Hai semua.. kali ini saya akan membahas
mengenai perkembangan berhitung, menulis dan membaca pada anak. Sebagai mana
kia ketahui bahwa pendidikan di indonesia menuntut seorang anak dengan usia
tertentu wajib untuk pandai membaca dan menulis.Tidak hanya pihak sekolah yang
memaksa anak pandai membaca dan menulis, orang tuapun ada yang memaksa anaknya
untuk dapat menulis dan membaca pada usia tertentu. Padahal apabila para guru
dan orang tua mengetahui bahwa seorang anak mempunyai tingkat perkembangan pada
hal menulis dan membaca. Anak
usia di bawah lima tahun (balita) sebaiknya tak buru-buru diajarkan baca tulis
dan hitung (calistung). Jika dipaksa calistung si anak akan terkena 'Mental
Hectic'. Penyakit itu akan merasuki anak tersebut di saat kelas 2 atau 3
Sekolah Dasar (SD). Oleh karena itu jangan bangga bagi Anda atau siapa saja
yang memiliki anak usia dua atau tiga tahun sudah bisa membaca dan menulis. Oleh
karena itu, akan lebih baik apabila orang tua dapat menjadi konsumen cerdas,
terutama dengan memilih sekolah PAUD yang tidak mengajarkan calistung.
Saat ini banyak orang tua yang terjebak
saat memilih sekolah PAUD. Orangtua menganggap sekolah PAUD yang biayanya
mahal, fasilitas mewah, dan mengajarkan calistung merupakan sekolah yang baik. Padahal
tidak begitu, apalagi orang tua memilih sekolah PAUD yang bisa mengajarkan
calistung.Sekolah PAUD yang bagus justru sekolah yang memberikan kesempatan
pada anak untuk bermain, tanpa membebaninya dengan beban akademik, termasuk
calistung. Memberikan pelajaran calistung pada anak, dapat menghambat
pertumbuhan kecerdasan mental dan pada akhirnya anak akan memjadi pemberontak
selama proses pembelajarannya.
Membaca,
menulis, dan berhitung dahulu baru mulai diajarkan pada tahun pertama sekolah
dasar. Saat itu usia masuk SD yang berlaku secara luas adalah 6,5-7 tahun.
Tetapi sekarang, banyak SD yang mensyaratkan anak sudah bisa membaca, menulis,
dan berhitung untuk dapat diterima di sekolah tersebut. Usia memulai pendidikan
dasar juga telah bergeser; anak yang belum genap berusia 6 tahun sudah dapat
diterima di beberapa SD tertentu. Fenomena ini tidak jarang menimbulkan
kepanikan orangtua, ditambah lagi dengan menjamurnya kursus-kursus
baca-tulis-hitung yang ditujukan untuk anak usia prasekolah. Benarkah anggapan
bahwa “lebih cepat lebih baik”? Kapan sebenarnya anak siap untuk belajar
hal-hal di atas?
Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita perlu
mengenal tahapan normal perkembangan membaca dan menulis pada anak. Pada tiap
tahapan, ada beberapa aktivitas yang dapat kita lakukan bersama anak untuk
menunjang perkembangan baca-tulisnya.
Membaca dan menulis
Usia 2-4 tahun
Anak usia prasekolah masih sibuk mengembangkan
kemampuan bicara dan bahasanya. Perkembangan bahasa terkait erat dengan
perkembangan kemampuan membaca di kemudian hari. Pada usia ini, membacalah
kepada anak Anda sesering mungkin untuk menumbuhkan minat bacanya dan
memperluas kosakatanya.
Pada usia ini anak dapat mulai mempelajari keterampilan motorik halus dasar yang diperlukan untuk belajar menulis nantinya (pre-writing skills). Keterampilan-keterampilan tersebut misalnya belajar menarik garis, menggambar lingkaran, dan menghubungkan titik-titik. Mewarnai juga menunjang perkembangan keterampilan ini. Gunakan alat tulis dengan pegangan gemuk agar lebih mudah dipegang oleh anak.
