perasaan senang atau antusias untuk konteks tertentu. Ada yang sadar setiap kali mendengarkan lagu tertentu jadi bersemangat, ada yang dengan membayangkan orang yang dikasihi, ada yang dengan mengucapkan afirmasi atau kata-kata tertentu untuk jadi semangat, ada yang dengan melakukan ritual 1-2 menit untuk menenangkan diri, dll. Di NLP ada sebuah tool bernama ‘Godiva Pattern’, dinamakan dari sebuah merek coklat yang diklaim terenak di dunia. Metoda ini sangat sederhana, yakni membayangkan coklat ini dan mengasosiasikannya dengan pakerjaan yang tidak kita sukai tapi harus lakukan.


5. Belajarlah ‘men-DISTORSI- kan’ dan me-REFRAME’ situasi. Pada umumnya kita pandai sekali dalam hal distorsi, tapi lebih sering tidak bermanfaat. Sebuah kejadian baik datang, kita distorsikan dengan “Ah! Kebetulan!”. Sesuatu yang belum tahu pasti kesulitannya, sudah kita bayangkan, “Pasti akan sulit sekali!”. Kalau kita belajar mengarahkan pikiran kita sesuai manfaat, otomatis emosi kita terkelola dengan baik. Misalnya saat kita belum berhasil melakukan sesuatu, kita bisa distorsikan “Ah! Kebetulan saja, saya lebih hebat dari ini!” atau “Kali berikut pasti lebih baik!”. Kita tidak pernah tahu apakah kali berikut memang lebih baik atau tidak, tapi mendistorsikan ke arah yang positif, membuat kita lebih bersemangat dan antusias dalam melakukan yang berikutnya.


6. Terapkan ‘prinsip’ berpikir yang sehat untuk setiap interaksi dengan orang lain. Salah satu favorit saya adalah bahwa “Tidak setiap orang dapat memfasilitasi NIAT baiknya, dan cukup sering malah tampak tidak baik karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, atau karena belief yang kurang bermanfaat”. Dengan ‘prinsip’ berpikir seperti ini, kalau saya menghadapi sesuatu yang tidak mengenakan dari orang lain, yang saya pertanyakan adalah perilaku orangnya, bukan NIAT-nya. Karena saya percaya bahwa NIAT orang tersebut tidak dapat terfasilitasi dengan baik olehnya, karena keterbatasannya tersebut. Dan kalau saya ladeni dengan cara atau perilaku yang sama, berarti saya menunjukkan keterbatasan yang sama. Saya menemukan bahwa mengkonfrontasi atau meng-intersepsi perilaku seseorang jauh lebih efektif dan produktif dibanding membicarakan NIAT orang tersebut, yang toh tidak pernah kita ketahui secara pasti. Prinsip lain, misalnya “Tidak ada kegagalan, hanya masukan”. Jadi setiap menghadapi apa yang disebut orang sebagai kegagalan, saya hanya berkata dalam hati “Masukan apa yang bisa saya ketahui dari situasi ini?”. Secepat itu pula saya kembalikan ketenangan dan antusiasme melangkah maju. Anda pun bisa menemukan berbagai ‘prinsip’ berpikir yang bermanfaat. Intinya bukan seberapa banyak prinsip yang Anda punyai, tapi seberapa konsisten Anda dalam mengaplikasikannya. Di NLP, prinsip ini dikenal sebagai ‘PRESUPPOSITION’.


7. Isi pikiran dengan sengaja! Anda tidak isi pikiran Anda, maka bawah sadar setiap saat bisa memunculkan apapun secara acak, yang belum tentu Anda inginkan. Kalau Anda sedang dilanda tantangan emosional yang tinggi, maka besar kemungkinan hal ini yang akan sering dimunculkan secara otomatis. Kita hanya bisa fokus pada satu hal, karena itu yakinilah kita memilih yang membuat kita bersemangat dan happy! Pikirkan dengan sengaja hal-hal yang membahagiakan dan menyenangkan. Bahkan saat Anda mempunyai waktu melamun atau menghayal.

