Jumat, 16 Agustus 2013

Tahapan Perkembangan Normal Membaca, Menulis dan Berhitung



       Hai semua.. kali ini saya akan membahas mengenai perkembangan berhitung, menulis dan membaca pada anak. Sebagai mana kia ketahui bahwa pendidikan di indonesia menuntut seorang anak dengan usia tertentu wajib untuk pandai membaca dan menulis.Tidak hanya pihak sekolah yang memaksa anak pandai membaca dan menulis, orang tuapun ada yang memaksa anaknya untuk dapat menulis dan membaca pada usia tertentu. Padahal apabila para guru dan orang tua mengetahui bahwa seorang anak mempunyai tingkat perkembangan pada hal menulis dan membaca. Anak usia di bawah lima tahun (balita) sebaiknya tak buru-buru diajarkan baca tulis dan hitung (calistung). Jika dipaksa calistung si anak akan terkena 'Mental Hectic'. Penyakit itu akan merasuki anak tersebut di saat kelas 2 atau 3 Sekolah Dasar (SD). Oleh karena itu jangan bangga bagi Anda atau siapa saja yang memiliki anak usia dua atau tiga tahun sudah bisa membaca dan menulis. Oleh karena itu, akan lebih baik apabila orang tua dapat menjadi konsumen cerdas, terutama dengan memilih sekolah PAUD yang tidak mengajarkan calistung.
     Saat ini banyak orang tua yang terjebak saat memilih sekolah PAUD. Orangtua menganggap sekolah PAUD yang biayanya mahal, fasilitas mewah, dan mengajarkan calistung merupakan sekolah yang baik. Padahal tidak begitu, apalagi orang tua memilih sekolah PAUD yang bisa mengajarkan calistung.Sekolah PAUD yang bagus justru sekolah yang memberikan kesempatan pada anak untuk bermain, tanpa membebaninya dengan beban akademik, termasuk calistung. Memberikan pelajaran calistung pada anak, dapat menghambat pertumbuhan kecerdasan mental dan pada akhirnya anak akan memjadi pemberontak selama proses pembelajarannya.
       Membaca, menulis, dan berhitung dahulu baru mulai diajarkan pada tahun pertama sekolah dasar. Saat itu usia masuk SD yang berlaku secara luas adalah 6,5-7 tahun. Tetapi sekarang, banyak SD yang mensyaratkan anak sudah bisa membaca, menulis, dan berhitung untuk dapat diterima di sekolah tersebut. Usia memulai pendidikan dasar juga telah bergeser; anak yang belum genap berusia 6 tahun sudah dapat diterima di beberapa SD tertentu. Fenomena ini tidak jarang menimbulkan kepanikan orangtua, ditambah lagi dengan menjamurnya kursus-kursus baca-tulis-hitung yang ditujukan untuk anak usia prasekolah. Benarkah anggapan bahwa “lebih cepat lebih baik”? Kapan sebenarnya anak siap untuk belajar hal-hal di atas?
Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita perlu mengenal tahapan normal perkembangan membaca dan menulis pada anak. Pada tiap tahapan, ada beberapa aktivitas yang dapat kita lakukan bersama anak untuk menunjang perkembangan baca-tulisnya.
Membaca dan menulis
Usia 2-4 tahun
Anak usia prasekolah masih sibuk mengembangkan kemampuan bicara dan bahasanya. Perkembangan bahasa terkait erat dengan perkembangan kemampuan membaca di kemudian hari. Pada usia ini, membacalah kepada anak Anda sesering mungkin untuk menumbuhkan minat bacanya dan memperluas kosakatanya.
Pada usia ini anak dapat mulai mempelajari keterampilan motorik halus dasar yang diperlukan untuk belajar menulis nantinya (pre-writing skills). Keterampilan-keterampilan tersebut misalnya belajar menarik garis, menggambar lingkaran, dan menghubungkan titik-titik. Mewarnai juga menunjang perkembangan keterampilan ini. Gunakan alat tulis dengan pegangan gemuk agar lebih mudah dipegang oleh anak.
Usia 4-5 tahun: Pre-reading skills
Usia taman kanak-kanak adalah usia yang baik untuk memperkenalkan anak pada dasar-dasar baca-tulis (pre-reading skills): pengenalan huruf dan angka, mendengarkan sajak berima, mencocokkan kata-kata dengan bunyi awal atau akhir yang sama (“buku” dan “bulan,” “tarik” dan “naik”). Bila anak sudah dapat mengeja suku kata (“b-a, ba”), tidak lama kemudian ia akan dapat membaca kata-kata sederhana (ibu, sapi, babi). Pada usia ini baik juga untuk memperkenalkan anak pada bagian-bagian buku: sampul depan, judul, pengarang, sampul belakang.
Anak mungkin mulai tertarik untuk menulis beberapa huruf dan angka. Ia makin nyaman menggunakan alat tulis. Untuk menunjang keterampilan ini, anak dapat diberikan permainan mencari jalan atau menghubungkan titik-titik untuk membentuk huruf dan angka.

