Minggu, 29 Desember 2013

Kuasai Kecerdasan Emosi Anda!...





Hai semua... saya pernah membaca sebuah
artikel mengenai penguasaan emosi. Artikel
tersebut mengatakan bahwa:

"Siapapun bisa marah. Marah itu mudah.
Tetapi, marah pada orang yang tepat,
dengan kadar yang sesuai, pada waktu
yang tepat, demi tujuan ya
ng benar, dan
dengan cara yg baik, bukanlah hal mudah."

-- Aristoteles, The Nicomachean Ethics.

Mampu menguasai emosi, seringkali orang
menganggap remeh pada masalah ini.
Padahal, kecerdasan otak saja tidak
cukup menghantarkan seseorang mencapai
kesuksesan.

Justru, pengendalian emosi yang baik
menjadi faktor penting penentu
kesuksesan hidup seseorang.

Kecerdasan emosi adalah sebuah gambaran
mental dari seseorang yang cerdas dalam
menganalisa, merencanakan dan
menyelesaikan masalah, mulai dari yang
ringan hingga kompleks.

Dengan kecerdasan ini, seseorang bisa
memahami, mengenal, dan memilih
kualitas mereka sebagai insan manusia.
Orang yang memiliki kecerdasan emosi
bisa memahami orang lain dengan baik
dan membuat keputusan dengan bijak.

Lebih dari itu, kecerdasan ini terkait
erat dengan bagaimana seseorang dapat
mengaplikasikan apa yang ia pelajari
tentang kebahagiaan, mencintai dan
berinteraksi dengan sesamanya.

Ia pun tahu tujuan hidupnya, dan akan
bertanggung jawab dalam segala hal yang
terjadi dalam hidupnya sebagai bukti
tingginya kecerdasan emosi yang
dimilikinya.

Kecerdasan emosi lebih terfokus pada
pencapaian kesuksesan hidup yang
*tidak tampak*.

Kesuksesan bisa tercapai ketika
seseorang bisa membuat kesepakatan
dengan melibatkan emosi, perasaan dan
interaksi dengan sesamanya.

Terbukti, pencapaian kesuksesan secara
materi tidak menjamin kepuasan hati
seseorang.

Di tahun 1990, Kecerdasan Emosi (yang
juga dikenal dengan sebutan "EQ"),
dikenalkan melalui pasar dunia.

Dinyatakan bahwa kemampuan seseorang
untuk mengatasi dan menggunakan emosi
secara tepat dalam setiap bentuk
interaksi lebih dibutuhkan daripada
kecerdasan otak (IQ) seseorang.

Sekarang, mari kita lihat, bagaimana
emosi bisa mengubah segala keterbatasan
menjadi hal yang luar biasa....

Seorang miliuner kaya di Amerika
Serikat, Donald Trump, adalah contoh
apik dalam hal ini. Di tahun 1980
hingga 1990, Trump dikenal sebagai
pengusaha real estate yang cukup
sukses, dengan kekayaan pribadi yang
diperkirakan sebesar satu miliar US
dollar.

Dua buku berhasil ditulis pada puncak
karirnya, yaitu "The Art of The Deal
dan Surviving at the Top"
. Namun jalan
yang dilalui Trump tidak selalu
mulus...

Widiya ingat depresi yang melanda dunia
di akhir tahun 1990? Pada saat itu
harga saham properti pun ikut anjlok
dengan drastis. Hingga dalam waktu
semalam, kehidupan Trump menjadi sangat
berkebalikan.

Trump yang sangat tergantung pada
bisnis propertinya ini harus menanggung
hutang sebesar 900 juta US Dollar!
Bahkan Bank Dunia sudah memprediksi
kebangkrutannya.

Beberapa temannya yang mengalami nasib
serupa berpikir bahwa inilah akhir
kehidupan mereka, hingga benar-benar
mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh
diri.

Di sini kecerdasan emosi Trump
benar-benar diuji. Bagaimana tidak,
ketika ia mengharap simpati dari mantan
istrinya, ia justru diminta memberikan
semua harta yang tersisa sebagai ganti
rugi perceraian mereka.

Orang-orang yang dianggap sebagai teman
dekatnya pun pergi meninggalkannya
begitu saja. Alasan yang sangat
mendukung bagi Trump untuk putus asa
dan menyerah pada hidup. Namun itu
tidak dilakukannya.

Trump justru memandang bahwa ini
kesempatan untuk bekerja dan mengubah
keadaan. Meski secara finansial ia
telah kehilangan segalanya, namun ada
"intangible asset" yang tetap
dimilikinya.

Ya, Trump memiliki pengalaman dan
pemahaman
bisnis yang kuat, yang jauh
lebih berharga dari semua hartanya yang
pernah ada!

Apa yang terjadi selanjutnya?

Fantastis, enam bulan kemudian Trump
sudah berhasil membuat kesepakatan
terbesar dalam sejarah bisnisnya.

Tiga tahun berikutnya, Trump mampu
mendapat keuntungan sebesar US$3
Milliar. Ia pun berhasil menulis
kembali buku terbarunya yang diberi
judul "The Art of The Comeback".

Dalam bukunya ini Trump bercerita
bagaimana kebangkrutan yang menimpanya
justru menjadikannya lebih bijaksana,
kuat dan fokus daripada sebelumnya.

Bahkan ia berpikir, jika saja musibah
itu tidak terjadi, maka ia tidak akan
pernah tahu teman sejatinya dan tidak
akan menjadikannya lebih kaya dari yang
sebelumnya. Luar biasa bukan? :-)

Kecerdasan Emosi memberikan seseorang
keteguhan untuk bangkit dari kegagalan,
juga mendatangkan kekuatan pada
seseorang untuk berani menghadapi
ketakutan.