Demikian ringkasan yang dapat saya berikan, semoga bermanfaat untuk kita semua...

Rabu, 17 Oktober 2012

Cara rampungkan urusan dengan cepat




Hai semua...Saya pernah membaca sebuah artikel yang menyatakan bahwa Kunci dari kebahagiaan, kepuasan, kesuksesan besar dan perasaan luar biasa dari kekuatan serta efektivitas pribadi terletak pada kebiasaan untuk eating the frog, di awal sekali setiap Anda memulai hari. Ini adalah keterampilan yang dapat dipelajari melalui pengulangan.
Berikut adalah rangkuman dari 21 Great Ways to Stop Procrastinating and Get More Things Done Faster. Silahkan menilik kembali aturan dan prinsip berikut hingga benar-benar melekat dan berdampak pada tindakan keseharian.

1. Siapkan tempatnya: Putuskan tepatnya apa sih yang Anda inginkan. Kejelasan ini amatlah penting. Tuliskan goal dan target sebelum Anda memulai;

2. Rencanakan di awal untuk setiap harinya: Tuangkan pikiran di atas kertas. Setiap menit yang Anda alokasikan dalam perencanaan bisa menghemat lima atau sepuluh menit implementasi;
3. Terapkan aturan 80/20 untuk semuanya: Dua puluh persen dari aktivitas Anda akan memberi kontribusi hasil sebanyak delapan puluh persen. Selalu letakkan konsentrasi upaya Anda pada dua puluh persen teratas;
4. Pertimbangkan konsekuensinya: Urusan terpenting dan prioritas Anda adalah semua yang bisa menimbulkan dampak paling serius, baik positif maupun negatif dalam kehidupan dan kerja. Fokuskanlah pada itu di atas semuanya;
5. Latihlah metode ABCDE secara kontinu: Sebelum Anda mulai bekerja dari daftar urusan, ambillah beberapa saat untuk mengatur itu semua berdasarkan nilai dan prioritas sehingga Anda bisa yakin bahwa Anda akan mengerjakan rentetan aktivitas yang terpenting.
6. Fokuskan pada wilayah hasil kunci: identifikasikan dan tentukan hasil-hasil yang benar-benar Anda yakini memang perlu diraih sehingga kerjaan Anda bisa dikatakan baik dan memenuhi harapan. Berpakulah pada itu semua sepanjang hari.
7. Hukum Efisiensi yang Dipaksakan: Pastilah tidak akan ada cukup waktu untuk merampungkan semuanya tapi akan selalu ada cukup waktu untuk melakukan hal-hal yang terpenting. Apa sajakah itu?
8. Persiapkan benar-benar sebelum Anda memulai: Ingat 6P: Proper prior preparation prevents poor performance;
9. Lakukan kerjaan rumah Anda: Semakin terampil dan berpengetahuan Anda terhadap urusan kunci, semakin cepat Anda bisa memulai mengerjakannya dan semakin cepat pula Anda bisa merampungkannya;
10. Ungkit cuatlah bakat spesial Anda: Tentukan tepatnya apa sih yang Anda sangat bagus dalam melakukan, atau sekiranya bakal bisa bagus di sana, dan lalu letakkan seluruh hati Anda melakukan perihal spesifik tersebut dengan sangat sangat baik;
