Hai semua.. kali ini saya ingin membahas
mengenai gangguan kesulitan belajar. Saya pernah mengikuti seminar yang
dibawakan oleh seorang psikolog ternama di indonesia. Beliau memaparkan
mengenai adanya kaitan antara gerakan dengan kesulitan belajar. Skema dibawah
ini menjabarkan mengenai gerakan dan kesulitan belajar.
SKEMA BELAJAR
Pada dasarnya gerakan itu adalah suatu
stimulasi. yaitu menstimulasi otak
sehingga gerak dan persepsi harus dilihat sebagai suatu kesatuan proses yang perlu dialami anak
untuk perkembangan kecerdasan. Dalam perkembangannya anak perlu melatih koordinasi
dan keseimbangan tubuhnya.
Koordinasi
merupakan bagian dari respon
adaptasi, organisir dan rencana otak. Semua hal tersebut saling berhubungan dan
mampu mengkoordinasikan antara posisi tubuh, gerakan yang seimbang dan analisis
gerakan. Semua hal ini akan melakukan kerjasama antara gerakan bagian tubuh
satu dengan yang lain secara spontan. Saat umur bertambah maka urutan gerak
secara dinamis dan akan ada kerja sama antara gerakan dan mata. Visual persepsi
aktif menghasilkan kerjasama yang lebih halus dan detil, kemudian akan muncul
keterampilan pada tangan maupun kaki dan pada akhirnya akan ada hasil produksi
dari kegiatan.
Dalam keseimbangan juga merupakan bagian
dari respon adaptasi, organisir dan rencana otak. Semua hal tersebut akan
terjadi perubahan tubuh dari satu posisi ke posisi lain. Hal ini akan terjadi
pengalaman badan dalam mempertahankan tubuh. Kemudian kekuatan otot badan
bagian kaki kiri dan kanan berada pada nilai sama (batas normal). Hal ini akan terjadi keseimbangan. Dimana
tubuh dapat diam digaris tengah dan kestabilan tubuh dan posisi pandang mata
menjadi lebih fokus stabil. kemudian mata dan telinga aktif melihat benda
pasif, melihat benda aktif, melihat mata lawan pandang dan konsep pertahanan
diri. Pada akhirnya konsep kognisi terjadi dan terjalin konsentrasi.
Penjabaran diatas merupakan proses
terjadinya pembelajaran. Tidak semua anak dapat melalui proses pembelajarannya
dengan baik, namun ada juga yang mengalami kesulitan dalam belajar. Kesulitan belajar itu sendiri merupakan gangguan pada kelompok heterogen yang
benar-benar mengalami kesulitan dalam memahami dan menggunakan kemampuan
pendengaran, bicara, membaca, menulis, berfikir atau matematika. Kesulitan
belajar itu juga dapat terjadi bersamaan dengan hambatan atau kelainan
tersebut. Adapun kemungkinan yang paling tinggi sebagai penyebab terjadinya
kesulitan belajar adalah hambatan perkembangan otak (system syaraf pusat).
Jika
diamati dengan seksama pada anak-anak usia prasekolah dan yang sekolah yang
sedang melakukan kegiatan sehari-hari , bermain atau belajar, maka Nampak
beberapa dari mereka mengalami hambatan minimal pada gerak (motorik),
penginderaan (sensorik) atau persepsi, sehingga prestasi belajarnya cenderung
rendah dalam pembelajaran.
Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Para ahli seperti Cooney, Davis & Henderson (1975) telah
mengidentifikasikan beberapa faktor penyebab kesulitan tersebut, di antaranya:
1. FAKTOR FISIOLOGIS
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa ini berkait
dengan kurang berfungsinya otak, susunan syaraf ataupun bagian-bagian tubuh
lain. Para guru harus menyadari bahwa hal yang paling berperan pada waktu
belajar adalah kesiapan otak dan sistem syaraf dalam menerima, memeroses,
menyimpan, ataupun memunculkan kembali informasi yang sudah disimpan. Kalau ada
bagian yang tidak beres pada bagian tertentu dari otak seorang siswa, maka
dengan sendirinya siswa akan mengalami kesulitan belajar. Bayangkan kalau
sistem syaraf atau otak anak kita karena sesuatu dan lain hal kurang berfungsi
secara sempurna. Akibatnya ia akan mengalami hambatan ketika belajar.