Usia 6-7 tahun: Belajar membaca dan menulis
Pada tahun pertama SD, makin banyak kata yang dibaca oleh anak. Anak mulai dapat mengenali kata tanpa harus mengeja terlebih dahulu dan mengerti makna sebagian besar kata dan kalimat yang dibacanya. Pada pertengahan tahun pertama, ia dapat membaca sendiri buku-buku sederhana. Pada usia ini, sediakan untuk anak bacaan yang bervariasi, dapat berupa buku atau majalah. Manfaatkan perpustakaan sekolah semaksimal mungkin.
Pada usia ini anak sudah mahir memegang pensil atau pena. Pada akhir masa ini, anak sudah mahir menulis, dengan tulisan yang dapat dibaca.

Usia 7-8 tahun: Belajar membaca tingkat lanjut
Makin banyak kata dan kalimat yang telah dibaca oleh anak usia ini. Dengan membaca, anak memperluas kosakata dan pengetahuannya tentang dunia di sekitarnya. Anak dapat membaca keras-keras dengan ekspresi dan sudah memiliki preferensi buku atau cerita yang disenanginya. Bila membaca cerita, anak sudah dapat mengidentifikasi tokoh, setting, dan peristiwa-peristiwa di dalamnya. Pada akhir masa ini, biasanya anak sudah dapat membaca sendiri dengan lancar.

Usia 8 tahun ke atas
Setelah usia 8 tahun, anak sudah mahir mempergunakan keterampilan membacanya untuk belajar baik di dalam maupun di luar sekolah. Pada usia remaja, anak sudah mengerti sepenuhnya apa yang dibacanya. Jenis bacaannya pun bervariasi, mulai dari fiksi hingga nonfiksi.
Apabila anak menemui kesulitan serius dalam membaca atau menulis pada usia sekolah dasar, mungkin anak memiliki gangguan belajar.

