Hai... kali ini aku mau ngebahas mengenai teori yang berhubungan dengan pengubahan tingkah laku, semoga bermanfaat.
Teori Dasar Pengubahan Tingkah Laku
Respon dan Aspek perubahan perilaku
Manusia merupakan individu
yang mempunyai sikap, kepribadian dan latar belakang sosial ekonomi yang
berbeda, perlu kesungguhan dari beberapa komponen masyarakat untuk ikut adil
dalam mengubah perilaku. [1]
Skiner (1938) merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi
seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Pengertian ini dikenal
dengan teori „S-O‟R” atau “Stimulus-Organisme-Respon”.[2]
Respon dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Respon
respondent atau reflektif
Adalah respon yang dihasilkan oleh
rangsangan-rangsangan tertentu. Biasanya respon yang dihasilkan bersifat
relatif tetap disebut juga eliciting stimuli. Perilaku emosional yang menetap
misalnya orang akan tertawa apabila mendengar kabar gembira atau lucu, sedih
jika mendengar musibah, kehilangan dan gagal serta minum jika terasa haus
b. Operan
Respon
Respon operant atau instrumental
respon yang timbul dan berkembang diikuti oleh stimulus atau rangsangan lain
berupa penguatan. Perangsang perilakunya disebut reinforcing stimuli yang
berfungsi memperkuat respon. Misalnya, petugas kesehatan melakukan tugasnya
dengan baik dikarenakan gaji yang diterima cukup, kerjanya yang baik menjadi
stimulus untuk memperoleh promosi jabatan.
Perubahan perilaku dalam belajar
mencangkup seluruh aspek pribadi individu, yaitu aspek kognif, afektif, dan
psikomotor sebagaimana dikemukan bloom dkk yang dikutip berikut:[3]
a. Indikator
Aspek Kognitif melibatkan otak (berpikir dan mengingat). Hal ini disebut juga
sebagai Cognitif domain, ini dapat
diukur dari knowledge (pengetahuan)
seseorang. Individu tahu terlebih dahulu terhadap stimulus berupa obyek
sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada individu, seperti:
1)
Ingatan atau pengetahuan (knowledge)
yaitu kemapuan mengingat bahan yang telat di pelajari
2).
Pemahaman (comprehesion), yaitu
kemampuan menangkap pengertian, menterjemahkan, dan menafsirkan
3) Penerapan (application), yaitu kemampuan menggunakan bahan yang telah
dipelajari dalam situasi baru dan nyata.
4).
Analisis (analisys), yaitu kemapuan
mengguraikan mengidentifikasi dan mempersatukan bagian yang terpisah,
menghubungkan antarbagian guna membangun suatu keseluruhan.
5).
Sintesis (synthesis), yaitu kemampuan
menyimpulkan mempersatukan bagian yang terpisah guna membangun suatu
keseluruhan dan sebagainya.
6).
Penilaian (evaluation), yaitu
kemampuan mengkaji nilai atau harga sesuatu, seperti pernyataan atau laporan
penelitian yang didasarkan suat
b. Indikator
Aspek Afektif, melibatkan perasaan (Emosi, subyektif). Hal ini disebut juga
sebagai Affective domain, ini dapat diukur dari attitude (sikap) seseorang
timbul respon batin dalam bentuk sikap dari individu terhadap obyek yang
diketahuinya
1).
Penerimaan (receiving), yaitu
keseiaan untuk menghadirkan dirinya untuk penerimaan memperhatikan pada suatu
perangsang.
2).
Penanggapan (responding), yaitu
keturutsertaan, memberi reaksi, menunjukan kesenangan, memberikan tanggapan,
secara sukarela.
3).
Penghargaan (valuing), ketanggapan
terhadap nilai atas suatu rangsangan, tanggung jawab, konsisten, dan komitmen.
4).
Pengorganisasian (organization),
yaitu mengintegrasikan berbagai nilai yang berbeda, memecahkan konflik antar
nilai, dan membangun sitem nilai, serta pengkonseptualisasian suatu nilai.
5).
Pengkaraterisasian (characterization),
yaitu proses afeksi dimana individu memiliki suatu sistem nilai sendiri yang
mengendalikan perilakunya dalam waktu yang lama yang membentuk gaya hidupnya,
hasil belajar ini berkaitan dengan pola umum penyesuaian diri secara personal,
sosial, dan emosional.
c.
Indikator Aspek Psikomotor melibatkan gerak fisik dari hasil pengalaman (memukul, menulis,
lari,dll),hal ini bisa disebut juga sebagai Psychomotor domain, ini dapat
diukur dari psychomotor/ practice
(ketrampilan) seseorang. Obyek yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya
yang akhirnya menimbulkan respon berupa tindakan. Indikator aspek psikomotor
mencakup:
1). Persepsi (perception), yaitu pemakaian alat-alat perasa untuk membimbing
efektifitas gerak.
2)
Kesiapan (set), yaitu kesediaan untuk mengambil tindakan
3)
Repon terbimbing (guide respons) yaiu tahap awal belajar keterampilan lebih kompleks,
meliputi peniruan gerak yang dipertunjukan kemudian mencoba-coba dengan
menggunaka tanggapan jamak dalam menangkap suatu gerakan.
4)
Mekanisme (mechanism), yaitu gerakan penampilan yang melukiskan proses dimana
gerak yang telah dipelajari gerak yang telah dipelajari, kemudian diterima atau
didopsi menjadi kebiasaan sehingga dapat ditampilkan dengan penuh percaya diri
dan mahir.
5)
Respon yang kompleks (complex over respons), yaitu penampilan
gerakan secara mahir dan cermat dalam bentuk gerakan yang rumit, aktivitas
motorik berkadar tinggi.
6)
Penyesuaian (adaptation), yaitu keterampilan yang telah dikembangkan secara
lebih baik sehingga tampak dapat mengolah gerakan dan menyesuaikannya dengan
tuntutan dan dan kondisi yang khusus dalam suasana yang lebih problematis.
7)
Penciptaan (origination), yaitu penciptaan pola gerakan baru yang sesuai dengan
situasi dan masalah tertentu sebagai kreativitas.
Perilaku dipandang sebagai respons terhadap stimulasi atau perangsangan
eksternal dan internal. Dasar dari perubahan tingkah laku diperoleh dari teori
terapi behavioral yaitu bahwa perilaku dapat dipahami sebagai hasil kombinasi: [4]
a. Belajar
waktu lalu dalam hubungannya dengan keadaan yang serupa
b. Keadaan
motivasional sekarang dan efeknya terhadap kepekaan lingkungan
c. Perbedaan-perbedaan
biologik baik secara genetik atau karena gangguan fisiologik.