Pada usia ini anak dapat mulai mempelajari keterampilan motorik halus dasar yang diperlukan untuk belajar menulis nantinya (pre-writing skills). Keterampilan-keterampilan tersebut misalnya belajar menarik garis, menggambar lingkaran, dan menghubungkan titik-titik. Mewarnai juga menunjang perkembangan keterampilan ini. Gunakan alat tulis dengan pegangan gemuk agar lebih mudah dipegang oleh anak.
Usia 4-5 tahun: Pre-reading skills
Usia taman kanak-kanak adalah usia yang baik untuk
memperkenalkan anak pada dasar-dasar baca-tulis (pre-reading skills):
pengenalan huruf dan angka, mendengarkan sajak berima, mencocokkan kata-kata
dengan bunyi awal atau akhir yang sama (“buku” dan “bulan,” “tarik” dan
“naik”). Bila anak sudah dapat mengeja suku kata (“b-a, ba”), tidak lama
kemudian ia akan dapat membaca kata-kata sederhana (ibu, sapi, babi). Pada usia
ini baik juga untuk memperkenalkan anak pada bagian-bagian buku: sampul depan,
judul, pengarang, sampul belakang.
Anak mungkin mulai tertarik untuk menulis beberapa
huruf dan angka. Ia makin nyaman menggunakan alat tulis. Untuk menunjang
keterampilan ini, anak dapat diberikan permainan mencari jalan atau
menghubungkan titik-titik untuk membentuk huruf dan angka.
Usia 6-7 tahun: Belajar membaca dan menulis
Pada tahun pertama SD, makin banyak kata yang
dibaca oleh anak. Anak mulai dapat mengenali kata tanpa harus mengeja terlebih
dahulu dan mengerti makna sebagian besar kata dan kalimat yang dibacanya. Pada
pertengahan tahun pertama, ia dapat membaca sendiri buku-buku sederhana. Pada
usia ini, sediakan untuk anak bacaan yang bervariasi, dapat berupa buku atau majalah.
Manfaatkan perpustakaan sekolah semaksimal mungkin.
Pada usia ini anak sudah mahir memegang pensil
atau pena. Pada akhir masa ini, anak sudah mahir menulis, dengan tulisan yang
dapat dibaca.
Usia 7-8 tahun: Belajar membaca tingkat lanjut
Makin banyak kata dan kalimat yang telah dibaca
oleh anak usia ini. Dengan membaca, anak memperluas kosakata dan pengetahuannya
tentang dunia di sekitarnya. Anak dapat membaca keras-keras dengan ekspresi dan
sudah memiliki preferensi buku atau cerita yang disenanginya. Bila membaca
cerita, anak sudah dapat mengidentifikasi tokoh, setting, dan
peristiwa-peristiwa di dalamnya. Pada akhir masa ini, biasanya anak sudah dapat
membaca sendiri dengan lancar.
Usia 8 tahun ke atas
Setelah usia 8 tahun, anak sudah mahir mempergunakan
keterampilan membacanya untuk belajar baik di dalam maupun di luar sekolah.
Pada usia remaja, anak sudah mengerti sepenuhnya apa yang dibacanya. Jenis
bacaannya pun bervariasi, mulai dari fiksi hingga nonfiksi.
Apabila anak menemui kesulitan serius dalam
membaca atau menulis pada usia sekolah dasar, mungkin anak memiliki gangguan
belajar.
Berhitung dan matematika
Untuk belajar berhitung dan matematika, anak harus
sudah memiliki kosakata yang luas serta pemahaman beberapa konsep dasar,
misalnya banyak-sedikit, besar-kecil, pengetahuan tentang bentuk dan pola.
Berikut tahapan perkembangan ketrampilan berhitung dan matematika pada anak.
