Sabtu, 21 Juni 2014

TAKUT VS CEMAS VS PANIK


       Hai semua.. dalam artikel ini saya membahas mengenai gangguan kecemasan, ketakutan dan panik. Tidak jarang kita merasa takut, cemas, atau panik.Takut ketika melihat anjing. Cemas bila tidak bisa menyelesaikan jenjang s2 tepat waktu.Panik ketika lupa meletakkan blackberry-nya.Dari ketiga contoh diatas menunjukkan bahwa perasaan-perasaan tersebut pernah kita alami. Ketiganya merupakan pengalaman wajar dari sebuah pertumbuhan.Adanya perasaan takut, cemas, atau panik menunjukkan bahwa individu tersebut sedang berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.Penanganan terhadap rasa tersebut menjadi penting karena kegagalan dalam mengatasi perasaan tersebut akan membawa individu pada label “kelainan”. Ada tiga pertimbangan yang perlu diperhatikan untuk menentukan bahwa individu sudah dapat dilabelkan “penderita kelainan”, yaitu intensity, maladaptiveness, persistence.(Kerig & Wenar, 2006)

Takut, cemas, dan panik adalah perasaan yang hampir tidak pernah absen dari kehidupan kita, manusia.Setiap kita, pernah merasakan ketiga sensasi rasa tersebut. Namun, tidak serta merta kita akan dikategorikan sebagai “penderita/ kelainan”.Untuk itu perlu diketahui terlebih dahulu takut, cemas, dan panik dalam taraf normal.
Dalam merespon sebuah rasa takut, cemas atau panik tersebutlah istilah flight/ fightresponse. Fight berarti menghadapi sumber bahaya sedangkan flight berarti mengelak.Keduanya bertujuan untuk menghindari masalah.
Pernahkan kita memikirkan hal-hal yang membuat kita cemas? Situasi apa saja yang memicu perasaan cemas/ takut tersebut? Apa sajakah yang kita alami ketika rasa cemas/ takut/ panik melanda?
Setiap kita punya alasan masing-masing untuk merasa takut, cemas, atau panik.Dalam buku dipaparkan alasan umum yang biasanya menjadi pemicu rasa takut, cemas, atau panik.Rasa takut kita bisa berkembang dari ketakutan yang berhubungan dengan khayalan atau ketakutan akan realitas.Biasanya cemas adalah bentuk kegagalan dalam mengatasi rasa takut tersebut ( (Kerig & Wenar, 2006) hlm 216 dan (Mash & Wolfe, 2010) hlm 195)). Sedangkan untuk mengetahui gejala rasa takut, cemas, atau panik yang dialami perlu mengamati tiga sistem respon, yaitu: sistem fisik, sistem kognitif, dan sistem perilaku.

Table 1 Sebab Kecemasan dan Ketakutan
(Kerig & Wenar, 2006)
Age Range
Kecemasan dan Ketakutan
0-12 bulan
Suara keras, bayangan benda, taka da dukungan
12-24 bulan
Perpisahan, orang asing
24-36 bulan
Perpisahan, hewan, anjing
3-6 tahun
Perpisahan, orang asing, hewan, kegelapan, hasil imaginasi
6-10 tahun
Kegelapan, kecelakaan, berada sendirian, hewan, Guntur
10-12 tahun
Kecelakaan, kegagalan sekolah, cemoohan, Guntur
12-18 tahun
Kegagalan social, penolakan kelompok teman, perang, bencana alam, masa depan

Gejala fisik menghasilkan reaksi kimia dan fisik yang membuat tubuh bereaksi baik fight atau flight respon. Akibat dari reaksi dalam tubuh, individu akan merasa lelah.Adanya gejala kognitif memunculkan pengertian sendiri terhadap perasaan yang muncul, kegelisahan, kesulitan konsentrasi, dan panik.Lalu, gejala perilaku yang mengikuti reapon fight atau flight adalah agresi and keinginan untuk menghindari situasi yang mengancam, tetapi lingkungan social tidak mengijinkan.Sering menghindari situasi yang mengancam merupakan kecenderungan kuat untuk menjadi “penderita” kecemasan.(Mash & Wolfe, 2010)
Table 2 Jenis Gejala Kecemasan
(Mash & Wolfe, 2010)
Fisik

