Minggu, 04 Desember 2016

MENJALIN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF


        Hai para pembaca.. kali ini saya ingin mambahas mengenai  cara berkomunikasi secara efektif, baik secara individual maupun secara klasikal.  Untuk mencapai komunikasi yang efektif,  komunikan sebaiknya memperhatikan cara dalam menyajikan sebuah pesan, baik secara verbal ataupun nonverbal dan bagaimana suara yang paling efektif digunakan dalam berbagai situasi. Komunikasi efektif itu sendiri diartikan sebagai pertukaran informasi, ide, perasaan yang menghasilkan perubahan sikap sehingga terjalin sebuah hubungan baik antara pemberi pesan dan penerima pesan. Pengukuran efektifitas dari suatu proses komunikasi dapat dilihat dari tercapainya tujuan si pengirim pesan.
       Komunikasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu komunikasi verbal dan non verbal. Komunikasi verbal dapat dikatakan efektif apabila berlangsung secara timbal balik, makna pesan dapat disampaikan secara ringkas dan jelas, bahasa yang digunakan mudah untuk dipahami, cara penyampaiannya mudah diterima, disampaikan secra tulus, mempunyai tujuan yang bisa ditangkap jelas, memperhatikan norma yang berlaku dan disertai dengan humor atau cara-cara menyenangkan lainnya. Untuk persentasinya yaitu 7% kata-kata, 38% nada suara dan 55% Bahasa tubuh. Sedangkan untuk komunikasi nonverbal dapat efektif jika penampilan fisik yang menyakinkan lawan bicara, sikap tubuh dan gesture baik, ekspresi wajah yang sesuai dan ada sentuhan serta waktu dan tempat yangs sesuai.
      Dalam berkomunikasi biasanya akan terdapat hambatan atau gangguan yang dapat membuat komunikasi tersebut tidak efektif atau pemahamannya tidak diterima dengan baik oleh pendengar. Karena terganggu maka penerima pesan juga bisa salah dalam memaknai balik pesan yang diterima. Faktor yang berpotensi menjadi penghambat dalam komunikasi yang efektif seperti:
1.      Perbedaan status sosial antara komunikan dan komunikator. misalnya saja karyawan harus tunduk atau patuh terhadap apapun yang dikatakan atasannya, sehingga karyawan tersebut takut menyampaikan aspirasi atau pendapatnya.
2.     problem semantik, menyangkut bahasa yang digunakan komunikator dalam menyampaikan pesan. Kesalahan penyebutan bisa mengakibatkan sebuah kesalah - pahaman dan beda penafsiran.
3.     Distorsi persepsi, disebabkan perbedaan cara pandang yang sempit pada diri sendiri dan perbedaan cara berpikir pada orang lain. Hal ini menimbulkan hambatan perbedaan persepsi dan wawasan satu dengan yang lainnya.
4.     Perbedaan Budaya, dalam suatu organisasi terdapat beberapa suku, ras dan bahasa serta agama yang berbeda sehingga ada beberapa penggunaan kata yang memiliki arti berbeda pada tiap suku.
5.     Gangguan fisik, gangguan lingkungan fisik seperti suara riuh orang-orang, suara petir,hujan dan cahaya yang kurang jelas.
6.     Keterbatasan saluran komunikasi, gangguan yang disebabkan pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi misal sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang tenggelam, atau gambar yang buram.
7.     Tidak ada umpan balik/tanggapan, hambatan dimana pesan yang disampaikan sang pengirim tidak di beri tanggapan. Maka yang selanjutnya terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia dan tidak efektif.

        Komunikasi yang efektif biasanya terjalin dalam lingkungan kerja atau tim, karena kita akan saling menyampaikan pendapat untuk kepentingan bersama. Komunikasi yang baik dapat membangun kekuatan sebuah tim, sedangkan komunikasi yang buruk dapat menghancurkan tim. Kerja tim itu sendiri merupakan kemampuan untuk bekerja sama menuju satu visi yang sama, mengarahkan pencapaian individu ke arah sasaran organisasi

Hukum Komunikasi Efektif itu sendiri adalah:

-          Hukum 1. RESPECT (menghargai)
n  Respect à sikap hormat dan sikap menghargai terhadap lawan bicara kita. Kita harus memiliki sikap (attitude) menghormati dan menghargai lawan bicara kita karena pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting.
n  Jika kita bahkan harus mengkritik seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri dan kebanggaan orang tersebut.
Samuel Johnson mengatakan bahwa :
            ”There will be no RESPECT without TRUST, and there is no trust without INTEGRITY.”

-          Hukum 2. EMPATHY

n  Empati à kemampuan untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain.
n  Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan (message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima pesan (receiver) menerimanya
”Perlakukan orang lain seperti Anda ingin diperlakukan.”
”Seek first to understand then be understood to build the skills of emphatetic listening that inspires openness and trust.” (Stephen Covey)

-          Hukum 3. AUDIBLE (dapat didengar)

n  Makna dari Audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik.
n  Kunci utama untuk dapat menerapkan hukum ini dalam mengirimkan pesan adalah:
 à        Buat pesan Anda mudah untuk dimengerti
à        Fokus pada informasi yang penting
à         Gunakan ilustrasi untuk membantu memperjelas isi dari pesan           tersebut
à         Taruhlah perhatian pada fasilitas yang ada dan lingkungan di sekitar Anda
à         Antisipasi kemungkinan masalah yang akan muncul
à         Selalu menyiapkan rencana atau pesan cadangan (backup)


-          Hukum 4. CLARITY (kejelasan)


n  Clarity =>  Kejelasan Pesan.
Pesan yang ingin disampaikan harus jelas sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan.
n  Clarity juga sangat tergantung pada kualitas suara kita dan bahasa yang kita gunakan.
Penggunaan bahasa yang tidak dimengerti, akan membuat isi dari pesan kita tidak dapat mencapai tujuannya. Seringkali orang menganggap remeh pentingnya Clarity, sehingga tidak menaruh perhatian pada suara (voice) dan kata-kata yang dipilih untuk digunakan. Beberapa cara untuk menyiapkan pesan agar jelas yaitu:
àTentukan goal yang jelas
àLuangkan waktu untuk mengorganisasikan ide kita
àPenuhi tuntutan kebutuhan format bahasa yang kita pakai
àBuat pesan Anda jelas, tepat dan meyakinkan
àPesan yang disampaikan harus fleksibel

-          Hukum 5.HUMBLE (sederhana/ rendah hati)
n  Humble => Sikap rendah hati
Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Kerendahan hati juga bisa berarti tidak sombong dan menganggap diri penting ketika kita berbicara. Justru dengan kerendahan hatilah kita dapat menangkap perhatian dan respons yang positif dari si penerima pesan.


   Secara keseluruhan strategi membangun komunikasi efektif adalah dengan mengetahui mitra bicara, ketahui tujuannya, perhatikan konteksnya, pelajari kultur dan pahami bahasa serta perbaiki konsep diri.

Demikian pembahasan saya mengenai komunikasi efektif. Semoga bermanfaat.