Usia prasekolah (2-3 tahun)
Pada usia ini, anak mulai mengenal angka satu
digit (1 sampai 9). Beberapa anak sudah mulai dapat menulis angka, bergantung
pada kemampuan motorik halusnya. Anak juga sudah dapat menghitung benda,
terutama jika jumlah benda tidak lebih dari lima.
Anak usia prasekolah dapat diajarkan untuk
mengenali dan meneruskan pola atau deret sederhana.
Contoh: jeruk – pisang – jeruk – pisang
Contoh: jeruk – pisang – jeruk – pisang
Setelah beberapa lama, anak dapat mengenali dan
meneruskan deret yang lebih kompleks.
Contoh: apel – jeruk – pisang – apel – jeruk – pisang
jeruk – jeruk – pisang – jeruk – jeruk – pisang
Contoh: apel – jeruk – pisang – apel – jeruk – pisang
jeruk – jeruk – pisang – jeruk – jeruk – pisang
Selain itu, anak usia prasekolah juga dapat mulai
belajar mengelompokkan benda menjadi dua atau tiga kelompok menurut warna,
bentuk, ukuran, atau sifat lain yang dapat dikenalinya. Contohnya, anak dapat
diajak mengelompokkan balok menjadi dua kelompok, merah dan biru.
Usia taman kanak-kanak (4-5 tahun)
Pada usia ini, anak sudah dapat mengenali angka 1
hingga 20. Anak juga sudah memahami konsep jumlah yang ditunjukkan oleh
masing-masing angka dan dapat menghitung benda dengan benar apabila jumlah
benda 20 atau kurang. Beberapa anak sudah mulai dapat menghitung loncat (1, 3,
5, 7 atau 10, 20, 30, 40).
Anak usia taman kanak-kanak dapat mengenali dan meneruskan deret yang makin kompleks (misal: merah – merah – biru – kuning – merah – merah – biru – kuning). Mereka juga sudah bisa membuat deret sendiri dan meneruskannya.
Selain itu, anak juga dapat mengelompokkan benda menjadi tiga kelompok atau lebih berdasarkan lebih dari satu sifat, contohnya: balok merah besar, balok merah kecil, balok biru besar, balok biru kecil.
Anak usia taman kanak-kanak dapat mengenali dan meneruskan deret yang makin kompleks (misal: merah – merah – biru – kuning – merah – merah – biru – kuning). Mereka juga sudah bisa membuat deret sendiri dan meneruskannya.
Selain itu, anak juga dapat mengelompokkan benda menjadi tiga kelompok atau lebih berdasarkan lebih dari satu sifat, contohnya: balok merah besar, balok merah kecil, balok biru besar, balok biru kecil.
Usia sekolah dasar (6-10 tahun)
Pada tahun pertama sekolah dasar, anak dapat
belajar penjumlahan dan pengurangan dengan satu digit. Pada tahun kedua, anak
mulai dapat melakukan penjumlahan dan pengurangan dengan dua digit atau lebih.
Tahun ketiga dan keempat adalah saatnya anak mulai mempelajari perkalian dan
pembagian.Pada usia selanjutnya (11 tahun ke atas) barulah anak dapat mengerti
sepenuhnya mengenai pecahan, desimal, persentase, dan geometri.
Apabila anak menemui kesulitan serius dalam
berhitung pada usia sekolah dasar, mungkin anak memiliki gangguan belajar.
Tahapan Perkembangan Normal Kemampuan
Membaca Pada Anak menurut Temple, Nathan, Burns; Cly: Ferreiro dan
Teberosky dalam Brewer (1992)
§ Scribble
stage. Tahap ini ditandai dengan mulainya anak menggunakan alat tulis untuk
membuat coretan. Sebelum ia belajar untuk membuat bentuk, huruf yang dapat
dikenali.
§ Linear
repetitive stage. Pada tahap ini, anak menemukan bahwa tulisan
biasanya berarah horisontal, dan huruf-huruf tersusun berupa barisan pada
halaman kertas. Anak juga telah mengetahui bahwa kata yang panjang akan ditulis
dalam barisan huruf yang lebih panjang dibandingkan dengan kata yang pendek.