Tidak sama halnya seperti kecerdasan
otak atau IQ, kecerdasan emosi hadir
pada setiap org & bisa dikembangkan.

Berikut beberapa tips bagaimana cara
mengasah kecerdasan emosi:

1. Selalu hidup dengan keberanian.

    Latihan dan berani mencoba hal-hal baru
    akan memberikan beragam pengalaman dan
    membuka pikiran dengan berbagai
    kemungkinan lain dalam hidup.

2. Selalu bertanggung jawab dalam
    segala hal.


    Ini akan menjadi jalan untuk bisa
    mendapatkan kepercayaan orang lain dan
    mengendalikan kita untuk tidak mudah
    menyerah. "being accountable is being
    dependable"


3. Berani keluar dari zona nyaman.

    Mencoba keluar dari zona nyaman akan
    membuat kita bisa mengeksplorasi banyak
    hal.

4. Mengenali rasa takut dan mencoba
    untuk menghadapinya.


    Melakukan hal ini akan membangun rasa
    percaya diri dan dapat menjadi jaminan
    bahwa segala sesuatu pasti ada
    solusinya.

5. Bersikap rendah hati.

    Mau mengakui kesalahan dalam hidup
    justru dapat meningkatkan harga diri kita

Kamis, 05 Desember 2013

Koordinasikan otak anda dengan maksimal


Hai semua... Apakah anda mengetahui bahwa otak kita terdiri dari dua belahan, kiri dan kanan?. Saya membaca salah satu artikel yang menunjukkan bahwa 85 persen orang di dunia ini ternyata hidup dengan mengandalkan otak kiri saja. Sebagian dari sisanya menggunakan kombinasi keduanya, dan sebagian lagi memakai otak kanan. Itulah kesimpulan beberapa penelitian tentang otak.
Dari segi fungsi, otak yang terdiri dari dua belahan kiri dan kanan itu seolah memiliki tiga dimensi yang saling berhubungan. Dengan mengoptimalkan penggunaan seluruh bagian ini, fungsi otak dapat dioptimalkan. Sayang, tak semua orang mampu melakukannya. Salah satu cara mengoptimalkan penggunaan semua dimensi otak adalah senam otak.
Senam otak atau brain gym adalah serangkaian latihan berbasis gerakan tubuh sederhana. Gerakan itu dibuat untuk merangsang otak kiri dan kanan (dimensi lateralitas); meringankan atau merelaksasi belakang otak dan bagian depan otak (dimensi pemfokusan); merangsang sistem yang terkait dengan perasaan/emosional, yakni otak tengah (limbis) serta otak besar (dimensi pemusatan).
Menurut Paul E. Denisson Ph.D., ahli senam otak dari lembaga Educational Kinesiology, Amerika Serikat, meski sederhana, brain gym mampu memudahkan kegiatan belajar dan melakukan penyesuaian terhadap ketegangan, tantangan, dan tuntutan hidup sehari-hari. Pakar penelitian otak inilah yang pertama kali memperkenalkan metode terapi ini di Amerika, 19 tahun silam.
Awalnya senam otak dimanfaatkan untuk anak yang mengalami gangguan hiperaktif, kerusakan otak, sulit konsentrasi dan depresi. Namun dalam perkembangannya setiap orang bisa memanfaatkannya untuk beragam kegunaan.
Saat ini, di Amerika dan Eropa brain gym sedang digemari. Banyak orang yang merasa terbantu melepaskan stres, menjernihkan pikiran, meningkatkan daya ingat.

Selasa, 22 Oktober 2013

Erickson





 Hai semua... kali ini saya ingin bercerita mengenai Erickson, seorang pakar psikologi yang telah mempublikasikan sedikitnya 150 artikel dalam kurun waktu 50 tahun, dan dua buku terpentingnya - Time Distortion in Hypnosis yang ditulis tahun 1954 bersama L.S Cooper dan The Practical Applications of Medical and Dental Hypnosis yang ditulis tahun 1961 bersama S. Hershman, MD dan I. I. Sector, DDS. Melalui karya-karyanya dan rekaman videonya ia berusaha mewariskan pemahamannya pada generasi selanjutnya.

Salah satu gaya bahasa hypnosis yang sering digunakan oleh Erickson adalah “negative commands”. Jika seseorang berkata kepada anda, “jangan membayangkan gajah” maka anda harus terlebih dahulu membayangkan gajah untuk memahami maksud orang tersebut. Dan jika seorang hypnotist mengatakan kepada anda,”Saya tidak ingin anda relaks terlalu cepat” si pendengar dapat segera merasa relaks untuk memahami maksud si hypnotist. Memulai suatu pernyataan dengan negasi adalah satu cara untuk mengeliminir resistensi pendengar.

Pada banyak karyanya, Erickson telah melakukan pekerjaan yang luar biasa, menerangkan mengenai karakteristik hypnosis dan hypnotherapy, induksi hypnotherapy, berbagai metode therapeutic change dan memvalidasi perubahan. Pada berbagai karyanya ia juga menerangkan berbagai hal berkenaan dengan filosofinya dalam menjalani hidup dan memberikan terapi. Banyak terapis, psikoanalisa dan lainnya, menemukan bahwa pendekatan Erickson kompatibel dengan berbagai pendekatan dan jauh dari miskonsepsi tentang hypnosis. Ia selalu menekankan bahwa hypnosis tidak merubah individu ataupun membangkitkan kembali kehidupan sebelumnya, melainkan memungkinkan individu untuk lebih mempelajari dan mengekpresikan dirinya.

