Senin, 18 Oktober 2021

Extinction

 Hai... kali ini aku mau ngebahas mengenai teori yang berhubungan dengan pengubahan tingkah laku, semoga bermanfaat. 

Extinction adalah sebuah teknik perilaku klasik yang didasarkan pada hukuman yang melibatkan menahan pemberian reinforcement guna mengurangi frekuensi perilaku tertentu seperti bentuk-bentuk hukuman lain, extinction sering kali lebih efektif jika dikombinasikan dengan reinforcement positif terhadap sebuah perilaku alternatif. Strategi mengganti dengan perilaku yang lebih diharapkan untuk perilaku yang tidak diharapkan kadang-kadang disebut sebagai counter conditioning. Sangat penting untuk dicatat bahwa extinction sering menghasilkan peningkatan temporer pada perilaku target sebelum perilaku tersebut kemudian menurun. Peningkatan perilaku negatif ini disebut extinction burst. Disamping itu, ketika dilakukan sendirian, extinction menghasilkan pengurangan gradual, bukan pengurangan segera, pada perilaku yang dimaksud. Akan tetapi, mengkombinasikan extinction dengan reinforcement konsisten terhadap sebuah perilaku alternatif dapat membuahkan hasil yang lebih permanen dan lebih cepat. [1]


  Langkah – Langkah Teknik Extinction[2]

1.      Tentukan tingkah laku yang akan dibentuk dengan analisis ABC

A = Antecedent (pencetus perilaku)

B = Behavior (perilaku yang dipermasalahkan)

C = Consequence (konsekuensi atau akibat perilaku tersebut)

2.      Bila tingkah laku itu ditampilkan guru atau orang tua diam dan tidak memberikan indikasi bahwa guru atau orang tua melihat tingkah laku tersebut.

3.      Exctinction akan lebih kuat bila dikombinasikan dengan teknik penguatan positif. [3]

 

 Kelebihan dan Kelemahan Prosedur Teknik Extinction

Kelebihan Prosedur Teknik Extinction:

1. Prosedur ini dikombinasikan dengan prosedur lain telah terbukti efektif diterapkan dalam berbagai macam situasi. Berlangsung cepat apabila di kombinasikan dengan penguatan perilaku yang di inginkan.

2. Prosedur penghapusan menimbulkan efek yang tahan lama.

3. Prosedur penghapusan tidak menimbulkan efek samping se-negatif prosedur-prosedur yang menggunakan stimulus aversif.

Kelemahan Prosedur Teknik Extinction: [4]

Efek penghapusan biasanya tidak terjadi dengan segera dan tidak  seketika terjadi. Setelah konsekuensi yang mengukuhkan dihilangkan, perilaku sasaran tetep berlangsung sampai waktu tertentu. Ini dapat menimbulkan masalah dalam penerapannya.

2.      Frekuensi dan intensitas sementara meningkat, pada saat-saat permulaan penguatan tidak diberikan, frekuensi dan intensitas perilaku sasaran cendrung.

 

 Faktor-faktor dalam Pelaksanaan Teknik Penghapusan (Extinction)

Adapun hal-hal yang menjadi faktor dalam pelaksanaan teknik extinction agar harapan dalam melaksanakan konseling dapat tercapai dengan baik dan teknik extinction dapat dilaksanakan dengan terarah, maka ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan penghapusan yaitu[5]

a.       kontrol terhadap pemberian penguatan bagi perilaku yang akan diturunkan atau dihapuskan. Saat perilaku diabaikan jangan sampai ada orang lain yang mamberikan perhatian atau penguatan pada perilaku yang tidak diharapkan.

b.      Penurunan perilaku dikombinasikan dengan penguatan positif bagi perilaku alternatif. Penguatan diberi secara gradual. Misalnya saat anak menangis menjerit-jerit diabaikan, kemudian setelah anak diam menangis selama 15 detik -25 detik-1 menit kemudian deberi penguatan positif.

c.       Lakukan pada situasi yang memaksimalkan program extinction dan meminimalkan situasi yang memungkinkan pihak lain memperkuat perilaku yang tidak diharapkan. Misalanya anak temper tantrum disuper market akan sulit ditenangkan dibandingkan dilakukan dirumah.

d.      Memberi intruksi dengan membuat aturan. Contoh suami setiap pulang kantor selalu mengeluh kemacetan lalu lintas. Istri mengatakan “ Tono, kemacetan terjadi setiap hari dan tidak ada yang bias dilakukan dengan mengeluh. Saya lebih suka bicara dengan kamu tentang hal lain. Tapi kalau satu saat nanti kamu pulang dan complain lagi tentang lalu lintas, saya akan mengabaikannya”. Ini perlu dilakukan beberapa kali agar benarbenar menurun.

e.      Extinction akan berlangsung cepat setelah diikuti continuous reinforcement pemberian penguatan setiap kali perilaku diharapkan muncul. Contohnya anak meminta perhatian saat ibu sedang bicara di telepon, ibu mengabaikannya. Begitu anak diam dan tenang ibu langsung memperhatikan dan memberikan apa yang dibutuhkan anak.

f.        Pemberian continuous reinforcement pada extinction akan lebih cepat menurunkan perilaku yang tidak diharapkan dibandingkan intermitten reinforcement.

g.       Extinction bisa menghasilakan perilaku agresi. Hal yang didapat diminimalisir apabila mengkombinasi antara penghapusan (extinction) dengan penguatan positif (positive rainforcement) bagi perilaku alternatif yang muncul.

h.      Perilaku yang sudah hilang dapat muncul kembali setelah beberapa waktu ini disebut spontaneous recovery. Bila hal ini terjadi maka perlu dilakukan kembali atau dilanjutkan program pengahapusan (extinction).

i.         Perinsip penting dalam modifikasi tingkah laku adalah bila ingin perilaku muncul lebih sering maka beri dia penguatan. Bila ingin perilaku menurun atau hilang maka abaikanlah.[6]

 

 



[1]Bradley T. Erford. 40 Teknik Yang Harus Diketahui Setiap Konselor. (Yogyakarta: PUSTAKA BELAJAR, 2017), h. 423

 

[2] Gantina Komalasari, Teori dan Teknik Konseling, (Jakart: PT.Indeks, 2011), h.183

 

[3] Bradley T. Erford. 40 Teknik Yang Harus Diketahui Setiap Konselor. (Yogyakarta: PUSTAKA BELAJAR, 2017), h. 423

 

[4] Rahmi Wahdatunisa, Ibid. h. 184

 

[5] Gantina Komalasari, M.Psi DKK, Teori dan Teknik Konseling Jakarta: PT.INDEKS, 2012. h. 183

[6] ibid