§ Random
letter stage. Pada tahap ini, anak belajar mengenai bentuk
coretan yang dapat diterima sebagai huruf dan dapat menuliskan huruf-huruf
tersebut dalam urutan acak dengan maksud menulis kata tertentu.
§ Letter
name writing, phonetic writing. Pada tahap ini, anak mulai
memahami hubungan antara huruf dengan bunyi tertentu. Anak dapat menuliskan
satu atau beberapa huruf untuk melambangkan suatu kata, seperti menuliskan
huruf depan namanya saja, atau menulis “bu” dengan sebagai lambang dari “buku”.
§ Transitional
spelling. Pada tahap ini, anak mulai memahami cara menulis secara konvensional,
yaitu menggunakan ejaan yang berlaku umum. Anak dapat menuliskan kata yang
memiliki ejaan dan bunyi sama dengan benar, seperti kata “buku”, namun masih
sering salah menuliskan kata yang ejaannya mengikuti cara konvensional dan
tidak hanya ditentukan oleh bunyi yang terdengar, seperti hari “sabtu” tidak ditulis
“saptu”, padahal kedua tulisan tersebut berbunyi sama jika dibaca.
§ Conventional
spelling Pada tahap ini, anak telah menguasai cara menulis
secara konvensional, yaitu menggunakan bentuk huruf dan ejaan yang berlaku umum
untuk mengekspresikan berbagai ide abstrak. Pada anak usia sekolah,
perkembangan menulis telah berada pada tahap terakhir, yaitu “conventional
spelling”. Selain telah dapat menulis dengan huruf dan ejaan yang benar, anak
pada usia kelas dua SD telah memerhatikan aspek penampilan visual mereka.
SECARA
KHUSUS PERKEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PADA ANAK BERLANGSUNG DALAM BEBERAPA
TAHAP, Sbb:
1. TAHAP FANTASI ( MAGICAL STAGE )
PADA TAHAP INI ANAK MULAI BELAJAR MENGGUNAKAN BUKU,
MULAI BERPIKIR BAHWA BUKU ITU PENTING. MELIHAT, MEMBOLAK-BALIK BUKU DAN
KADANG-KADANG MEMBAWA BUKU YANG DISUKAI.
• SIKAP ORANG TUA/GURU HENDAKNYA DAPAT MEMBERI / MENUNJUKKAN MODEL/CONTOH PERLUNYA MEMBACA, MEMBACAKAN SESUATU PADA ANAK, DAN MEMBICARAKAN ISI BUKU*
• SIKAP ORANG TUA/GURU HENDAKNYA DAPAT MEMBERI / MENUNJUKKAN MODEL/CONTOH PERLUNYA MEMBACA, MEMBACAKAN SESUATU PADA ANAK, DAN MEMBICARAKAN ISI BUKU*
2. TAHAP PEMBENTUKAN KONSEP DIRI ( SELF CONCEP STAGE)
ANAK MEMANDANG DIRINYA SEBAGAI PEMBACA DAN MULAI MELIBATKAN DIRI DALAM KEGIATAN MEMBACA, PURA-PURA MEMBACA BUKU, MEMBERI MAKNA PADA GAMBAR ATAU BUKU MESKIPUN TIDAK COCOK DENGAN TULISANNYA.
• SIKAP ORANG TUA/GURU MEMBERIKAN RANGSANGAN DENGASN JALAN MEMBACAKAN SESUATU PADA ANAK, MEMBERI AKSES PADA BUKU-BUKU YANG DIKETAHUI ANAK DAN SENANTIASA MELIBATKAN ANAK DALAM MEMCAKAN BERBAGAI BUKU*.
3. TAHAP MEMBACA GAMBAR ( BRIDGING READING STAGE )
TAHAP DIMANA ANAK MENJADI SADAR BAHWA PADA CETAKAN YANG TAMPAK SERTA DAPAT MENEMUKAN KATA YANG SUDAH DIKENAL, DAPAT MENGUNGKAPKAN KATA-KATA YANG MEMILIKI MAKNA DENGAN DIRINYA, DAPAT MENGULANG KEMBALI CERITA YANG TERTULIS DAN ANAK SUDAH MENGENAL ABJAD.