Berhitung dan matematika
Untuk belajar berhitung dan matematika, anak harus sudah memiliki kosakata yang luas serta pemahaman beberapa konsep dasar, misalnya banyak-sedikit, besar-kecil, pengetahuan tentang bentuk dan pola. Berikut tahapan perkembangan ketrampilan berhitung dan matematika pada anak.
Usia prasekolah (2-3 tahun)
Pada usia ini, anak mulai mengenal angka satu digit (1 sampai 9). Beberapa anak sudah mulai dapat menulis angka, bergantung pada kemampuan motorik halusnya. Anak juga sudah dapat menghitung benda, terutama jika jumlah benda tidak lebih dari lima.
Anak usia prasekolah dapat diajarkan untuk mengenali dan meneruskan pola atau deret sederhana.
Contoh: jeruk – pisang – jeruk – pisang
Setelah beberapa lama, anak dapat mengenali dan meneruskan deret yang lebih kompleks.
Contoh: apel – jeruk – pisang – apel – jeruk – pisang
jeruk – jeruk – pisang – jeruk – jeruk – pisang
Selain itu, anak usia prasekolah juga dapat mulai belajar mengelompokkan benda menjadi dua atau tiga kelompok menurut warna, bentuk, ukuran, atau sifat lain yang dapat dikenalinya. Contohnya, anak dapat diajak mengelompokkan balok menjadi dua kelompok, merah dan biru.
Usia taman kanak-kanak (4-5 tahun)
Pada usia ini, anak sudah dapat mengenali angka 1 hingga 20. Anak juga sudah memahami konsep jumlah yang ditunjukkan oleh masing-masing angka dan dapat menghitung benda dengan benar apabila jumlah benda 20 atau kurang. Beberapa anak sudah mulai dapat menghitung loncat (1, 3, 5, 7 atau 10, 20, 30, 40).
Anak usia taman kanak-kanak dapat mengenali dan meneruskan deret yang makin kompleks (misal: merah – merah – biru – kuning – merah – merah  – biru – kuning). Mereka juga sudah bisa membuat deret sendiri dan meneruskannya.
Selain itu, anak juga dapat mengelompokkan benda menjadi tiga kelompok atau lebih berdasarkan lebih dari satu sifat, contohnya: balok merah besar, balok merah kecil, balok biru besar, balok biru kecil.
Usia sekolah dasar (6-10 tahun)
Pada tahun pertama sekolah dasar, anak dapat belajar penjumlahan dan pengurangan dengan satu digit. Pada tahun kedua, anak mulai dapat melakukan penjumlahan dan pengurangan dengan dua digit atau lebih. Tahun ketiga dan keempat adalah saatnya anak mulai mempelajari perkalian dan pembagian.Pada usia selanjutnya (11 tahun ke atas) barulah anak dapat mengerti sepenuhnya mengenai pecahan, desimal, persentase, dan geometri.
Apabila anak menemui kesulitan serius dalam berhitung pada usia sekolah dasar, mungkin anak memiliki gangguan belajar.

      Tahapan Perkembangan Normal Kemampuan Membaca Pada Anak menurut  Temple, Nathan, Burns; Cly: Ferreiro dan Teberosky dalam Brewer (1992)
§  Scribble stage. Tahap ini ditandai dengan mulainya anak menggunakan alat tulis untuk membuat coretan. Sebelum ia belajar untuk membuat bentuk, huruf yang dapat dikenali.
§  Linear repetitive stage. Pada tahap ini, anak menemukan bahwa tulisan biasanya berarah horisontal, dan huruf-huruf tersusun berupa barisan pada halaman kertas. Anak juga telah mengetahui bahwa kata yang panjang akan ditulis dalam barisan huruf yang lebih panjang dibandingkan dengan kata yang pendek.
§  Random letter stage. Pada tahap ini, anak belajar mengenai bentuk coretan yang dapat diterima sebagai huruf dan dapat menuliskan huruf-huruf tersebut dalam urutan acak dengan maksud menulis kata tertentu.
§  Letter name writing, phonetic writing. Pada tahap ini, anak mulai memahami hubungan antara huruf dengan bunyi tertentu. Anak dapat menuliskan satu atau beberapa huruf untuk melambangkan suatu kata, seperti menuliskan huruf depan namanya saja, atau menulis “bu” dengan sebagai lambang dari “buku”.
§  Transitional spelling. Pada tahap ini, anak mulai memahami cara menulis secara konvensional, yaitu menggunakan ejaan yang berlaku umum. Anak dapat menuliskan kata yang memiliki ejaan dan bunyi sama dengan benar, seperti kata “buku”, namun masih sering salah menuliskan kata yang ejaannya mengikuti cara konvensional dan tidak hanya ditentukan oleh bunyi yang terdengar, seperti hari “sabtu” tidak ditulis “saptu”, padahal kedua tulisan tersebut berbunyi sama jika dibaca.
§  Conventional spelling Pada tahap ini, anak telah menguasai cara menulis secara konvensional, yaitu menggunakan bentuk huruf dan ejaan yang berlaku umum untuk mengekspresikan berbagai ide abstrak. Pada anak usia sekolah, perkembangan menulis telah berada pada tahap terakhir, yaitu “conventional spelling”. Selain telah dapat menulis dengan huruf dan ejaan yang benar, anak pada usia kelas dua SD telah memerhatikan aspek penampilan visual mereka.