Therapeutic trance memungkinkan individu untuk mengesampingkan batasan pembelajarannya sehingga dapat lebih mengeksplorasi dan menggunakan berbagai potensinya. Banyak terapis yang menggunakan metode Erickson merasakan hasil kerja yang luar biasa dengan kliennya. Mereka menyadari berbagai keterbatasan yang dimiliki Erickson, yang membuatnya selalu terpisah dari individu lain, membuatnya mampu menciptakan metode respon yang unik. Erickson terlahir dengan buta warna, kesulitan membedakan nada, dyslexia, dan hambatan dengan rima. Dia menderita dua kali serangan poliomyelitis, berada di kursi roda selama sekian tahun sebagai efek dari kerusakan syaraf, yang diakibatkan oleh arthritis dan myositis. Kebanyakan individu mengalami kesulitan dalam mempelajari metode Erickson sehingga membutuhkan “jembatan” seperti yang dilakukan oleh DR. Ernest Rossy atau Richard Bandler bersama John Grinder.

Erickson sangat menekankan pada pentingnya membuat disain metode kerja ketika berhadapan dengan masalah yang kompleks. Dengan demikian anda selalu memiliki jawaban dari permasalahan tersebut. Berbagai metode yang digunakan oleh Erickson seperti double binds, indirect posthypnotic suggestions, pertanyaan yang mengarah pada perubahan, compound suggestions dan masih banyak lagi. Erickson juga seringkali mengemukakan tentang pendekatan utilisasi. Menerima dan menggunakan sikap, realita internal, dan resistensi, response negatif dan simptom yang diberikan oleh klien. Itulah sebabnya Erickson, sejauh yang saya tahu, tidak pernah memiliki klien yang resisten. Erikson juga menggunakan humor, permainan kata-kata, metafora dan simbol ketika bekerja dengan klien.

Pada umumnya Erickson akan bekerja dengan klien pada light trance, atau yang dia sebut sebagai common trance bahkan pada beberapa issue tanpa trance sama sekali. Erikson tidak menekankan pada kedalaman trance, walaupun pada beberapa kasus ia menggunakan trance yang cukup dalam, seperti fenomena dissociation, time distortion, amnesia, dan age-regression. Hal ini disebabkan karena orientasinya yang lebih pada hasil dibandingkan hanya pada sebatas fenomena hypnosis untuk membuat kagum klien atau individu lain.

Erikson menekankan pada nilai pentingnya bekerja dengan klien pada kondisi yang ia sebut unconscious. Ia sangat menghormati kebijaksanaan unconscious. Bahkan sering kali ia membatasi interferensi dari pikiran sadar klien untuk jangka waktu yang relatif lama.

Ia sering kali tidak terlalu membedakan antara induksi trance dan therapeutic technique. Menurutnya adalah suatu kesia-siaan dan menghabiskan waktu bagi terapis untuk menggunakan induksi yang berulang-ulang dibandingkan langsung memberikan pengalaman belajar pada klien untuk berubah. Dalam setiap sesi, Erickson lebih mengedepankan pada arti pentingnya fungsi therapeutic dibandingkan sebatas menginduksi trance.

Menurutnya sugesti langsung memiliki banyak keterbatasan, walaupun ia juga tahu bahwa teknik hypnosis, menggunakan sugesti langsung dapat meningkatkan efektifitas modifikasi tingkah laku seperti desensitization dan cognitive retraining. Dia berkeyakinan bahwa sugesti langsung tidak akan memunculkan reassociation, reorganisasi ide, pemahaman dan ingatan yang penting untuk menyelesaikan apa yang dihadapi klien. Hasil yang efektif dari hypnotic psychotherapy diambil dari aktivitas pasien. Peran terapis hanya menstimulir klien pada suatu aktivitas walau sering kali klien tidak memahami apa arti aktivitas yang mereka lakukan. Ia lebih banyak membimbing klien dan memberikan latihan dalam penilaian klinis untuk menentukan kuantitas kerja yang dibutuhkan guna mencapai hasil yang diinginkan. Erikson lebih sedikit membutuhkan dan menghasilkan doktrin dibandingkan terapis kebanyakan. Sangat jelas bahwa penilaian klinis dihasilkan dari proses pembelajaran intensif mengenai dinamika, pathology dan kesehatan dan dari pengalaman bekerja bersama klien.

Penilaian klinisnya juga dipengaruhi oleh filosofi personalnya dalam hidup. Filosofi Erickson termanifestasikan dengan penekanannya pada konsep seperti pertumbuhan dan kesukacitaan. Sebagai tambahan hidup tidak harus selalu dapat memberi jawaban pada anda hari ini. Anda harus menyukai proses menunggu, proses pertumbuhan dan perkembangan diri anda. Tidak ada hal yang lebih menyenangkan dibandingkan menanam bunga dan tidak tahu seperti apa bunga itu ketika telah mekar.

Karya Erickson telah memberikan banyak pengaruh bagi bidang hypnotherapy ataupun terapi lainnya. Ketika anda mempelajari berbagai jenis terapi lain seperti family therapy (Virginia Satir) atau gestalt therapy (Fritz Perlz), anda dapat pula merasakan pengaruh karya Erickson.
Sekian dan terima kasih.