11. Identifikasilah batasan-batasan kunci Anda: Temukan penghambat baik internal maupun eksternal, yang menjadi penentu kecepatan Anda dalam meraih goal terpenting Anda dan lalu berupayalah keras untuk meredakan sumber dan dampaknya;
12. Angkat drum minyak itu satu per satu: Anda bisa merampungkan kerjaan yang paling besar dan paling ruwet kalau saja Anda mengerjakannya langkah per langkah;
13. Letakkan tekanannya pada diri Anda sendiri: Bayangkan Anda harus pergi keluar kota selama sebulan dan bekerjalah seolah-olah Anda harus merampungkan semua urusan utama Anda sebelum pergi;
14. Maksimalkan kekuatan pribadi Anda: Identifikasikan rentang waktu di mana energi fisik dan pikiran Anda berada paling tinggi2nya dan strukturkanlah urusan terpenting Anda di kisaran waktu tersebut. Ambillah banyak istirahat sehingga Anda bisa perform yang terbaik;
15. Motivasilah diri Anda untuk bertindak: Jadilah cheerleader bagi diri sendiri. Carilah kebaikan dari setiap situasi. Fokuslah pada solusi alih-alih pada masalah. Tetaplah optimis dan konstruktif;
16. Latihlah penundaan yang kreatif: Karena Anda tak bisa lakukan semua hal, Anda harus belajar untuk secara sengaja menunda urusan2 yang punya nilai rendah sehingga Anda punya cukup waktu untuk mengerjakan sedikit hal yang memang benar2 penting;
17. Urusi kerjaan yang paling penting dulu: Mulailah setiap hari dengan urusan yang paling sukar, urusan yang paling bisa berikan kontribusi terbesar bagi diri Anda dan kerjaan Anda, dan bersikukuhlah untuk bertahan padanya hingga rampung;
18. Potong dan pecah kerjaan Anda: Pecahlah kerjaan yang besar dan kompleks menjadi potongan berukuran kecil dan lalu langsung garap salah satu bagian kecil darinya untuk memulai.
19. Buat potongan waktu yang besar: Aturlah hari-hari Anda di kisaran bongkah waktu yang besar, di mana Anda bisa berkonsentrasi dalam rentang waktu yang cukup bagi urusan terpenting Anda;
20. Kembangkan perasaan urgensi: Jadikanlah kebiasaan bergerak cepat untuk urusan2 kunci Anda. Jadilah orang yang dikenal bisa lakukan hal dengan cepat dan baik;
21. Urusi kerjaan Anda satu demi satu: Buatlah prioritas yang jelas, mulailah dengan segera pada urusan terpenting Anda dan lalu kerjakan tanpa henti hingga pekerjaan itu rampung 100 persen. Ini adalah kunci paling nyata untuk performa tinggi dan produktivitas personal maksimum.
Buatlah keputusan untuk melakukan kesemua prinsip di atas setiap harinya hingga menjadi kebiasaan alami bagi Anda. Dengan kebiasaan manajemen personal di atas sebagai bagian permanen dari kepribadian Anda, maka masa depan Anda menjadi tak terbatas.



