Sabtu, 23 April 2016

GERAKAN DAN KAITANNYA DENGAN GANGGUAN BELAJAR




       Hai semua.. kali ini saya ingin membahas mengenai gangguan kesulitan belajar. Saya pernah mengikuti seminar yang dibawakan oleh seorang psikolog ternama di indonesia. Beliau memaparkan mengenai adanya kaitan antara gerakan dengan kesulitan belajar. Skema dibawah ini menjabarkan mengenai gerakan dan kesulitan belajar.

SKEMA BELAJAR



       Pada dasarnya gerakan itu adalah suatu stimulasi. yaitu menstimulasi otak sehingga gerak dan persepsi harus dilihat sebagai  suatu kesatuan proses yang perlu dialami anak untuk perkembangan kecerdasan. Dalam perkembangannya anak perlu melatih koordinasi dan keseimbangan tubuhnya.
       Koordinasi merupakan bagian dari respon adaptasi, organisir dan rencana otak. Semua hal tersebut saling berhubungan dan mampu mengkoordinasikan antara posisi tubuh, gerakan yang seimbang dan analisis gerakan. Semua hal ini akan melakukan kerjasama antara gerakan bagian tubuh satu dengan yang lain secara spontan. Saat umur bertambah maka urutan gerak secara dinamis dan akan ada kerja sama antara gerakan dan mata. Visual persepsi aktif menghasilkan kerjasama yang lebih halus dan detil, kemudian akan muncul keterampilan pada tangan maupun kaki dan pada akhirnya akan ada hasil produksi dari kegiatan.
       Dalam keseimbangan juga merupakan bagian dari respon adaptasi, organisir dan rencana otak. Semua hal tersebut akan terjadi perubahan tubuh dari satu posisi ke posisi lain. Hal ini akan terjadi pengalaman badan dalam mempertahankan tubuh. Kemudian kekuatan otot badan bagian kaki kiri dan kanan berada pada nilai sama (batas normal).  Hal ini akan terjadi keseimbangan. Dimana tubuh dapat diam digaris tengah dan kestabilan tubuh dan posisi pandang mata menjadi lebih fokus stabil. kemudian mata dan telinga aktif melihat benda pasif, melihat benda aktif, melihat mata lawan pandang dan konsep pertahanan diri. Pada akhirnya konsep kognisi terjadi dan terjalin konsentrasi.
         Penjabaran diatas merupakan proses terjadinya pembelajaran. Tidak semua anak dapat melalui proses pembelajarannya dengan baik, namun ada juga yang mengalami kesulitan dalam belajar.  Kesulitan belajar itu sendiri merupakan gangguan pada kelompok heterogen yang benar-benar mengalami kesulitan dalam memahami dan menggunakan kemampuan pendengaran, bicara, membaca, menulis, berfikir atau matematika. Kesulitan belajar itu juga dapat terjadi bersamaan dengan hambatan atau kelainan tersebut. Adapun kemungkinan yang paling tinggi sebagai penyebab terjadinya kesulitan belajar adalah hambatan perkembangan otak (system syaraf pusat).
       Jika diamati dengan seksama pada anak-anak usia prasekolah dan yang sekolah yang sedang melakukan kegiatan sehari-hari , bermain atau belajar, maka Nampak beberapa dari mereka mengalami hambatan minimal pada gerak (motorik), penginderaan (sensorik) atau persepsi, sehingga prestasi belajarnya cenderung rendah dalam pembelajaran.

Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Para ahli seperti Cooney, Davis & Henderson (1975) telah mengidentifikasikan beberapa faktor penyebab kesulitan tersebut, di antaranya:

1. FAKTOR FISIOLOGIS
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa ini berkait dengan kurang berfungsinya otak, susunan syaraf ataupun bagian-bagian tubuh lain. Para guru harus menyadari bahwa hal yang paling berperan pada waktu belajar adalah kesiapan otak dan sistem syaraf dalam menerima, memeroses, menyimpan, ataupun memunculkan kembali informasi yang sudah disimpan. Kalau ada bagian yang tidak beres pada bagian tertentu dari otak seorang siswa, maka dengan sendirinya siswa akan mengalami kesulitan belajar. Bayangkan kalau sistem syaraf atau otak anak kita karena sesuatu dan lain hal kurang berfungsi secara sempurna. Akibatnya ia akan mengalami hambatan ketika belajar.