Senin, 16 September 2013

Perkembangan masa Dewasa


Hai semua.. kali ini saya akan membahas mengenai perkembangan masa dewasa. Perkembangan masa dewasa mencakup:

a. Perkembangan Fisik
     Di masa ini, pemuda berada di puncak kesehatan, kekuatan, energi dan daya tahan, serta di puncak fungsi sensoris dan motoris, semua fungsi tubuh berkembang sempurna, ketajaman visual, intensitas rasa, bau, sensitif terhadap rasa sakit dan temperatur. Dan akan mengalami penurunan pada usia 45 tahun. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan yaitu genetik, perilaku (apa yang dimakan (nutrisi), pola tidur, aktifitas fisik, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang). Faktor yang tidak langsung seperti kondisi sosial-ekonomi, ras, gender dan hubungan dengan orang lain. Hal-hal ini memberi kontribusi besar pada kesejahreaan pada saat ini dan mendatang. Hubungan perilaku dan kesehatan mengambarkan hubungan antara aspek fisik, kognitif dan emosional. (Santrock, 1995).


b. Perkembangan Kognitif
     Pemuda melakukan beberapa percakapan yang berbeda, memahami materi yang lebih rumit, mengunakan pengalaman untuk memecahkan masalah.
Piaget : Pemuda mengalami pergeseran ke pemikiran post-formal. Pemikiran pada masa dewasa cenderung tampak fleksibel, terbuka, adaptif, dan individualistis. Tahap kognisi orang dewasa ini sering kali disebut pemikiran post-formal yang bersifat relatif. Pemikiran post-formal melihat bayangan abu-abu. Pemikiran tersebut sering kali muncul sebagai respon terhadap peristiwa dan interaksi membuka cara pandang tidak biasa terhadap sesuatu dan menantang pandanan sederhana terpolarisasi terhadap dunia. Pemikiran tersebut memungkinkan orang dewasa melampaui sistem logika tunggal dan mendamaikan atau memilih diantara beberapa ide yang saling berlawanan. (Papalia dkk, 2007).


c. Perkembangan Moral
     Pengalaman mengarahkan orang dewasa untuk mengevaluasi kembali kriteria mereka tentang benar dan salah. Bagi pemuda, keterbukaannya terhadap pendidikan atau lingkungan kerja baru menawarkan peluang untuk mengasah kemampuannya, mempertanyakan asumsi yang sudah dipegang sejak lama, dan mencoba cara baru memandang dunia.
     Memasuki dunia kerja. Penyesuaian pertama adalah memilih bidang yang cocok dengan bakat, minat dan faktor psikologis lainnya yang secara hakiki sulit dipungkiri agar kesehatan mental dan fisiknya sebagai orang dewasa dapat terjaga. Penyesuaian kedua adalah pilihan jurusan harus dilakukan dengan mantap. Seberapa jauh tingkat kemantapan pemilihan jurusan bagi seseorang bergantung pada tiga faktor, yaitu pengalaman pekerjaan, daya tarik pribadi terhadap perkerjaan, dan nilai yang terkandung pada pekerjaan yang dipilih.


d. Perkembangan Psikososial
     Jika seorang dewasa awal tidak dapat membuat komitmen personal yang dalam terhadap orang lain, maka mereka akan terisolasi dan terpaku pada kegiatan dan pikiran sendiri (self absorb). Akan tetapi, mereka juga butuh kesendirian sebagai upaya merefleksikan kehidupan meraka. Ketika mereka berusaha menyelesaikan tuntutan saling berlawanan dari intimidasi, kompetisi dan jarak, mereka mengembangkan pemahaman etis, yang dianggap Erikson sebagai tanda kedewasaan. (Papalia dkk, 2007).
     Pernikahan dianggap cara terbaik menjamin keteraturan dalam membesarkan anak. Pernikahan memungkinkan pembagian dalam hal konsumsi dan pekerjaan. Pernikahan menawarkan intimasi, komitmen, persahabatan, kasih sayang, pemuasan seksual, pendampingan dan peluang bagi pertumbuhan emosional, serta sumber identitas dan kepercayaan diri.  Kehadiran seorang anak merupakan kebahagiaan tersendiri dan mengembangkan kecemasan dan tanggung jawab akan masa depan anaknya.(Papalia dkk, 2007).

Demikian penjelasan dari saya, semoga memberi manfaat bagi kita semua. Terima kasih..



DAFTAR PUSTAKA

Papalia, D.E., Olds, S.W., Feldman, R.D. (2009).  Human development (11th edition). USA: McGraw Hill.


Santrock, J. W. (2007). Child development (11th ed.). New York: McGraw-Hill.