Jumat, 10 Agustus 2012

Teori Perilaku

Hai semua... saya ingin memaparkan sedikit pengertian saya mengenai perilaku manusia.      Perilaku dari aspek biologis  diartikan sebagai suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan. Aktivitas tersebut ada yang dapat diamati secara langsung dan tidak langsung. Menurut Ensiklopedia Amerika perilaku diartikan sebagai suatu aksi atau reaksi organisme terhadap lingkungannya.
     Notoadmodjo (2005), mendefinisikan perilaku sebagai respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Dengan demikian perilaku manusia terjadi melalui proses: Stimulus-organisme-respon, sehingga teori ini disebut dengan teori “S-O-R”.  Selanjutnya teori skinner menjelaskan ada dua jenis respon yaitu 
  1. Respondent respons atau refleksif, yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu yang disebut dengan elicting stimuli, karena menimbulkan reaksi-raksi yang relatif tetap.
  2. Operant respons atau instrumental respons, yakni respons yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau rangsangan yang lain. Perangsang yang terakhir ini disebut reinforcing stimuli atau reinforcer , karena berfungsi untuk memperkuat respons.
       Berdasarkan beberapa teori di atas, dapat diuraikan bahwa Perilaku adalah keseluruhan (totalitas) pemahaman dan aktivitas seseorang yang merupakan hasil bersama antara faktor internal dan eksternal. Perilaku terbentuk di dalam diri seseorang dari dua faktor utama yakni :
a.         Respons (Faktor dari dalam diri /internal) seperti : perhatian, pengamatan, persepsi, inteligensi,motivasi, fantasi, dan sugesti).
b.         Stimulus (Faktor dari luar diri/eksternal) seperti : lingkungan (fisik dan non fisik : sosial, budaya).
     Berdasarkan penelitian faktor eksternal yang paling besar peranannya dalam membentuk perilaku manusia adalah faktor  sosial budaya. Sosial meliputi : struktur sosial, pranata sosial dan permasalahan-permasalahan sosial. Budaya meliputi : nilai-nilai, adat istiadat, kepercayaan, kebiasaan masyarakat dan tradisi. Dari kedua faktor utama tersebut, untuk mempelajari perilaku membutuhkan tiga cabang ilmu yaitu sosiologi, antropologi dan psikologi, yang sering disebut dengan behavioral science.
     Margono S (1998), mengemukakan bahwa perilaku terdiri dari tiga domain yang meliputi : pertama, domain perilaku pengetahuan (knowing behavior), kedua, domain perilaku sikap (feeling behavior) dan ketiga, domain perilaku keterampilan (doing behavior). Apabila pengertian perilaku ini lebih disederhanakan maka perilaku dapat dibagi menjadi 2 unsur yang saling berhubungan satu sama lain yaitu kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional.
      Menurut Lawrence Green (1980), Perilaku dibentuk oleh 3 faktor antara lain:
a.     Faktor pendukung (predisposing factors), mencakup: pengetahuan, sikap, tradisi, kepercayaan/keyakinan, sistem nilai, pendidikan, sosial ekonomi, dan sebagainya.
b.     Faktor pemungkin(enambling factors), mencakup: fasilitas kesehatan, misal: air bersih, pembuangan sampah, MCK, makanan bergizi, dan sebagainya. Termasuk juga tempat pelayanan kesehatan seperti RS, poliklinik, puskesmas, RS, posyandu, polindes, bides, dokter, perawat dan sebagainya.
c.      Faktor penguat (reinforcing factors), mencakup: sikap dan perilaku: toma, toga, petugas kesehatan, Kebijakan/peraturan/UU, LSM.

     Berdasarkan teori SOR, maka perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi :
Perilaku tertutup (Covert behavior) : Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum dapat diamati oleh orang lain (dari luar) secara jelas.
Perilaku terbuka (Overt behavior) : Perilaku terbuka terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan, atau praktik ini dapat diamati oleh orang lain dari luar atau observable behavior.
       Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek tersebut. Respons ini berbentuk 2 macam, yakni :
       Bentuk pasif adalah respons internal yaitu yang terjadi didalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misalnya berpikir, tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan. Misalnya seorang ibu tahu bahwa imunisasi itu dapat mencegah suatu penyakit tertentu meskipun ibu tersebut tidak membawa anaknya ke puskesmas untuk diimunisasi. Contoh lain seorang yang menganjurkan orang lain untuk mengikuti keluarga berencana meskipun ia sendiri tidak ikut keluarga berencana. Dari kedua contoh tersebut terlihat bahwa ibu telah tahu gunanya imunisasi dan contoh kedua orang tersebut telah mempunyai sikap yang positif untuk mendukung keluarga berencana meskipun mereka sendiri belum melakukan secara konkret terhadap kedua hal tersebut. Oleh sebab itu perilaku mereka ini masih terselubung (covert behaviour).
       Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung. Misalnya pada kedua contoh di atas, si ibu sudah membawa anaknya ke puskesmas atau fasilitas kesehatan lain untuk imunisasi dan orang pada kasus kedua sudah ikut keluarga berencana dalam arti sudah menjadi akseptor KB. Oleh karena perilaku mereka ini sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata maka disebut overt behaviour.
       Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan sikap adalah merupakan respons seseorang terhadap stimulus atau rangsangan yang masih bersifat terselubung dan disebut covert behaviour. Sedangkan tindakan nyata seseorang sebagai respons seseorang terhadap stimulus (practice) adalah merupakan overt behaviour.