PERKEMBANGAN MEMBACA DAN MENULIS ANAK
A. TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN MEMBACA
     SECARA KHUSUS PERKEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PADA ANAK BERLANGSUNG DALAM BEBERAPA TAHAP, Sbb:
1.      TAHAP FANTASI ( MAGICAL STAGE )
PADA TAHAP INI ANAK MULAI BELAJAR MENGGUNAKAN BUKU, MULAI BERPIKIR BAHWA BUKU ITU PENTING. MELIHAT, MEMBOLAK-BALIK BUKU DAN KADANG-KADANG MEMBAWA BUKU YANG DISUKAI.
• SIKAP ORANG TUA/GURU HENDAKNYA DAPAT MEMBERI / MENUNJUKKAN MODEL/CONTOH PERLUNYA MEMBACA, MEMBACAKAN SESUATU PADA ANAK, DAN MEMBICARAKAN ISI BUKU*

2. TAHAP PEMBENTUKAN KONSEP DIRI ( SELF CONCEP STAGE)
ANAK MEMANDANG DIRINYA SEBAGAI PEMBACA DAN MULAI MELIBATKAN DIRI DALAM KEGIATAN MEMBACA, PURA-PURA MEMBACA BUKU, MEMBERI MAKNA PADA GAMBAR ATAU BUKU MESKIPUN TIDAK COCOK DENGAN TULISANNYA.
• SIKAP ORANG TUA/GURU MEMBERIKAN RANGSANGAN DENGASN JALAN MEMBACAKAN SESUATU PADA ANAK, MEMBERI AKSES PADA BUKU-BUKU YANG DIKETAHUI ANAK DAN SENANTIASA MELIBATKAN ANAK DALAM MEMCAKAN BERBAGAI BUKU*.

3. TAHAP MEMBACA GAMBAR ( BRIDGING READING STAGE )
TAHAP DIMANA ANAK MENJADI SADAR BAHWA PADA CETAKAN YANG TAMPAK SERTA DAPAT MENEMUKAN KATA YANG SUDAH DIKENAL, DAPAT MENGUNGKAPKAN KATA-KATA YANG MEMILIKI MAKNA DENGAN DIRINYA, DAPAT MENGULANG KEMBALI CERITA YANG TERTULIS DAN ANAK SUDAH MENGENAL ABJAD.
• SIKAP ORANG TUA/GURU MEMBACAKAN SESUATU PADA ANAK , MENGHADIRKAN BEBERAPA KOSA KATA PADA LAGU DAN PUISI SERTA MEMBERIKAN KESEMPATAN MENULIS SESERING MUNGKIN*.
4. TAHAP PENGENALAN BACAAN ( TAKE- OF READER STAGE )
ANAK MULAI MENGGUNAKAN TIGA SISTEM ISYARAT (GRAPHONIC, SEMANTIC DAN SYNTACTIC ) SECARA BERSAMA-SAMA. ANAK MULAI TERTARIK PADA BACAAN, MULAI MENGINGAT KEMBALI CETAKAN PADA KONTEKSNYA, BERUSAHA MENGENAL TANDA-TANDA PADA LINGKUNGAN SERTA MEMBACA BERBAGAI TANDA SEPERTIA : KOTAK SUSU, PASTA GIGI, ATAU PAPAN IKLAN YANG LAIN.
• SIKAP ORANG TUA/GURU MASIH HARUS MEMBACAKAN SESUATU PADA ANAK SEHINGGA DAPAT MENDORONG UNTUK MEMBACA SESUATU PADA BERBAGAI SITUASI. (ORANG TUA/ GURU JANGAN MEMAKSA ANAK MEMBACA HURUF SECARA SEMPURNA)*. 