Jumat, 16 Agustus 2013

Tahapan Perkembangan Normal Membaca, Menulis dan Berhitung



       Hai semua.. kali ini saya akan membahas mengenai perkembangan berhitung, menulis dan membaca pada anak. Sebagai mana kia ketahui bahwa pendidikan di indonesia menuntut seorang anak dengan usia tertentu wajib untuk pandai membaca dan menulis.Tidak hanya pihak sekolah yang memaksa anak pandai membaca dan menulis, orang tuapun ada yang memaksa anaknya untuk dapat menulis dan membaca pada usia tertentu. Padahal apabila para guru dan orang tua mengetahui bahwa seorang anak mempunyai tingkat perkembangan pada hal menulis dan membaca. Anak usia di bawah lima tahun (balita) sebaiknya tak buru-buru diajarkan baca tulis dan hitung (calistung). Jika dipaksa calistung si anak akan terkena 'Mental Hectic'. Penyakit itu akan merasuki anak tersebut di saat kelas 2 atau 3 Sekolah Dasar (SD). Oleh karena itu jangan bangga bagi Anda atau siapa saja yang memiliki anak usia dua atau tiga tahun sudah bisa membaca dan menulis. Oleh karena itu, akan lebih baik apabila orang tua dapat menjadi konsumen cerdas, terutama dengan memilih sekolah PAUD yang tidak mengajarkan calistung.
     Saat ini banyak orang tua yang terjebak saat memilih sekolah PAUD. Orangtua menganggap sekolah PAUD yang biayanya mahal, fasilitas mewah, dan mengajarkan calistung merupakan sekolah yang baik. Padahal tidak begitu, apalagi orang tua memilih sekolah PAUD yang bisa mengajarkan calistung.Sekolah PAUD yang bagus justru sekolah yang memberikan kesempatan pada anak untuk bermain, tanpa membebaninya dengan beban akademik, termasuk calistung. Memberikan pelajaran calistung pada anak, dapat menghambat pertumbuhan kecerdasan mental dan pada akhirnya anak akan memjadi pemberontak selama proses pembelajarannya.
       Membaca, menulis, dan berhitung dahulu baru mulai diajarkan pada tahun pertama sekolah dasar. Saat itu usia masuk SD yang berlaku secara luas adalah 6,5-7 tahun. Tetapi sekarang, banyak SD yang mensyaratkan anak sudah bisa membaca, menulis, dan berhitung untuk dapat diterima di sekolah tersebut. Usia memulai pendidikan dasar juga telah bergeser; anak yang belum genap berusia 6 tahun sudah dapat diterima di beberapa SD tertentu. Fenomena ini tidak jarang menimbulkan kepanikan orangtua, ditambah lagi dengan menjamurnya kursus-kursus baca-tulis-hitung yang ditujukan untuk anak usia prasekolah. Benarkah anggapan bahwa “lebih cepat lebih baik”? Kapan sebenarnya anak siap untuk belajar hal-hal di atas?
Untuk menjawab pertanyaan di atas, kita perlu mengenal tahapan normal perkembangan membaca dan menulis pada anak. Pada tiap tahapan, ada beberapa aktivitas yang dapat kita lakukan bersama anak untuk menunjang perkembangan baca-tulisnya.
Membaca dan menulis
Usia 2-4 tahun
Anak usia prasekolah masih sibuk mengembangkan kemampuan bicara dan bahasanya. Perkembangan bahasa terkait erat dengan perkembangan kemampuan membaca di kemudian hari. Pada usia ini, membacalah kepada anak Anda sesering mungkin untuk menumbuhkan minat bacanya dan memperluas kosakatanya.
Pada usia ini anak dapat mulai mempelajari keterampilan motorik halus dasar yang diperlukan untuk belajar menulis nantinya (pre-writing skills). Keterampilan-keterampilan tersebut misalnya belajar menarik garis, menggambar lingkaran, dan menghubungkan titik-titik. Mewarnai juga menunjang perkembangan keterampilan ini. Gunakan alat tulis dengan pegangan gemuk agar lebih mudah dipegang oleh anak.
Usia 4-5 tahun: Pre-reading skills
Usia taman kanak-kanak adalah usia yang baik untuk memperkenalkan anak pada dasar-dasar baca-tulis (pre-reading skills): pengenalan huruf dan angka, mendengarkan sajak berima, mencocokkan kata-kata dengan bunyi awal atau akhir yang sama (“buku” dan “bulan,” “tarik” dan “naik”). Bila anak sudah dapat mengeja suku kata (“b-a, ba”), tidak lama kemudian ia akan dapat membaca kata-kata sederhana (ibu, sapi, babi). Pada usia ini baik juga untuk memperkenalkan anak pada bagian-bagian buku: sampul depan, judul, pengarang, sampul belakang.
Anak mungkin mulai tertarik untuk menulis beberapa huruf dan angka. Ia makin nyaman menggunakan alat tulis. Untuk menunjang keterampilan ini, anak dapat diberikan permainan mencari jalan atau menghubungkan titik-titik untuk membentuk huruf dan angka.

Usia 6-7 tahun: Belajar membaca dan menulis
Pada tahun pertama SD, makin banyak kata yang dibaca oleh anak. Anak mulai dapat mengenali kata tanpa harus mengeja terlebih dahulu dan mengerti makna sebagian besar kata dan kalimat yang dibacanya. Pada pertengahan tahun pertama, ia dapat membaca sendiri buku-buku sederhana. Pada usia ini, sediakan untuk anak bacaan yang bervariasi, dapat berupa buku atau majalah. Manfaatkan perpustakaan sekolah semaksimal mungkin.
Pada usia ini anak sudah mahir memegang pensil atau pena. Pada akhir masa ini, anak sudah mahir menulis, dengan tulisan yang dapat dibaca.

Usia 7-8 tahun: Belajar membaca tingkat lanjut
Makin banyak kata dan kalimat yang telah dibaca oleh anak usia ini. Dengan membaca, anak memperluas kosakata dan pengetahuannya tentang dunia di sekitarnya. Anak dapat membaca keras-keras dengan ekspresi dan sudah memiliki preferensi buku atau cerita yang disenanginya. Bila membaca cerita, anak sudah dapat mengidentifikasi tokoh, setting, dan peristiwa-peristiwa di dalamnya. Pada akhir masa ini, biasanya anak sudah dapat membaca sendiri dengan lancar.

Usia 8 tahun ke atas
Setelah usia 8 tahun, anak sudah mahir mempergunakan keterampilan membacanya untuk belajar baik di dalam maupun di luar sekolah. Pada usia remaja, anak sudah mengerti sepenuhnya apa yang dibacanya. Jenis bacaannya pun bervariasi, mulai dari fiksi hingga nonfiksi.
Apabila anak menemui kesulitan serius dalam membaca atau menulis pada usia sekolah dasar, mungkin anak memiliki gangguan belajar.