MEKANISME PEMBENTUKAN PERILAKU
       Untuk memahami perilaku individu dapat dilihat dari dua pendekatan, yang saling bertolak belakang, yaitu: (1) behaviorisme dan (2) holistik atau humanisme:
1.    Menurut Aliran Behaviorisme
Behaviorisme memandang bahwa pola-pola perilaku itu dapat dibentuk melalui proses pembiasaan dan penguatan (reinforcement) dengan mengkondisikan atau menciptakan stimulus-stimulus (rangsangan) tertentu dalam lingkungan. Behaviorisme menjelaskan mekanisme proses terjadi dan berlangsungnya perilaku individu dapat digambarkan dalam bagan berikut :   S > R atau S > O > R
S = stimulus (rangsangan); R = Respons (perilaku, aktivitas) dan O=organisme (individu/manusia).
Karena stimulus datang dari lingkungan (W = world) dan R juga ditujukan kepadanya, maka mekanisme terjadi dan berlangsungnya dapat dilengkapkan seperti tampak dalam bagan berikut ini :
W > S > O > R > W
Yang dimaksud dengan lingkungan (W = world) di sini dapat dibagi ke dalam dua jenis yaitu :
a.   Lingkungan objektif (umgebung=segala sesuatu yang ada di sekitar individu dan secara potensial dapat melahirkan S).
b. Lingkungan efektif (umwelt=segala sesuatu yang aktual merangsang organisme karena sesuai dengan pribadinya sehingga menimbulkan kesadaran tertentu pada diri organisme dan ia meresponsnya)

Perilaku yang berlangsung seperti dilukiskan dalam bagan di atas biasa disebut dengan perilaku spontan.
Contoh : seorang mahasiswa sedang mengikuti perkuliahan Psikologi Pendidikan di ruangan kelas yang terasa panas, secara spontan mahasiswa tersebut mengipas-ngipaskan buku untuk meredam kegerahannya.
Ruangan kelas yang panas merupakan lingkungan (W) dan menjadi stimulus (S) bagi mahasiswa tersebut (O), secara spontan mengipaskan-ngipaskan buku merupakan respons (R) yang dilakukan mahasiswa. Merasakan ruangan tidak terasa gerah (W) setelah mengipas-ngipaskan buku.
Sedangkan perilaku sadar dapat digambarkan sebagai berikut:   W > S > Ow > R > W
Contoh : ketika sedang mengikuti perkuliahan Psikologi Pendidikan di ruangan kelas yang terasa agak gelap karena waktu sudah sore hari ditambah cuaca mendung, ada seorang mahasiswa yang sadar kemudian dia berjalan ke depan dan meminta ijin kepada dosen untuk menyalakan lampu neon yang ada di ruangan kelas, sehingga di kelas terasa terang dan mahasiswa lebih nyaman dalam mengikuti perkuliahan.
Ruangan kelas yang gelap, waktu sore hari, dan cuaca mendung merupakan lingkungan (W), ada mahasiswa yang sadar akan keadaan di sekelilingnya (Ow), –meski di ruangan kelas terdapat banyak mahasiswa namun mereka mungkin tidak menyadari terhadap keadaan sekelilingnya–. berjalan ke depan, meminta ijin ke dosen, dan menyalakan lampu merupakan respons yang dilakukan oleh mahasiswa yang sadar tersebut (R), suasana kelas menjadi terang dan mahasiswa menjadi lebih menyaman dalam mengikuti perkuliahan merupakan (W).
2.     Menurut Aliran Holistik (humanisme)
Holistik atau humanisme memandang bahwa perilaku itu bertujuan, yang berarti aspek-aspek intrinsik (niat, motif, tekad) dari dalam diri individu merupakan faktor penentu untuk melahirkan suatu perilaku, meskipun tanpa ada stimulus yang datang dari lingkungan. Holistik atau humanisme menjelaskan mekanisme perilaku individu dalam konteks what (apa), how (bagaimana), dan why (mengapa). What (apa) menunjukkan kepada tujuan (goals/incentives/purpose) apa yang hendak dicapai dengan perilaku itu. How (bagaimana) menunjukkan kepada jenis dan bentuk cara mencapai tujuan (goals/incentives/pupose), yakni perilakunya itu sendiri. Sedangkan why (mengapa) menunjukkan kepada motivasi yang menggerakan terjadinya dan berlangsungnya perilaku (how), baik bersumber dari diri individu itu sendiri (motivasi instrinsk) maupun yang bersumber dari luar individu (motivasi ekstrinsik).
Berdasarkan dua aliran tersebut dapat disimpulkan adanya urutan terjadinya perilaku sebagai berikut :

