Hai semua.. tahukan anda bahwa remaja
tampaknya semakin rentan terhadap depresi. Mengapa mereka rapuh? Bagaimana
mereka dapat dibantu?. Menurut buku yang saya baca, depresi
memiliki dampak yang menghancurkan terhadap para remaja. Bahkan, para pakar
yakin bahwa depresi memainkan peranan yang signifikan dalam kasus-kasus remaja
yang mengalami kelainan perilaku makan, penyakit psikosomatik, masalah di
sekolah, dan penyalahgunaan zat-zat.
Yang lebih tragis lagi bahwa depresi telah dihubungkan dengan kasus
bunuh diri di kalangan remaja. Penelitian
memperlihatkan bahwa kira-kira 8 persen populasi remaja di Amerika Serikat
menderita suatu bentuk depresi dan bahwa tiap tahun sekitar 4 persen menderita
depresi serius. Namun, statistik ini tidak menyingkapkan seluruh perinciannya,
karena depresi sering kali salah didiagnosis atau sama sekali disepelekan.
"Bahkan, tulis psikolog masalah remaja David G. Fassler, setelah meninjau riset yang diadakan terhadap
Anak-anak dan remaja, saya yakin bahwa lebih
dari seperempat remaja yang akan mengalami episode depresi yang serius sewaktu
menginjak usia kedelapan belas."
Remaja adalah masa transisi perkembangan
fisik dan mental yang terjadi antara masa anak-anak dan masa dewasa. Jika
dibahas melalui teori Erikson, masalah yang paling dekat dengan para remaja
adalah dorongan untuk unjuk diri, pencarian indentitas dan menghadapi
kebingungan peran.
Satu sisi, mereka punya dorongan untuk
menunjukkan siapa dirinya, tetapi di sisi lain, mereka belum memiliki kemampuan
untuk membuktikan siapa dirinya. Mereka ingin dipandang, tetapi orang tua belum
memiliki alasan untuk memandangnya. Mereka ingin dibebaskan, tetapi orang tua
masih meragukan konsistensinya. Inilah yang kerap memicu bentrokan dalam
keluarga. Bentrokan ini yang memicu stress yang dialami remaja. Jikalau
persoalan ini berlarut-larut dan tidak ada jalan keluar yang tepat, tidak
tertutup kemungkinan remaja itu bisa mengalami depresi.
Dr. Daniel Goleman menyatakan, "Tiap-tiap generasi
yang lahir di seluas dunia sejak awal abad ke-20 memiliki resiko lebih tinggi
mengalami depresi berat dibandingkan orang tua mereka—bukan sekedar kesedihan,
melainkan juga ketidak berdayaan yang bersifat melumpuhkan, kemurungan, perasan
mengasihani diri sendiri, dan keputusaasan yang tidak tertanggulangi—selama
kehidupan mereka. Dan, episode itu dimulai pada usia yang semakin muda."
Ada orang yang sulit untuk mengerti bahwa remaja dapat benar-benar depresi. Banyak yang beranggapan bahwa remaja itu masih kecil. Demikian mungkin penalaran orang dewasa. Hidup mereka tanpa beban, dan mereka tentunya tidak memiliki kekhawatiran yang dirasakan orang dewasa. Atau, apakah malah sebaliknya?. Faktanya adalah bahwa remaja menghadapi tekanan yang jauh lebih hebat daripada yang disadari banyak orang dewasa.
Kaum remaja dewasa ini menghadapi tantangan dimana mereka bertumbuh dalam suatu dunia yang boleh dibilang berbeda dengan dunia orang tua mereka sewaktu masih remaja," tulis Dr. Kathleen McCoy dalam bukunya Understanding Your Teenager's Depression. Setelah menyoroti perubahan penting yang terjadi pada dekade-dekade belakangan ini, Dr. McCoy menyimpulkan, "Remaja zaman sekarang merasa kurang aman, kurang percaya diri, dan kurang optimis dibandingkan generasi kita sebelumnya." Mengingat kian merebaknya depresi di kalangan remaja.
Ada orang yang sulit untuk mengerti bahwa remaja dapat benar-benar depresi. Banyak yang beranggapan bahwa remaja itu masih kecil. Demikian mungkin penalaran orang dewasa. Hidup mereka tanpa beban, dan mereka tentunya tidak memiliki kekhawatiran yang dirasakan orang dewasa. Atau, apakah malah sebaliknya?. Faktanya adalah bahwa remaja menghadapi tekanan yang jauh lebih hebat daripada yang disadari banyak orang dewasa.
Kaum remaja dewasa ini menghadapi tantangan dimana mereka bertumbuh dalam suatu dunia yang boleh dibilang berbeda dengan dunia orang tua mereka sewaktu masih remaja," tulis Dr. Kathleen McCoy dalam bukunya Understanding Your Teenager's Depression. Setelah menyoroti perubahan penting yang terjadi pada dekade-dekade belakangan ini, Dr. McCoy menyimpulkan, "Remaja zaman sekarang merasa kurang aman, kurang percaya diri, dan kurang optimis dibandingkan generasi kita sebelumnya." Mengingat kian merebaknya depresi di kalangan remaja.
Apa yang sebenarnya penyebab dari depresi remaja?. Sewaktu kita
mengamati pertumbuhan anak, perhatikan setiap perubahan yang terjadi. Mengapa?
Karena gejala yang timbul bisa saja bukan karena depresi, melainkan perubahan
hati yang sementara. Lalu, bagaimana kita mengetahui gejala depresi pada
remaja?. Remaja yang mengalami depresi sangat mudah cemas, cepat tersinggung,
lekas marah, mudah lelah dan takut terhadap sesuatu.
Bagaimana cara kita menolong remaja yang mengalami depresi?. Berikan
dukungan dan semangat pada remaja. Memang kata-kata yang menghibur akan sangat
menyejukkan bagi hati. Namun hendaknya kita berhati-hati sewaktu memilih kata,
hindari ungkapan larangan. Sebaiknya perlihatkan sikap seperasaan dengan
mendengarkan perasaannya, perlahan-lahan bantu dia menemukan hal-hal bernilai
yang ada pada dirinya. Berikan perhatian yang tulus dan penuhi kebutuhannya,
seperti olahraga, pola makan, pengobatan dan kasih sayang.
Demikian ulasan saya mengenai depresi remaja. Semoga bermanfaat.