Berhitung dan matematika
Untuk belajar berhitung dan matematika, anak harus sudah memiliki kosakata yang luas serta pemahaman beberapa konsep dasar, misalnya banyak-sedikit, besar-kecil, pengetahuan tentang bentuk dan pola. Berikut tahapan perkembangan ketrampilan berhitung dan matematika pada anak.
Usia prasekolah (2-3 tahun)
Pada usia ini, anak mulai mengenal angka satu digit (1 sampai 9). Beberapa anak sudah mulai dapat menulis angka, bergantung pada kemampuan motorik halusnya. Anak juga sudah dapat menghitung benda, terutama jika jumlah benda tidak lebih dari lima.
Anak usia prasekolah dapat diajarkan untuk mengenali dan meneruskan pola atau deret sederhana.
Contoh: jeruk – pisang – jeruk – pisang
Setelah beberapa lama, anak dapat mengenali dan meneruskan deret yang lebih kompleks.
Contoh: apel – jeruk – pisang – apel – jeruk – pisang
jeruk – jeruk – pisang – jeruk – jeruk – pisang
Selain itu, anak usia prasekolah juga dapat mulai belajar mengelompokkan benda menjadi dua atau tiga kelompok menurut warna, bentuk, ukuran, atau sifat lain yang dapat dikenalinya. Contohnya, anak dapat diajak mengelompokkan balok menjadi dua kelompok, merah dan biru.
Usia taman kanak-kanak (4-5 tahun)
Pada usia ini, anak sudah dapat mengenali angka 1 hingga 20. Anak juga sudah memahami konsep jumlah yang ditunjukkan oleh masing-masing angka dan dapat menghitung benda dengan benar apabila jumlah benda 20 atau kurang. Beberapa anak sudah mulai dapat menghitung loncat (1, 3, 5, 7 atau 10, 20, 30, 40).
Anak usia taman kanak-kanak dapat mengenali dan meneruskan deret yang makin kompleks (misal: merah – merah – biru – kuning – merah – merah  – biru – kuning). Mereka juga sudah bisa membuat deret sendiri dan meneruskannya.
Selain itu, anak juga dapat mengelompokkan benda menjadi tiga kelompok atau lebih berdasarkan lebih dari satu sifat, contohnya: balok merah besar, balok merah kecil, balok biru besar, balok biru kecil.
Usia sekolah dasar (6-10 tahun)
Pada tahun pertama sekolah dasar, anak dapat belajar penjumlahan dan pengurangan dengan satu digit. Pada tahun kedua, anak mulai dapat melakukan penjumlahan dan pengurangan dengan dua digit atau lebih. Tahun ketiga dan keempat adalah saatnya anak mulai mempelajari perkalian dan pembagian.Pada usia selanjutnya (11 tahun ke atas) barulah anak dapat mengerti sepenuhnya mengenai pecahan, desimal, persentase, dan geometri.
Apabila anak menemui kesulitan serius dalam berhitung pada usia sekolah dasar, mungkin anak memiliki gangguan belajar.

      Tahapan Perkembangan Normal Kemampuan Membaca Pada Anak menurut  Temple, Nathan, Burns; Cly: Ferreiro dan Teberosky dalam Brewer (1992)
§  Scribble stage. Tahap ini ditandai dengan mulainya anak menggunakan alat tulis untuk membuat coretan. Sebelum ia belajar untuk membuat bentuk, huruf yang dapat dikenali.
§  Linear repetitive stage. Pada tahap ini, anak menemukan bahwa tulisan biasanya berarah horisontal, dan huruf-huruf tersusun berupa barisan pada halaman kertas. Anak juga telah mengetahui bahwa kata yang panjang akan ditulis dalam barisan huruf yang lebih panjang dibandingkan dengan kata yang pendek.
§  Random letter stage. Pada tahap ini, anak belajar mengenai bentuk coretan yang dapat diterima sebagai huruf dan dapat menuliskan huruf-huruf tersebut dalam urutan acak dengan maksud menulis kata tertentu.
§  Letter name writing, phonetic writing. Pada tahap ini, anak mulai memahami hubungan antara huruf dengan bunyi tertentu. Anak dapat menuliskan satu atau beberapa huruf untuk melambangkan suatu kata, seperti menuliskan huruf depan namanya saja, atau menulis “bu” dengan sebagai lambang dari “buku”.
§  Transitional spelling. Pada tahap ini, anak mulai memahami cara menulis secara konvensional, yaitu menggunakan ejaan yang berlaku umum. Anak dapat menuliskan kata yang memiliki ejaan dan bunyi sama dengan benar, seperti kata “buku”, namun masih sering salah menuliskan kata yang ejaannya mengikuti cara konvensional dan tidak hanya ditentukan oleh bunyi yang terdengar, seperti hari “sabtu” tidak ditulis “saptu”, padahal kedua tulisan tersebut berbunyi sama jika dibaca.
§  Conventional spelling Pada tahap ini, anak telah menguasai cara menulis secara konvensional, yaitu menggunakan bentuk huruf dan ejaan yang berlaku umum untuk mengekspresikan berbagai ide abstrak. Pada anak usia sekolah, perkembangan menulis telah berada pada tahap terakhir, yaitu “conventional spelling”. Selain telah dapat menulis dengan huruf dan ejaan yang benar, anak pada usia kelas dua SD telah memerhatikan aspek penampilan visual mereka.