2. FAKTOR SOSIAL
Merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah jika orang tua dan masyarakat sekeliling sedikit banyak akan berpengaruh terhadap kegiatan belajar dan kecerdasan siswa, sebagaimana ada yang menyatakan bahwa sekolah adalah cerminan masyarakat dan anak adalah gambaran orang tuanya. Oleh karena itu ada beberapa faktor penyebab kesulitan belajar yang berkait dengan sikap dan keadaan keluarga serta masyarakat sekeliling yang kurang mendukung siswa tersebut untuk belajar sepenuh hati. Sebagai contoh, orang tua yang sering menyatakan bahwa Bahasa Inggris adalah bahasa setan (karena sulit) akan dapat menurunkan kemauan anaknya unutuk belajar bahasa pergaulan internasional itu. Kalau ia tidak menguasai bahan tersebut ia akan mengatakan “Ah Bapak saya tidak bisa juga.” Untuk itu, setiap guru tidak seharusnya menyatakan sulitnya mata pelajaran tertentu di depan siswanya. Tetangga yang mengatakan sekolah tidak penting karena banyak sarjana menganggur, masyarakat yang selalu minum minuman keras dan melawan hukum, orang tua yang selalu marah, nonton TV setiap saat, tidak terbuka ataupun kurang menyayangi anaknya dengan sepenuh hati, merupakan contoh dari beberapa faktor sosial yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa.
Lingkungan di sekitar siswa harus dapat membantu mereka untuk belajar semaksimal mungkin selama mereka belajar di sekolah. Dengan cara seperti ini, lingkungan dan sekolah akan membantu para siswa, harapan bangsa ini untuk berkembang dan bertumbuh menjadi lebih cerdas. Siswa dengan kemampuan cukup seharusnya dapat dikembangkan menjadi siswa berkemampuan baik, yang berkemampuan kurang dapat dikembangkan menjadi berkemampuan cukup. Sekali lagi, orang tua, guru, dan masyarakat, secara sengaja atau tidak sengaja, dapat menyebabkan kesulitan bagi siswa. Karenanya, peran orang tua dan guru dalam membentengi para siswa dari pengaruh negatif masyarakat sekitar, di samping perannya dalam memotivasi para siswa untuk tetap belajar menjadi sangat menentukan.

3.      FAKTOR KEJIWAAN
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa ini berkait dengan kurang mendukungnya perasaan hati (emosi) siswa unutuk belajar secara sungguh-sungguh. Sebagai contoh, ada siswa yang tidak suka mata pelajaran tertentu karena ia selalu gagal mempelajari mata pelajaran itu. Jika hal ini terjadi, siswa tersebut akan mengalami kesulitan belajar yang sangat berat. Hal ini merupakan contoh dari faktor emosi yang menyebabkan kesulitan belajar. Contoh lain adalah siswa yang rendah diri, siswa yang ditinggalkan orang yang paling disayangi dan menjadikannya sedih berkepanjangan akan mempengaruhi proses belajar dan dapat menjadi faktor penyebab kesulitan belajarnya.

4.      FAKTOR INTELEKTUAL
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa ini berkait dengan kurang sempurna atau kurang normalnya tingkat kecerdasan siswa. Para guru harus meyakini bahwa setiap siswa mempunyai tingkat kecerdasan berbeda. Ada siswa yang sangat sulit menghafal sesuatu, ada yang sangat lamban menguasai materi tertentu, ada yang tidak memiliki pengetahuan prasyarat dan juga ada yang sangat sulit membayangkan dan bernalar. Hal-hal yang disebutkan tadi dapat menjadi faktor penyebab kesulitan belajar pada diri siswa tersebut.