2. FAKTOR SOSIAL
Merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah jika orang tua dan
masyarakat sekeliling sedikit banyak akan berpengaruh terhadap kegiatan belajar
dan kecerdasan siswa, sebagaimana ada yang menyatakan bahwa sekolah adalah
cerminan masyarakat dan anak adalah gambaran orang tuanya. Oleh karena itu ada
beberapa faktor penyebab kesulitan belajar yang berkait dengan sikap dan keadaan
keluarga serta masyarakat sekeliling yang kurang mendukung siswa tersebut untuk
belajar sepenuh hati. Sebagai contoh, orang tua yang sering menyatakan bahwa
Bahasa Inggris adalah bahasa setan (karena sulit) akan dapat menurunkan kemauan
anaknya unutuk belajar bahasa pergaulan internasional itu. Kalau ia tidak
menguasai bahan tersebut ia akan mengatakan “Ah Bapak saya tidak bisa juga.”
Untuk itu, setiap guru tidak seharusnya menyatakan sulitnya mata pelajaran
tertentu di depan siswanya. Tetangga yang mengatakan sekolah tidak penting
karena banyak sarjana menganggur, masyarakat yang selalu minum minuman keras
dan melawan hukum, orang tua yang selalu marah, nonton TV setiap saat, tidak
terbuka ataupun kurang menyayangi anaknya dengan sepenuh hati, merupakan contoh
dari beberapa faktor sosial yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa.
Lingkungan di sekitar siswa harus dapat membantu mereka untuk belajar
semaksimal mungkin selama mereka belajar di sekolah. Dengan cara seperti ini,
lingkungan dan sekolah akan membantu para siswa, harapan bangsa ini untuk
berkembang dan bertumbuh menjadi lebih cerdas. Siswa dengan kemampuan cukup
seharusnya dapat dikembangkan menjadi siswa berkemampuan baik, yang
berkemampuan kurang dapat dikembangkan menjadi berkemampuan cukup. Sekali lagi,
orang tua, guru, dan masyarakat, secara sengaja atau tidak sengaja, dapat
menyebabkan kesulitan bagi siswa. Karenanya, peran orang tua dan guru dalam
membentengi para siswa dari pengaruh negatif masyarakat sekitar, di samping
perannya dalam memotivasi para siswa untuk tetap belajar menjadi sangat
menentukan.
3.
FAKTOR KEJIWAAN
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa ini berkait
dengan kurang mendukungnya perasaan hati (emosi) siswa unutuk belajar secara
sungguh-sungguh. Sebagai contoh, ada siswa yang tidak suka mata pelajaran
tertentu karena ia selalu gagal mempelajari mata pelajaran itu. Jika hal ini
terjadi, siswa tersebut akan mengalami kesulitan belajar yang sangat berat. Hal
ini merupakan contoh dari faktor emosi yang menyebabkan kesulitan belajar.
Contoh lain adalah siswa yang rendah diri, siswa yang ditinggalkan orang yang
paling disayangi dan menjadikannya sedih berkepanjangan akan mempengaruhi
proses belajar dan dapat menjadi faktor penyebab kesulitan belajarnya.
4. FAKTOR INTELEKTUAL
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa ini berkait
dengan kurang sempurna atau kurang normalnya tingkat kecerdasan siswa. Para
guru harus meyakini bahwa setiap siswa mempunyai tingkat kecerdasan berbeda.
Ada siswa yang sangat sulit menghafal sesuatu, ada yang sangat lamban menguasai
materi tertentu, ada yang tidak memiliki pengetahuan prasyarat dan juga ada
yang sangat sulit membayangkan dan bernalar. Hal-hal yang disebutkan tadi dapat
menjadi faktor penyebab kesulitan belajar pada diri siswa tersebut.
5.
