Setiap ibu hamil pasti mempunyai
ketakutan dan kecemasan yang berbeda selama kehamilan, seperti masalah keuangan, risiko kematian (si ibu/si bayi),
kelelahan/sakit fisik, kemungkinan
bayi lahir cacat, hal-hal yang berkaitan dengan tahayul,
rasa bersalah (terutama pada
wanita yang tak menginginkan si bayi lalu berusaha menggugurkan), takut menjadi jelek, takut saat diperiksa, takut suami mencari wanita lain
dan hal apa yang mungkin terjadi setelah melahirkan.
Selain itu, terdapat juga kegelisahan
dan ketakutan ibu
menjelang kelahiran bayi seperti
takut mati, trauma kelahiran, rasa bersalah/berdosa pada ibunya, Takut bayi
akan cacat, takut bayi bernasib buruk, takut beban
hidup semakin berat, kegelisahan
dan ketakutan bisa mempersulit proses persalinan.
Selain hal-hal negatif yang dipikirkan
oleh ibu hamil, ada juga hal positif yang terjadi seperti adanya perasaan bahagia, puas, merasa menjadi wanita yang “lengkap”, dan harapan yang membahagiakan. Yang
diperlukan wanita saat hamil adalah rasa aman secara sosial serta support
atau dukungan dari suami,
keluarga dan lingkungan. Setelah kelahiran bayi (bila suasana perasaan positif), ibu akan menerima si bayi seutuhnya, bahagia, yang teringat dan dikenang
hanya pengalaman yang baik saja, dan ibu harus mengubah sikap sesuai dengan sikap
orang-tua.
Saat kelahiran tiba, bayi menjadi pusat
perhatian. Bila lingkungan
POSITIF (mendambakan), maka bayi akan mengalami berbagai macam bentuk kesenangan. Bila
lingkungan NEGATIF (tidak menghendaki), bayi akan mengalami penolakan, dimusuhi
dan diterlantarkan.
Setelah melahirkan, ibu harus menyesuaikan diri dalam menyusui bayi. Hal yang penting saat ibu menyusui adalah adanya instink maternal (perlindungan dan
pengorbanan untuk anaknya) dan kepekaan si ibu menanggapi signal (pertanda) dari si bayi seperti
tangisan, senyuman,
dan ocehan.
Problem yang mungkin
ada pada periode menyusui yaitu konflik yang dialami ibu yang bekerja dimana
ASI diantar pulang, dan
harus meninggalkan bayi di
tempat penitipan bayi. Kemudian kesulitan ekonomi atau tidak adanya support atau dukungan, serta kekecewaan menjadi seorang ibu, ingin
melarikan diri dari tugas-tugas seorang ibu. Pada periode menyusui ini, support
dari lingkungan (suami, keluarga, tempat kerja, lingkungan sekitar) sangatlah diperlukan.
Relasi ibu-anak dipengaruhi
oleh pengalaman ibu, kematangan ibu, tipe kepribadian ibu, pendidikan ibu serta pengetahuannya tentang
perkembangan anak dan kesehatan, kecerdasan ibu, lingkungan sekitar, termasuk faktor kultural. Jika ibu memiliki semua pengaruh tersebut, maka bayi akan berkembang dengan baik dan ibu akan mampu melanjutkan hidupnya dengan baik pula.
Demikian pembahasan dari saya, semoga bermanfaat..