SKEMA PERILAKU
Dari skema tersebut dapat dijelaskan bahwa perilaku terjadi diawali dengan adanya pengalaman-pengalaman seseorang serta faktor-faktor diluar orang tersebut (lingkungan), baik fisik maupun non fisik. Kemudian pengalaman dan lingkungan tersebut diketahui, dipersepsikan, diyakini dan sebagainya, sehingga menimbulkan motivasi, niat untuk bertindak, dan akhirnya terjadilah perwujudan niat tersebut yang berupa perilaku.
1.     PROSEDUR PEMBENTUKAN PERILAKU
     Prosedur pembentukan perilaku dalam operant conditioning ini menurut Skinner adalah sebagai berikut :
Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat atau reinforcer      berupa hadiah-hadiah atau rewards bagi perilaku yang akan dibentuk.
Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang     membentuk perilaku yang dikehendaki. Kemudian komponen-komponen     tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada terbentuknya perilaku yang dimaksud.
Dengan menggunakan secara urut komponen-komponen itu sebagai tujuan-    tujuan sementara, mengidentifikasi reinforcer atau hadiah untuk masing-masing     komponen tersebut.
Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponen yang     telah tersusun itu. Apabila komponen pertama telah dilakukan maka hadiahnya     diberikan. Hal ini akan mengakibatkan komponen atau perilaku (tindakan)     tersebut cenderung akan sering dilakukan. Kalau perilaku ini sudah terbentuk kemudian dilakukan komponen (perilaku) yang kedua, diberi hadiah (komponen pertama tidak memerlukan hadiah lagi), demikian berulang-ulang sampai komponen kedua terbentuk. Setelah itu dilanjutkan dengan komponen ketiga,keempat, dan selanjutnya sampai seluruh perilaku yang diharapkan terbentuk.


PUSTAKA
Green, Lawrence (1980). Health education planing: A diagnostic approach. The John  Hopkins University:Maufield Publishing.co.
Margono,S (1997).  Metodologi Penelitian, Yayasan Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta.
Soekidjo Notoadmodjo (2005). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta. Jakarta.




Senin, 06 Agustus 2012

Wisata Malang

Hai semua... kali ini kita liburan ke Malang....
Malang ternyata punya banyak tawaran hiburan buat para pencinta jalan-jalan. Langsung aja kita liat, ada apa sih di malang: 

1. Jawa Timur Park 1
Tempat wisata yang terletak berada di bawah gunung panderman ini suasananya sangat sejuk nyaman, dengan luas area 11 H cukup lumayan luas gan. Kalian semua perlu nyoba wahana berikut ini.
Buka jam 08.30 WIB dan tutup jam 16.30 WIB

2. Jawa Timur Park 2

Sesuai dengan namanya Jawa Timur Park 2 cocok jadi urutan ke 2, why ?? perlu kalian tau Jatimpark 2 ini tarafnya sudah "internasional" areanya luas sekitar 24 hektare, terlebih Jatimpark 2 ini didalamnya ada Museum satwa bangunannya kaya di eropa, Secreet zoo kebun binatang modern dan Hotel pohon inn, hotel dalam pohon raksasa.



