Hai... kali ini aku mau ngebahas mengenai teori yang berhubungan dengan Negative Reinforcement, semoga bermanfaat.
Reinforcement Negatif, yaitu penghilangnya beberapa penguat yang sering dirasakan sebagai hukuman, sesuatu yang selama ini dianggap menjadi beban bagi si pelaku, sehingga terjadi peningkatan dalam perilaku tersebut.[1]
Reinforcement negative merupakan sesuatu
yang apabila ditiadakan dalam suatu situasi akan meningkatkan probabilitas
respon. Maksudnya adalah dengan diberikan penguatan negatif, seseorang bisa
berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yang dilakukannya dan memperbaiki
tingkah lakunya. Seseorang akan
memperbaiki tingkah lakunya agar reinforcement
negatif yang diterima berhenti atau
hilang. Negatif reinforcemen dapat
diterapkan dalam pembelajaran seperti menunda atau tidak memberikan
penghargaan, memberikan tugas tambahan, dan menunjukkan perilaku tidak senang.
Penerapan reinforcement negatif dalam pembelajaran harus tepat dan sesuai
dengan prinsip-prinsip penggunannya.[2]
Reinforcement negative adalah prosedur
yang dilakukan untuk memperbaiki tingkah
laku yang tak diinginkan dalam waktu yang singkat dan dilakukan dengan bijaksana.[3]
Penguatan negatif akan memunculkan sikap dimana perilaku target harus
dihilangkan dan perilaku yang diinginkan menjadi meningkat.[4]
Reinforcement negative yang
diberikan sedapat mungkin ada hubungannya dengan kesalahan yang dilakukan. Hal
ini bertujuan untuk memberikan efek jera dengan tetap menyelipkan nilai-nilai
pendidikan. Reinforcement negatif dapat membantu guru dalam kegiatan belajar
mengajar, karena pada hakikatnya setiap orang akan menghindari apapun bentuk Reinforcement negative. Pada
tingkat yang lebih tinggi, Reinforcement negative akan menyadarkan peserta didik. Artinya, berbuat atau tidak
berbuat bukan karena takut dengan reinforcement negatif, tapi karena kesadaran
yang telah dimiliki oleh peserta didik.[5]
Reward dan Reinforcement negative dapat
menjadi alat pendidikan yang efektif dalam kegiatan belajar mengajar. Kedua
penguatan tersebut juga dapat menjadi hal yang tidak baik bagi peserta didik.
Pemberian reward secara berlebihan dapat membuat siswa materialitstis. Mereka
mau menunjukkan usaha belajar yang baik hanya ketika terdapat reward. Reinforcement negative yang
berlebihan juga dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan siswa seperti memberontak,
tertekan, pesimistis, atau frustasi. Penerapan reward dan Reinforcement negative dengan tepat dalam pembelajaran dapat
menjadi alat untuk meningkatkan motivasi belajar.[6]
Reinforcement negative memiliki
berbagai macam bentuk. Segala hal yang tidak menyenangkan secara potensial dapat
menjadai pengukuhan negatif seperti dicemberuti, dipelototi, disindir, dicemooh
dan diomeli. Bentuk lainnya seperti menunda atau tidak memberi penghargaan,
memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang (menggelang,
mengerutan kening, muka kecewa dan lain-lain).[7]
Prinsip-prinsip
prosedur pengukuhan negatif relatif sama dengan pengukuhan positif.
Prinsip-prinsip tersebut adalah:[8]
a. Menghadirkan
dengan segera pengukuhan negatif
b. Menentukan
perilaku yang akan didukung untuk dihilangkan.
c. Menyeleksi
pengukuhan negatif yang akan dipakai.
d. Menggunakan
pengukuhan negatif.
[1] Prayitno.2012. Jenis Layanan dan
Kegiatan Pendukung Konseling. Padang: Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang.
[2] Bimo Walgito. (2010). Pengantar
Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.
[3] Ahmadi dan Supriyono. 2013.
Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta
[4] Kazdin, A, E. (2013). Behavior
Modification in Applied
Setting (7thedition). Illinois: Waveland Press, Inc.
[5] Dwi
Atmojo, P.,“Pengaruh Pemberian Reward dan Reinforcement Negatif terhadap
Motivasi Belajar Siswa.” Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 27, 5 (2016).
[6] Ibid
[7] Purwanta, Edi. 2012. Modifikasi
Perilaku Alternatif Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
[8] ibid