• SIKAP ORANG TUA/GURU MEMBACAKAN SESUATU PADA ANAK , MENGHADIRKAN BEBERAPA KOSA KATA PADA LAGU DAN PUISI SERTA MEMBERIKAN KESEMPATAN MENULIS SESERING MUNGKIN*.
4. TAHAP PENGENALAN BACAAN ( TAKE- OF READER STAGE )
ANAK MULAI MENGGUNAKAN TIGA SISTEM ISYARAT (GRAPHONIC, SEMANTIC DAN SYNTACTIC ) SECARA BERSAMA-SAMA. ANAK MULAI TERTARIK PADA BACAAN, MULAI MENGINGAT KEMBALI CETAKAN PADA KONTEKSNYA, BERUSAHA MENGENAL TANDA-TANDA PADA LINGKUNGAN SERTA MEMBACA BERBAGAI TANDA SEPERTIA : KOTAK SUSU, PASTA GIGI, ATAU PAPAN IKLAN YANG LAIN.
• SIKAP ORANG TUA/GURU MASIH HARUS MEMBACAKAN SESUATU PADA
ANAK SEHINGGA DAPAT MENDORONG UNTUK MEMBACA SESUATU PADA BERBAGAI SITUASI.
(ORANG TUA/ GURU JANGAN MEMAKSA ANAK MEMBACA HURUF SECARA SEMPURNA)*.
5. TAHAP MEMBACA LANCAR ( INDEPENDEN READER STAGE )
PADA TAHAP INI ANAK MEMBACA BERBAGAI JENIS BUKU YANG BERBEDA SECARA BEBAS. MENYUSUN PENGERTIAN DARI TANDA, PENGALAMAN DAN ISYARAT YANG DIKENALNYA, DAPAT MEMBUAT PERKIRAAN BAHAN-BAHAN BACAAN.
• PADA TAHAP INI SIKAP ORANG TUA/ GURU MASIH TETAP MEMBACAKAN BERBAGAI JENIS BUKU PADA ANAK. HAL INI AKAN MENDORONG ANAK UNTUK MEMPERBAIKI BACAANNYA, MEMBANTU MENYELEKSI BAHAN-BAHAN BACAAN YANG SESUAI SERTA MENGAJARKAN CERITA YANG BERSTRUKTUR.
B.
TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN MENULIS
BEBERAPA TAHAP PERKEMBANGAN MENULIS PADA ANAK DAPAT DIGAMBARKAN SEBAGAI BERIKUT:
BEBERAPA TAHAP PERKEMBANGAN MENULIS PADA ANAK DAPAT DIGAMBARKAN SEBAGAI BERIKUT:
1. TAHAP MENCORET ATAU MEMBUAT GORESAN ( SCRIBEL
STAGE )
ANAK MULAI MEMBUAT TANDA-TANDA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT-ALAT TULIS. MEREKA SEDANG MULAI BELAJAR TENTANG BAHASA TERTULIS DAN BAGAIMANA MENGERJAKAN TULISAN TERSEBUT.
• SIKAP ORANG TUA/ GURU SEHARUSNYA MEMBERIKAN ANAK-ANAK ALAT-ALAT TULIS BESERTA MEDIANYA.
ANAK MULAI MEMBUAT TANDA-TANDA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT-ALAT TULIS. MEREKA SEDANG MULAI BELAJAR TENTANG BAHASA TERTULIS DAN BAGAIMANA MENGERJAKAN TULISAN TERSEBUT.
• SIKAP ORANG TUA/ GURU SEHARUSNYA MEMBERIKAN ANAK-ANAK ALAT-ALAT TULIS BESERTA MEDIANYA.