PERKEMBANGAN MEMBACA DAN MENULIS ANAK
A. TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN MEMBACA
     SECARA KHUSUS PERKEMBANGAN KEMAMPUAN MEMBACA PADA ANAK BERLANGSUNG DALAM BEBERAPA TAHAP, Sbb:
1.      TAHAP FANTASI ( MAGICAL STAGE )
PADA TAHAP INI ANAK MULAI BELAJAR MENGGUNAKAN BUKU, MULAI BERPIKIR BAHWA BUKU ITU PENTING. MELIHAT, MEMBOLAK-BALIK BUKU DAN KADANG-KADANG MEMBAWA BUKU YANG DISUKAI.
• SIKAP ORANG TUA/GURU HENDAKNYA DAPAT MEMBERI / MENUNJUKKAN MODEL/CONTOH PERLUNYA MEMBACA, MEMBACAKAN SESUATU PADA ANAK, DAN MEMBICARAKAN ISI BUKU*

2. TAHAP PEMBENTUKAN KONSEP DIRI ( SELF CONCEP STAGE)
ANAK MEMANDANG DIRINYA SEBAGAI PEMBACA DAN MULAI MELIBATKAN DIRI DALAM KEGIATAN MEMBACA, PURA-PURA MEMBACA BUKU, MEMBERI MAKNA PADA GAMBAR ATAU BUKU MESKIPUN TIDAK COCOK DENGAN TULISANNYA.
• SIKAP ORANG TUA/GURU MEMBERIKAN RANGSANGAN DENGASN JALAN MEMBACAKAN SESUATU PADA ANAK, MEMBERI AKSES PADA BUKU-BUKU YANG DIKETAHUI ANAK DAN SENANTIASA MELIBATKAN ANAK DALAM MEMCAKAN BERBAGAI BUKU*.

3. TAHAP MEMBACA GAMBAR ( BRIDGING READING STAGE )
TAHAP DIMANA ANAK MENJADI SADAR BAHWA PADA CETAKAN YANG TAMPAK SERTA DAPAT MENEMUKAN KATA YANG SUDAH DIKENAL, DAPAT MENGUNGKAPKAN KATA-KATA YANG MEMILIKI MAKNA DENGAN DIRINYA, DAPAT MENGULANG KEMBALI CERITA YANG TERTULIS DAN ANAK SUDAH MENGENAL ABJAD.
• SIKAP ORANG TUA/GURU MEMBACAKAN SESUATU PADA ANAK , MENGHADIRKAN BEBERAPA KOSA KATA PADA LAGU DAN PUISI SERTA MEMBERIKAN KESEMPATAN MENULIS SESERING MUNGKIN*.
4. TAHAP PENGENALAN BACAAN ( TAKE- OF READER STAGE )
ANAK MULAI MENGGUNAKAN TIGA SISTEM ISYARAT (GRAPHONIC, SEMANTIC DAN SYNTACTIC ) SECARA BERSAMA-SAMA. ANAK MULAI TERTARIK PADA BACAAN, MULAI MENGINGAT KEMBALI CETAKAN PADA KONTEKSNYA, BERUSAHA MENGENAL TANDA-TANDA PADA LINGKUNGAN SERTA MEMBACA BERBAGAI TANDA SEPERTIA : KOTAK SUSU, PASTA GIGI, ATAU PAPAN IKLAN YANG LAIN.
• SIKAP ORANG TUA/GURU MASIH HARUS MEMBACAKAN SESUATU PADA ANAK SEHINGGA DAPAT MENDORONG UNTUK MEMBACA SESUATU PADA BERBAGAI SITUASI. (ORANG TUA/ GURU JANGAN MEMAKSA ANAK MEMBACA HURUF SECARA SEMPURNA)*. 

5. TAHAP MEMBACA LANCAR ( INDEPENDEN READER STAGE )
PADA TAHAP INI ANAK MEMBACA BERBAGAI JENIS BUKU YANG BERBEDA SECARA BEBAS. MENYUSUN PENGERTIAN DARI TANDA, PENGALAMAN DAN ISYARAT YANG DIKENALNYA, DAPAT MEMBUAT PERKIRAAN BAHAN-BAHAN BACAAN.
• PADA TAHAP INI SIKAP ORANG TUA/ GURU MASIH TETAP MEMBACAKAN BERBAGAI JENIS BUKU PADA ANAK. HAL INI AKAN MENDORONG ANAK UNTUK MEMPERBAIKI BACAANNYA, MEMBANTU MENYELEKSI BAHAN-BAHAN BACAAN YANG SESUAI SERTA MENGAJARKAN CERITA YANG BERSTRUKTUR.

B. TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN MENULIS
BEBERAPA TAHAP PERKEMBANGAN MENULIS PADA ANAK DAPAT DIGAMBARKAN SEBAGAI BERIKUT:
1.      TAHAP MENCORET ATAU MEMBUAT GORESAN ( SCRIBEL STAGE )
ANAK MULAI MEMBUAT TANDA-TANDA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT-ALAT TULIS. MEREKA SEDANG MULAI BELAJAR TENTANG BAHASA TERTULIS DAN BAGAIMANA MENGERJAKAN TULISAN TERSEBUT.
• SIKAP ORANG TUA/ GURU SEHARUSNYA MEMBERIKAN ANAK-ANAK ALAT-ALAT TULIS BESERTA MEDIANYA.
2.      TAHAP PENGULANGAN SECARA LINIER ( LINIER REPETITIVE STAGE )
ANAK MENELUSURI BENTUK TULISAN YANG HORIZONTAL. ANAK BERFIKIR BAHWA SUATU KATA MERUJUK PADA SESUATU YANG BESAR MEMPUNYAI TALI YANG PANJANG DARI PADA KATA YANG MERUJUK PADA SESUATU HAL YANG YANG KECIL.
3.      TAHAP MENULIS RANDOM ( RANDOM LETTER STAGE )
ANAK BELAJAR TENTANG BERBAGAI BENTUK YANG DAPAT DITERIMA SEBAGAI SUATU TULISAN DAN MENGGUNAKAN ITU SEMUA AGAR DAPAT MENGULANG BERBAGAI KATA DAN KALIMAT. ANAK MENGHASILKAN TALI YANG BERISI PESAN YANG TIDAK MEMPUNYAI KETERKAITAN PADA SUATU BUNYI DARI BERBAGAI KATA.
4.      TAHAP MENULIS NAMA (LETTER-NAME WRITING OR PHONETIC WRITING)
ANAK MULAI MENYUSUN HUBUNGAN ANTARA TULISAN DAN BUNYI. MEREKA MULAI MENGHADIRKAN BERBAGAI KATA DENGAN SUATU BENTUK GRAFIK YANG BSECARA REFLEK MENUNJUKKAN TENTANG APA YANG DIDENGAR.
CONTOH; ANAK MENGUNKAPKAN KATA AKU DENGAN “U” ATAU KATA KAMU DENGAN “MU” DSB.