5. TAHAP MEMBACA LANCAR ( INDEPENDEN READER STAGE )
PADA TAHAP INI ANAK MEMBACA BERBAGAI JENIS BUKU YANG BERBEDA SECARA BEBAS. MENYUSUN PENGERTIAN DARI TANDA, PENGALAMAN DAN ISYARAT YANG DIKENALNYA, DAPAT MEMBUAT PERKIRAAN BAHAN-BAHAN BACAAN.
• PADA TAHAP INI SIKAP ORANG TUA/ GURU MASIH TETAP MEMBACAKAN BERBAGAI JENIS BUKU PADA ANAK. HAL INI AKAN MENDORONG ANAK UNTUK MEMPERBAIKI BACAANNYA, MEMBANTU MENYELEKSI BAHAN-BAHAN BACAAN YANG SESUAI SERTA MENGAJARKAN CERITA YANG BERSTRUKTUR.

B. TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN MENULIS
BEBERAPA TAHAP PERKEMBANGAN MENULIS PADA ANAK DAPAT DIGAMBARKAN SEBAGAI BERIKUT:
1.      TAHAP MENCORET ATAU MEMBUAT GORESAN ( SCRIBEL STAGE )
ANAK MULAI MEMBUAT TANDA-TANDA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT-ALAT TULIS. MEREKA SEDANG MULAI BELAJAR TENTANG BAHASA TERTULIS DAN BAGAIMANA MENGERJAKAN TULISAN TERSEBUT.
• SIKAP ORANG TUA/ GURU SEHARUSNYA MEMBERIKAN ANAK-ANAK ALAT-ALAT TULIS BESERTA MEDIANYA.
2.      TAHAP PENGULANGAN SECARA LINIER ( LINIER REPETITIVE STAGE )
ANAK MENELUSURI BENTUK TULISAN YANG HORIZONTAL. ANAK BERFIKIR BAHWA SUATU KATA MERUJUK PADA SESUATU YANG BESAR MEMPUNYAI TALI YANG PANJANG DARI PADA KATA YANG MERUJUK PADA SESUATU HAL YANG YANG KECIL.
3.      TAHAP MENULIS RANDOM ( RANDOM LETTER STAGE )
ANAK BELAJAR TENTANG BERBAGAI BENTUK YANG DAPAT DITERIMA SEBAGAI SUATU TULISAN DAN MENGGUNAKAN ITU SEMUA AGAR DAPAT MENGULANG BERBAGAI KATA DAN KALIMAT. ANAK MENGHASILKAN TALI YANG BERISI PESAN YANG TIDAK MEMPUNYAI KETERKAITAN PADA SUATU BUNYI DARI BERBAGAI KATA.
4.      TAHAP MENULIS NAMA (LETTER-NAME WRITING OR PHONETIC WRITING)
ANAK MULAI MENYUSUN HUBUNGAN ANTARA TULISAN DAN BUNYI. MEREKA MULAI MENGHADIRKAN BERBAGAI KATA DENGAN SUATU BENTUK GRAFIK YANG BSECARA REFLEK MENUNJUKKAN TENTANG APA YANG DIDENGAR.
CONTOH; ANAK MENGUNKAPKAN KATA AKU DENGAN “U” ATAU KATA KAMU DENGAN “MU” DSB.

Tahapan Perkembangan Membaca Sesuai tingkatan sekolah Dasar
§  Tahu bagaimana sebuah buku karya (misalnya, baca dari kiri ke kanan dan atas ke bawah)
§  Memahami bahwa kata-kata yang diucapkan terdiri dari suara
§  Mengidentifikasi kata-kata yang sajak (misalnya, kucing dan topi)
§  Bandingkan dan mencocokkan kata-kata berdasarkan suara mereka
§  Memahami bahwa surat mewakili suara bicara orang lain dan mencocokkan suara untuk bahasa tulis
§  Mengidentifikasi huruf besar dan huruf kecil-
§  Kenali beberapa kata dengan melihat
§  “Baca” a beberapa buku bergambar dari memori
§  Meniru membaca dengan berbicara tentang gambar dalam buku