5.      FAKTOR KEPENDIDIKAN
Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa ini berkait dengan belum mantapnya lembaga pendidikan secara umum. Guru yang selalu meremehkan siswa, guru yang tidak bisa memotivasi siswa untuk belajar lebih giat, guru yang membiarkan siswanya melakukan hal-hal yang salah, guru yang tidak pernah memeriksa pekerjaan siswa, sekolah yang membiarkan para siswa bolos tanpa ada sanksi tertentu, adalah contoh dari faktor-faktor penyebab kesulitan dan pada akhirnya akan menyebabkan ketidak berhasilan siswa tersebut.

        Dalam proses belajar, ada hal yang disebut sebagai transformasi. Transformasi ini merupakan alat-alat sensoris yang mengubah energi fisik menjadi energi syaraf. Stimulasi fisik saling berhubungan dengan peristiwa syaraf dan peristiwa syaraf menghasilkan encoding. Encoding terbagi menjadi dua yaitu Neural code dan Cognitive code. Neural code yaitu aktivitas fisik dalam sistem syaraf sedemikian rupa akan menyimpan sejumlah ciri-ciri dari aktivitas yang sudah dimiliki dari stimulus aslinya. Sedangkan Cognitive code yaitu akan terjadi transformasi dari stimulus yang diterima, dirubah oleh energi fisik sesuai dengan potensi yang dimiliki, yang kemudian merubah kesadaran manusia.
       Salah satu berkembangannya kemampuan gerakan anak dapat diketahui dari body image. Body image anak terlihat dari rabaan tangan anak pada tubuhnya sndiri dan badan ibunya serta rasa pada gerakan saat bermain. Dari body image kemudian dilanjutkan input informasi tentang tubuh pada otak dan anak akan melakukan imajinasi badan sederhana dalam otak. Dalam hal ini tubuh akan merespon dan beradaptasi, organisir dan melakukan rencana dalam otak. Saat umur bertambah,  badan akan merasakan jarak dengan tubuh dan tubuh dengan benda. Selanjutnya merasakan posisi tubuh dan merasakan gerakan dari tubuh. Disinilah akan terjadi proses pembelajaran gerak yang membantu anak dalam belajar.Saat belajar akan terjadi perbedaan posisi dan pola gerak tubuh. Kemudian tubuh akan memperkaya kemampuan menganalisa dan kognisi. Pada akhirnya akan menganalisa masalah yang terjadi.
       Secara keseluruhan, kesulitan belajar dapat disimpulkan sebagai suatu istilah umum yang berkenaan dengan gangguan pada kelompok heterogen yang benar-benar mengalami kesulitan dalam memahami dan menggunakan kemampuan pendengaran, bicara, membaca, menulis, berfikir atau matematika. Beberapa dari anak mengalami hambatan minimal pada gerak (motorik), penginderaan (sensorik) atau persepsi. Adapula hambatan-hambatan dalam belajar lainnya yaitu faktor endogen yang meliputi biologis dan psikologis. Juga  Faktor exogen, meliputi faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, dan faktor lingkungan masyarakat. Cooney, Davis & Henderson (1975) telah mengidentifikasikan beberapa faktor penyebab kesulitan tersebut, di antaranya; faktor fisiologis, faktor sosial, dan faktor pendidikan.
Oleh karena itu tugas atau peran orang tua, calon orang tua, dan pendidik lainnya, mesti mengetahui atau memahami secara mendalam faktor-faktor yang berpengarug atau mengahambat kegiatan belajar anak, sehingga dikemudian hari dapat membina anak, siswa, ataupun mahasiswanya secara individual dan efektif.
 Demikian pembahasan dari saya, semoga bermanfaat..


Daftar Pustaka

Hidayat, dkk. 2006. Bimbingan Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: UPI Press.
Shadiq, Fadjar. Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar. Microsoft Word – AA LitanSiswa_WartaGuru_.doc. 05 Sepetember 2007.
Sukardi, Dewi Ketutu.1983. Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah. Surabaya: Usaha Nasional.