Rabu, 29 Juni 2016

PERAN ORANG-TUA TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK DENGAN GANGGUAN SPEKTRUM AUTISME

       Hallo semua.. kali ini saya ingin membahas mengenai peran orang tua terhadap perkembangan anak dengan gangguan sprektrum autis. Hal yang pertama harus diperhatikan adalah bagaimana kita mendeteksi gangguan autis. Peran orang tua, lingkungan dan guru sangatlah penting dalam mendeteksi awal dari gangguan autisme.



       Gejala utama spektrum autis adalah komunikasi, sosialisasi dan perilaku. Autis itu sendiri dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1.Autisme masa Kanak ( F. 84.0 )
2.Autisme Tidak Khas ( F. 84.1 )
3.Sindrom Rett  ( F. 84.2 )
4.Gangguan Desintegratif Masa Kanak Lainnya ( F. 84.3 )
5.Gangguan Aktivitas Berlebih yang berhubungan dengan Retardasi Mental dan Gerakan Stereotipik ( F. 84.4 )
6.Sindrom Asperger ( F. 84.5 )
7.Gangguan Perkembangan Pervasif Lainnya ( F. 84.8 )
8.Gangguan Perkembangan Pervasif YTT ( F. 84.9 )

       Autis merupakan gangguan perkembangan yang sangat kompleks, sebelum usia 3 tahun dan prognosisnya kurang baik bila tidak ditangani secara dini dan komprehensif. Selain itu, autis belum didapatkan suatu marker biologik. Diagnosis didasarkan atas perilaku yang tampak. Kombinasi gejala sangat bervariasi dikarenakan adanya berbagai macam gangguan biologis yang mendasarinya, sehingga ada pendapat bahwa Autisme lebih tepat dianggap sebagai suatu sindrom (kumpulan gejala).
       Pada autisme digambarkan bahwa gangguan proses perkembangan yang muncul sebelum usia 3 tahun dan semakin lama semakin tertinggal dibanding anak seusianya.
DULU :                   - tanpa harapan,
                                  - kondisi yang menetap,
                                  - tak bisa membaik.
SEKARANG :
                                  - bisa ditingkatkan kemampuannya,
                                  - “sembuh”, bila bisa masuk jalur reguler.
                                  - gejala sisa hampir tidak nampak

PERAN SECARA UMUM
*      Orang-tua :
    - Sebagai “terapis utama” untuk anaknya.
      - Mengenal anaknya dengan benar/appropriatekarena tiap anak mempunyai profil yang unik       dan spesifik. Jadi ada individual differences.
      - Selalu mengikuti perkembangan pengetahuan tentang Gangguan Spektrum Autisme

*      Guru :
   - Memberi kesempatan anak untuk berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.
Untuk itu, orang-tua dan guru harus memahami dan mengikuti perkembangan pengetahuan mengenai autisme.


PRIORITAS JENIS TERAPI
*      TERAPI  PERILAKU – EDUKASI.
*      TERAPI BIOMEDIS.
*      Terapi tambahan lain :
     -  Terapi sensori integrasi (termasuk auditori integrasi),
     -  Terapi wicara,
     -  Terapi okupasi,
     -  Terapi musik/seni/pet,
     -  Lain-lain, yang banyak sekali macamnya.

Reaksi Orang-tua saat pertama kali anak mendapat diagnosis
Gangguan Spektrum Autisme :
  1. Denial (menyangkal), tidak percaya, shock.
  2. Bargaining (tawar-menawar),
  3. Acceptance (menerima).

Tahap Denial – Bargaining :
*      Bingung, merasa tak berdaya,
*      Marah, merasa diperlakukan tidak adil (oleh Tuhan),
*      Rasa bersalah (terhadap diri sendiri),
*      Sedih, putus asa, depresi,
*      “belanja” dokter dan pengobatan.
WAKTU sangat penting untuk segera memutuskan langkah yang terbaik.

PERILAKU Yang dikeluhkan ortu biasanya :
*      Anak tak melakukan hal yang ortu ingin anak tersebut lakukan.
*      Anak melakukan sesuatu yang tidak ortu inginkan.

TENTUKAN GRADASI PRIORITAS
*      Mengganggu (sedikit atau sangat),
*      Menimbulkan masalah (ringan atau besar),
*      Menghambat kehidupan sehari-hari,
*      Menghambat proses belajar,
*      Menyebabkan celaka (dirinya atau orang lain).

CONTOH TEKNIK TERAPI PERILAKU
ð        Ignoring.
ð        Modelling.
ð        Reward & Punishment.
ð        Point or Token System.
ð        Time – out.
Yang Khusus : ABA dan lain2, sejalan dengan yang diberikan di tempat terapi

KOMUNIKASI:
*      Ortu : kapan anak saya bisa BICARA ?
Komunikasi : pertukaran informasi, perasaan, kehendak yang melibatkan dua orang atau lebih, dan dipahami oleh si penerima. Jadi tidak hanya dengan BICARA/ bahasa yang difahami orang lain.
*      Wicara/bahasa,
*      Isyarat,
*      Suara : menangis, teriak, dll.
*      Gerak-gerik (bahasa tubuh),
*      Alat bantu (gambar/foto, tulisan, benda, dll.),
*      Perilaku (menggigit, menendang, melempar, memukul, menyakiti diri, tantrum, dll.).


INTERAKSI:
*      Adalah dasar komunikasi timbal balik,
*      Terdiri atas aksi dan reaksi.
*      Reaksi (misal : menjawab pertanyaan, ajakan).
*      Aksi atau memulai interaksi (bertanya, mengajak, komentar spontan).
Biasanya anak autistik lebih mudah berreaksi daripada memulai interaksi.


CONTOH PERLAKUKAN:
*      Konsep A – B – C
A = antecedent ( apa yang terjadi sebelum perilaku tertentu )
B = behaviour ( perilaku yang dilakukan )
C = consequences ( apa yang terjadi setelah perilaku tertentu )
*      Perilaku anak autistik ada “tujuannya”, tapi kita tidak selalu tahu, sehingga dianggap aneh.

APA YANG ORTU LAKUKAN DI RUMAH:
*      Orang-tua adalah :
   - guru yang terbaik untuk anaknya,
   - terapis utama untuk anaknya.
Dengan cara :
-          Pendampingan intensif,
-          Pengamatan, pencatatan, pengarahan,
-          Berikan pengalaman pada anak sebanyak mungkin,
-          Tentukan prioritas, berpikir realistis tapi tetap optimis,

-          Harus konsisten dan sama oleh seluruh keluarga.

Itu sekilas mengenai peran lingkungan dalam memahami gangguan autisme. Semoga bermanfaat..