FAKTOR KEPENDIDIKAN
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa ini berkait
dengan belum mantapnya lembaga pendidikan secara umum. Guru yang selalu
meremehkan siswa, guru yang tidak bisa memotivasi siswa untuk belajar lebih
giat, guru yang membiarkan siswanya melakukan hal-hal yang salah, guru yang
tidak pernah memeriksa pekerjaan siswa, sekolah yang membiarkan para siswa
bolos tanpa ada sanksi tertentu, adalah contoh dari faktor-faktor penyebab
kesulitan dan pada akhirnya akan menyebabkan ketidak berhasilan siswa tersebut.
Dalam
proses belajar, ada hal yang disebut sebagai transformasi. Transformasi ini
merupakan alat-alat sensoris yang mengubah energi fisik menjadi energi syaraf.
Stimulasi fisik saling berhubungan dengan peristiwa syaraf dan peristiwa syaraf
menghasilkan encoding. Encoding terbagi menjadi dua yaitu Neural code dan
Cognitive code. Neural code yaitu aktivitas fisik dalam sistem syaraf
sedemikian rupa akan menyimpan sejumlah ciri-ciri dari aktivitas yang sudah
dimiliki dari stimulus aslinya. Sedangkan Cognitive code yaitu akan terjadi
transformasi dari stimulus yang diterima, dirubah oleh energi fisik sesuai
dengan potensi yang dimiliki, yang kemudian merubah kesadaran manusia.
Salah satu berkembangannya kemampuan
gerakan anak dapat diketahui dari body image. Body image anak terlihat dari rabaan
tangan anak pada tubuhnya sndiri dan badan ibunya serta rasa pada gerakan saat
bermain. Dari body image kemudian dilanjutkan input informasi tentang tubuh
pada otak dan anak akan melakukan imajinasi badan sederhana dalam otak. Dalam hal
ini tubuh akan merespon dan beradaptasi, organisir dan melakukan rencana dalam
otak. Saat umur bertambah, badan akan
merasakan jarak dengan tubuh dan tubuh dengan benda. Selanjutnya merasakan
posisi tubuh dan merasakan gerakan dari tubuh. Disinilah akan terjadi proses
pembelajaran gerak yang membantu anak dalam belajar.Saat belajar akan terjadi
perbedaan posisi dan pola gerak tubuh. Kemudian tubuh akan memperkaya kemampuan
menganalisa dan kognisi. Pada akhirnya akan menganalisa masalah yang terjadi.
Secara keseluruhan, kesulitan belajar dapat disimpulkan sebagai suatu
istilah umum yang berkenaan dengan gangguan pada kelompok heterogen yang
benar-benar mengalami kesulitan dalam memahami dan menggunakan kemampuan
pendengaran, bicara, membaca, menulis, berfikir atau matematika. Beberapa dari anak
mengalami hambatan minimal pada gerak (motorik), penginderaan (sensorik) atau
persepsi. Adapula hambatan-hambatan dalam belajar lainnya yaitu faktor endogen
yang meliputi biologis dan psikologis. Juga Faktor exogen, meliputi
faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, dan faktor lingkungan
masyarakat. Cooney, Davis & Henderson (1975) telah mengidentifikasikan
beberapa faktor penyebab kesulitan tersebut, di antaranya; faktor fisiologis,
faktor sosial, dan faktor pendidikan.
Oleh karena itu tugas atau peran orang
tua, calon orang tua, dan pendidik lainnya, mesti mengetahui atau memahami
secara mendalam faktor-faktor yang berpengarug atau mengahambat kegiatan
belajar anak, sehingga dikemudian hari dapat membina anak, siswa, ataupun
mahasiswanya secara individual dan efektif.
Demikian pembahasan dari saya,
semoga bermanfaat..
Daftar Pustaka
Hidayat, dkk. 2006. Bimbingan Anak Berkebutuhan
Khusus. Bandung: UPI
Press.
Shadiq, Fadjar. Faktor-faktor Penyebab Kesulitan
Belajar. Microsoft
Word – AA LitanSiswa_WartaGuru_.doc. 05 Sepetember 2007.
Sukardi, Dewi Ketutu.1983. Bimbingan dan Penyuluhan Belajar
di Sekolah. Surabaya:
Usaha Nasional.