2. TAHAP PENGULANGAN SECARA LINIER ( LINIER
REPETITIVE STAGE )
ANAK MENELUSURI BENTUK TULISAN YANG HORIZONTAL. ANAK BERFIKIR BAHWA SUATU KATA MERUJUK PADA SESUATU YANG BESAR MEMPUNYAI TALI YANG PANJANG DARI PADA KATA YANG MERUJUK PADA SESUATU HAL YANG YANG KECIL.
ANAK MENELUSURI BENTUK TULISAN YANG HORIZONTAL. ANAK BERFIKIR BAHWA SUATU KATA MERUJUK PADA SESUATU YANG BESAR MEMPUNYAI TALI YANG PANJANG DARI PADA KATA YANG MERUJUK PADA SESUATU HAL YANG YANG KECIL.
3. TAHAP MENULIS RANDOM ( RANDOM LETTER STAGE )
ANAK BELAJAR TENTANG BERBAGAI BENTUK YANG DAPAT DITERIMA SEBAGAI SUATU TULISAN DAN MENGGUNAKAN ITU SEMUA AGAR DAPAT MENGULANG BERBAGAI KATA DAN KALIMAT. ANAK MENGHASILKAN TALI YANG BERISI PESAN YANG TIDAK MEMPUNYAI KETERKAITAN PADA SUATU BUNYI DARI BERBAGAI KATA.
ANAK BELAJAR TENTANG BERBAGAI BENTUK YANG DAPAT DITERIMA SEBAGAI SUATU TULISAN DAN MENGGUNAKAN ITU SEMUA AGAR DAPAT MENGULANG BERBAGAI KATA DAN KALIMAT. ANAK MENGHASILKAN TALI YANG BERISI PESAN YANG TIDAK MEMPUNYAI KETERKAITAN PADA SUATU BUNYI DARI BERBAGAI KATA.
4. TAHAP MENULIS NAMA (LETTER-NAME WRITING OR
PHONETIC WRITING)
ANAK MULAI MENYUSUN HUBUNGAN ANTARA TULISAN DAN BUNYI. MEREKA MULAI MENGHADIRKAN BERBAGAI KATA DENGAN SUATU BENTUK GRAFIK YANG BSECARA REFLEK MENUNJUKKAN TENTANG APA YANG DIDENGAR.
ANAK MULAI MENYUSUN HUBUNGAN ANTARA TULISAN DAN BUNYI. MEREKA MULAI MENGHADIRKAN BERBAGAI KATA DENGAN SUATU BENTUK GRAFIK YANG BSECARA REFLEK MENUNJUKKAN TENTANG APA YANG DIDENGAR.
CONTOH; ANAK MENGUNKAPKAN KATA AKU DENGAN “U” ATAU KATA KAMU
DENGAN “MU” DSB.
Tahapan Perkembangan Membaca Sesuai tingkatan
sekolah Dasar
§ Tahu bagaimana sebuah buku
karya (misalnya, baca dari kiri ke kanan dan atas ke bawah)
§ Memahami bahwa kata-kata
yang diucapkan terdiri dari suara
§ Mengidentifikasi kata-kata
yang sajak (misalnya, kucing dan topi)
§ Bandingkan dan mencocokkan
kata-kata berdasarkan suara mereka
§ Memahami bahwa surat
mewakili suara bicara orang lain dan mencocokkan suara untuk bahasa
tulis
§ Mengidentifikasi huruf
besar dan huruf kecil-
§ Kenali beberapa kata
dengan melihat
§ “Baca” a beberapa buku
bergambar dari memori
§ Meniru membaca dengan
berbicara tentang gambar dalam buku
Kelas Satu
§ Membuat kata-kata berima
§ Identifikasi semua suara
dalam kata-kata singkat
§ Mengartikulasikan suara
yang terpisah untuk membentuk kata-kata
§ Mencocokkan kata
yang diucapkan dengan huruf cetak
§ Tahu bagaimana sebuah buku
karya (misalnya, baca dari kiri ke kanan dan atas ke bawah)
§ Mengidentifikasi huruf,
kata, dan kalimat
§ Menyurakan kata-kata
ketika membaca
§ Memiliki kosakata melihat
100 kata-kata umum
§ Membaca materi buku di
depan kelas dengan lancar
§ Memahami apa yang dibaca
Kelas Dua
§ Sepenuhnya menguasai
phonics / suara kesadaran
§ Berbicara berkaitan dengan