Buka nya jam 10.00 WIB pagi sampai jam 18.00WIB gan

3. Sengkaling

Sebagian orang mungkin sudah mengenal tempat wisata yang satu ini sudah cukup lama berdiri, sengkaling letaknya sekitar 1km ke arah barat dari Kampus Universitas Muhammadiyah Malang. Meski usianya sudah cukup berumur Sengkaling tetap menjadi salah satu tujuan wisata menarik yang wajib kalian kunjungi.


Pengunjung lebih menyukai waterboom di sengkaling dan juga yang menarik di sengkaling ini ad bioskop 4D

4. Selecta

Lokasinya yang berada dibawah bukit dan gunung dan perbukitan yang hijau di kota wisata batu memang sangat sejuk, kebanyakan pengunjung menghabiskan waktu untuk berenang dan bermain air, selain wahana waterboom terdapat juga taman dengan bunga2 yang cukup indah, dimusim liburan sekolah selecta penuh dengan rombongan liburan sekolah dri berbagai kota di jawa timur.


5. Batu Night Spectacular (BNS)

BNS ini memang beda dari yang lain, yang membedakan adalah BNS buka pada malam hari, dari jam 15.00WIB sampai larut malam, jika weekend malam minggu sampai jam 24.00 malam, biasanya malam minggu BNS paling rame dengan anak2 muda dengan pasanganya masing-masing.

Yang menarik dari BNS adalah lampion garden yang sangat indah terlihat di malam hari.

6. Eco Green Park (EGP)

EGP merupakan tempat wisata baru di kota wisata baru, berdiri pada pertengahan thn 2012, EGP terletak disebelah utara jatimpark 2 dan masih satu kompleks.






7. Wisata Pemandian Wendit
Wendit sudah berdiri cukup lama, letaknya di kecamatan pakis berada tepat dipinggir jalan arah menuju bandara abdulrahman saleh malang. saat ini wisata wendit pengunjungnya cenderung menurun mungkin karena kurangnya sosialisasi dan promosi serta perawatan kebersihan yg kurang terawat.

8. Balekambang 

Waow, siapa yang tidak terpesona melihat keindahan pulau mirip tanah lot di bali, eitss jangan salah gan ini balekambang berada di malang lokasinya di sebelah selatan. selain bale kambang ada juga pulau sempu dan pantai nylinep, Balekambang merupakan salah satu andalan wisata pantai bagi kabupaten malang.


9. Coban Rondo

Coban rondo, di malang raya ada 5 lebih coban tapi yang paling terkenal adalah Coban Rondo.


10.Kusuma Agrowisata
Malang sebagai kota apel, kalo mau lihat langsung pohon apel bahkan memetik dan mencicipi langsung buah apel datang saja kesini.


11.Alun - Alun Batu

Alun-alun di malang ini adalah alun-alun terbaik se indonesia, dijamin gak nyesel.  Banyak wrga batu yang menghabiskan waktu sore di alun2 bersama keluarga, banyak juga wisatawan yang main2 di alun2 yang letaknya dipusat kota batu ini. kalo mau naik giant whell, roda putar raksasa cukup bayar 200 saja murah gan.



12. Songgoriti
Yang terbayang di benak kalian saat mendengar songgoriti adalah keindahan alamnya yang terlihat dari atas, melihat secara keseluruhan kota wisata batu dari atas, dan yang menarik dari songgoriti adalah pemandian air hangat dan paralayang.



Nah itu tadi sedikit tempat wisata saat kalian berada di malang...
Semoga infonya bermanfaat..
Terima kasih.