Meningkatnya detak jantung
Kelelahan
Meningkatnya pernapasan
Mual
Kerusakan sistem pencernaan (perut)



Rasa pusing
Penglihatan berkurang
Mulut menjadi kering
Otot tegang
Jantung berdebar


Muka memerah
Muntah
Kekakuan
Berkeringat


Kognitif

Berpikir mengenai rasa takut dan rasa sakit
Berpikir gambaran monster atau binatang buas
Mengkritisi diri sendiri



Berpikir mengenai ketidakmampuan dan ketidaksesuaian
Sulit berkonsentrasi
Pelupa
Berpikir akan munculnya sesuatu yang bodoh



Berpikir akan kecelakaan
Membayangkan sesuatu yang buruk kepada orang yang dikasihi
Berpikir akan menjadi gila
Perilaku

Penolakan
Menangis atau berteriak
Menggigit jari
Suara bergetar
Gagap



Bibir bergetar
Menelan ludah
Kelumpuhan
Tersentak
Menghisap jempol



Penolakan kontak mata
Kedekatan fisik
Mengatupkan mulut
Gelisah

Akhirnya perbedaan dari ketiga rasa tersebut adalah sebagai berikut: Takut merupakan tanda bahwa ada bahaya yang segera akan dihadapi.Takut menunjuk pada keadaan emosional sekarang untuk bahaya yang sedang dihadapi. Sedangkan cemas adalah emosi masa mendatang dengan melibatkan rasa ketakutan dan ketidakmampuan mengontrol bahaya yang mungkin akan mengancam. Dengan kata lain cemas biasanya dirasakan ketika tidak ada bahaya yang saat itu muncul. Sedangkan panik adalah munculnya gelaja fisik dari respon fight/ flightrespon yang tidak diikuti oleh bahaya yang jelas mengancam.(Mash & Wolfe, 2010)

TAKUT-CEMAS MENJADI GANGUAN KECEMASAN
Untuk mendiagnosis bahwa individu mengalami gangguan kecemasan perlu diperhatikan gejala yang muncul. Gejala yang akan ditunjukkan meliputi tiga sistem respon diatas (fisik, kognitif, dan perilaku). Seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya bahwa indikasi perilaku cemas menjadi gangguan juga perlu  dengan mempertimbangkan seringnya perilaku muncul (intense) dan menetapnya perilaku (persistent).
Gangguan kecemasan, secara umum, menjadi konsumsi terbanyak pada masa anak dan dewasa.Terdapat pula perbedaan jenis kelamin pada penderita gangguan kecemasan, ditemukan bahwa 6 perempuan memiliki kemungkinan dua kali lipat merasakan gangguan kecemasan daripada laki-laki.Anak perempuan cenderung lebih besar diduga gangguan kecemasan sejak masa anak, dan memasuki masa remaja, dan pada masa dewasa awal, dibandingkan anak laki-laki.
Ganguan kecemasan tidak mungkin muncul tunggal.Bisa diikuti ADHD atau gangguan perilaku.Tetapi biasanya gangguan kecemasan diikuti oleh jenis gangguan kecemasan lainnya.Depresi juga menjadi salah satu “teman” yang muncul pada gangguan ini.
Depresi dan gangguan kecemasan memiliki persamaan pada perasaan negative.Lalu perbedaan mendasar dari persamaan yang ada adalah anak yang depresi bermasalah dengan hilangnya minat dan rendahnya motivasi disertai dengan pandangan negative mengenai dirinya. Sedangkan anak yang mengalami gangguan kecemasan akan lebih khawatir mengenai masa depan, keberadaan dirinya, dan reaksi orang mengenai dirinya.(Kerig & Wenar, 2006)

DAFTAR PUSTAKA
Kerig, P. K., & Wenar, C. (2006). DEVELOPMENTAL PSYCHOPATHOLOGY. From Infancy through Adolescence. New York: McGraw-Hill.
Mash, E. J., & Wolfe, D. A. (2010). Abnormal Child Psychology. Canada: Wadsworth.

Sekian dan Terima kasih