Kelas Satu
§  Membuat kata-kata berima
§  Identifikasi semua suara dalam kata-kata singkat
§  Mengartikulasikan suara yang terpisah untuk membentuk kata-kata
§   Mencocokkan kata yang diucapkan dengan huruf cetak
§  Tahu bagaimana sebuah buku karya (misalnya, baca dari kiri ke kanan dan atas ke bawah)
§  Mengidentifikasi huruf, kata, dan kalimat
§  Menyurakan kata-kata ketika membaca
§  Memiliki kosakata melihat 100 kata-kata umum
§  Membaca materi buku di depan kelas dengan lancar
§  Memahami apa yang dibaca

Kelas Dua
§  Sepenuhnya menguasai phonics / suara kesadaran
§  Berbicara berkaitan dengan suku kata, kata, dan frase dengan bentuk tertulis
§  Mengenali banyak kata karena melihat
§  Menggunakan petunjuk makna ketika membaca (misalnya, gambar, judul / judul, informasi dalam cerita)
§  Membaca dan mengoreksi diri bila diperlukan
§  Mencari informasi untuk menjawab pertanyaan
§  Menjelaskan elemen kunci dari sebuah cerita (misalnya, ide utama, karakter utama, plot)
§  Menggunakan pengalaman sendiri untuk memprediksi dan membenarkan apa yang akan terjadi di kelas-tingkat cerita
§  Membaca, parafrase / menceritakan kembali cerita secara berurutan
§  Membaca tingkat level cerita, puisi, atau teks yang dramatis secara pelan atau keras dengan kefasihan
§  Membaca spontan
§  Mengidentifikasi dan menggunakan pola ejaan dalam kata-kata saat reading

Kelas Tiga dan empat
§  Menunjukkan penguasaan penuh phonics dasar
§  Mengunakan keterampilan analisis kata ketika membaca
§  Menggunakan petunjuk dari konten bahasa dan struktur untuk membantu memahami apa yang dibaca
§  Memprediksi dan membenarkan apa yang akan terjadi selanjutnya dalam cerita dan membandingkan dan kontras cerita
§  Menanyakan dan menjawab pertanyaan mengenai bahan bacaan
§  Menggunakan informasi yang diperoleh untuk belajar tentang topik baru
§  Membaca grade level buku lancar (fiksi dan nonfiksi)
§  Membaca kembali dan memperbaiki kesalahan bila diperlukan
Pembangunan Keempat kelas
§  Membaca untuk tujuan tertentu
§  Membaca buku buku sesuai tingkatan kelas dengan lancar
§  Menggunakan informasi yang dipelajari sebelumnya untuk memahami materi baru
§  Mengkuti petunjuk tertulis
§  Dapat membuat catatan singkat
§  Dapat menghubungkan Informasi belajar untuk mata pelajaran yang berbeda
§  Mempelajari arti dari kata-kata baru melalui pengetahuan tentang asal-usul kata, sinonim, dan beberapa arti
§  Menggunakan bahan referensi (misalnya, kamus)
§  Menjelaskan tujuan penulis dan gaya penulisan
§  Membaca dan memahami berbagai jenis sastra, termasuk fiksi, nonfiksi, fiksi sejarah, dan puisi
§  Membandingkan dan kontras di daerah konten
§  Membuatlah kesimpulan dari teks
§  Memahami isi Paraphrase termasuk gagasan utama dan rincian

Kelas Lima
§  Membaca buku sesuai tingkatan kelas dengan lancar
§  Pelajari arti dari kata-kata asing melalui pengetahuan tentang akar kata, prefiks, dan sufiks
§  Memprioritaskan informasi sesuai dengan tujuan membaca
§  Baca berbagai buku berbentuk sastra
§  Menjelaskan pengembangan karakter dan plot
§  Menjelaskan karakteristik puisi
§  Mengnalisa penulis bahasa dan gaya
§  Menggunakan bahan referensi untuk mendukung pendapat

Itu tadi pembahasan saya mengenai perkembangan  membaca, menulis dan membaca. Semoga bisa membantu memberikan referensi pada orang tua dan guru-guru dalam membantu perkembangan anak secara keseluruhan.