Tahapan Perkembangan Membaca Sesuai tingkatan sekolah Dasar
§  Tahu bagaimana sebuah buku karya (misalnya, baca dari kiri ke kanan dan atas ke bawah)
§  Memahami bahwa kata-kata yang diucapkan terdiri dari suara
§  Mengidentifikasi kata-kata yang sajak (misalnya, kucing dan topi)
§  Bandingkan dan mencocokkan kata-kata berdasarkan suara mereka
§  Memahami bahwa surat mewakili suara bicara orang lain dan mencocokkan suara untuk bahasa tulis
§  Mengidentifikasi huruf besar dan huruf kecil-
§  Kenali beberapa kata dengan melihat
§  “Baca” a beberapa buku bergambar dari memori
§  Meniru membaca dengan berbicara tentang gambar dalam buku

Kelas Satu
§  Membuat kata-kata berima
§  Identifikasi semua suara dalam kata-kata singkat
§  Mengartikulasikan suara yang terpisah untuk membentuk kata-kata
§   Mencocokkan kata yang diucapkan dengan huruf cetak
§  Tahu bagaimana sebuah buku karya (misalnya, baca dari kiri ke kanan dan atas ke bawah)
§  Mengidentifikasi huruf, kata, dan kalimat
§  Menyurakan kata-kata ketika membaca
§  Memiliki kosakata melihat 100 kata-kata umum
§  Membaca materi buku di depan kelas dengan lancar
§  Memahami apa yang dibaca

Kelas Dua
§  Sepenuhnya menguasai phonics / suara kesadaran
§  Berbicara berkaitan dengan suku kata, kata, dan frase dengan bentuk tertulis
§  Mengenali banyak kata karena melihat
§  Menggunakan petunjuk makna ketika membaca (misalnya, gambar, judul / judul, informasi dalam cerita)
§  Membaca dan mengoreksi diri bila diperlukan
§  Mencari informasi untuk menjawab pertanyaan
§  Menjelaskan elemen kunci dari sebuah cerita (misalnya, ide utama, karakter utama, plot)
§  Menggunakan pengalaman sendiri untuk memprediksi dan membenarkan apa yang akan terjadi di kelas-tingkat cerita
§  Membaca, parafrase / menceritakan kembali cerita secara berurutan
§  Membaca tingkat level cerita, puisi, atau teks yang dramatis secara pelan atau keras dengan kefasihan
§  Membaca spontan
§  Mengidentifikasi dan menggunakan pola ejaan dalam kata-kata saat reading

Kelas Tiga dan empat
§  Menunjukkan penguasaan penuh phonics dasar
§  Mengunakan keterampilan analisis kata ketika membaca
§  Menggunakan petunjuk dari konten bahasa dan struktur untuk membantu memahami apa yang dibaca
§  Memprediksi dan membenarkan apa yang akan terjadi selanjutnya dalam cerita dan membandingkan dan kontras cerita
§  Menanyakan dan menjawab pertanyaan mengenai bahan bacaan
§  Menggunakan informasi yang diperoleh untuk belajar tentang topik baru
§  Membaca grade level buku lancar (fiksi dan nonfiksi)
§  Membaca kembali dan memperbaiki kesalahan bila diperlukan
Pembangunan Keempat kelas
§  Membaca untuk tujuan tertentu
§  Membaca buku buku sesuai tingkatan kelas dengan lancar
§  Menggunakan informasi yang dipelajari sebelumnya untuk memahami materi baru
§  Mengkuti petunjuk tertulis
§  Dapat membuat catatan singkat
§  Dapat menghubungkan Informasi belajar untuk mata pelajaran yang berbeda
§  Mempelajari arti dari kata-kata baru melalui pengetahuan tentang asal-usul kata, sinonim, dan beberapa arti
§  Menggunakan bahan referensi (misalnya, kamus)
§  Menjelaskan tujuan penulis dan gaya penulisan
§  Membaca dan memahami berbagai jenis sastra, termasuk fiksi, nonfiksi, fiksi sejarah, dan puisi
§  Membandingkan dan kontras di daerah konten
§  Membuatlah kesimpulan dari teks
§  Memahami isi Paraphrase termasuk gagasan utama dan rincian

Kelas Lima
§  Membaca buku sesuai tingkatan kelas dengan lancar
§  Pelajari arti dari kata-kata asing melalui pengetahuan tentang akar kata, prefiks, dan sufiks
§  Memprioritaskan informasi sesuai dengan tujuan membaca
§  Baca berbagai buku berbentuk sastra
§  Menjelaskan pengembangan karakter dan plot
§  Menjelaskan karakteristik puisi
§  Mengnalisa penulis bahasa dan gaya
§  Menggunakan bahan referensi untuk mendukung pendapat

Itu tadi pembahasan saya mengenai perkembangan  membaca, menulis dan membaca. Semoga bisa membantu memberikan referensi pada orang tua dan guru-guru dalam membantu perkembangan anak secara keseluruhan.