suku kata, kata, dan frase dengan bentuk tertulis
§ Mengenali banyak kata
karena melihat
§ Menggunakan petunjuk makna
ketika membaca (misalnya, gambar, judul / judul, informasi dalam cerita)
§ Membaca dan mengoreksi
diri bila diperlukan
§ Mencari informasi untuk
menjawab pertanyaan
§ Menjelaskan elemen kunci
dari sebuah cerita (misalnya, ide utama, karakter utama, plot)
§ Menggunakan pengalaman
sendiri untuk memprediksi dan membenarkan apa yang akan terjadi di
kelas-tingkat cerita
§ Membaca, parafrase /
menceritakan kembali cerita secara berurutan
§ Membaca tingkat level
cerita, puisi, atau teks yang dramatis secara pelan atau keras dengan kefasihan
§ Membaca spontan
§ Mengidentifikasi dan
menggunakan pola ejaan dalam kata-kata saat reading
Kelas Tiga dan empat
§ Menunjukkan penguasaan
penuh phonics dasar
§ Mengunakan keterampilan
analisis kata ketika membaca
§ Menggunakan petunjuk dari
konten bahasa dan struktur untuk membantu memahami apa yang dibaca
§ Memprediksi dan
membenarkan apa yang akan terjadi selanjutnya dalam cerita dan membandingkan
dan kontras cerita
§ Menanyakan dan menjawab
pertanyaan mengenai bahan bacaan
§ Menggunakan informasi yang
diperoleh untuk belajar tentang topik baru
§ Membaca grade level buku
lancar (fiksi dan nonfiksi)
§ Membaca kembali dan
memperbaiki kesalahan bila diperlukan
Pembangunan Keempat kelas
Pembangunan Keempat kelas
§ Membaca untuk tujuan
tertentu
§ Membaca buku buku sesuai
tingkatan kelas dengan lancar
§ Menggunakan informasi yang
dipelajari sebelumnya untuk memahami materi baru
§ Mengkuti petunjuk tertulis
§ Dapat membuat catatan
singkat
§ Dapat menghubungkan
Informasi belajar untuk mata pelajaran yang berbeda
§ Mempelajari arti dari
kata-kata baru melalui pengetahuan tentang asal-usul kata, sinonim, dan
beberapa arti
§ Menggunakan bahan
referensi (misalnya, kamus)
§ Menjelaskan tujuan penulis
dan gaya penulisan
§ Membaca dan memahami
berbagai jenis sastra, termasuk fiksi, nonfiksi, fiksi sejarah, dan puisi
§ Membandingkan dan kontras
di daerah konten
§ Membuatlah kesimpulan dari
teks
§ Memahami isi Paraphrase
termasuk gagasan utama dan rincian
Kelas Lima
§ Membaca buku sesuai
tingkatan kelas dengan lancar
§ Pelajari arti dari
kata-kata asing melalui pengetahuan tentang akar kata, prefiks, dan sufiks
§ Memprioritaskan informasi
sesuai dengan tujuan membaca
§ Baca berbagai buku
berbentuk sastra
§ Menjelaskan pengembangan
karakter dan plot
§ Menjelaskan karakteristik
puisi
§ Mengnalisa penulis bahasa
dan gaya
§ Menggunakan bahan referensi
untuk mendukung pendapat
Itu tadi pembahasan saya mengenai
perkembangan membaca, menulis dan
membaca. Semoga bisa membantu memberikan referensi pada orang tua dan guru-guru
dalam membantu perkembangan anak secara keseluruhan.