Hai... kali ini aku mau ngebahas mengenai teori yang berhubungan dengan Self management , semoga bermanfaat.
Teknik Self management meliputi pemantauan diri (self-monitoring), penguasaan terhadap rangsangan (stimulus-control)
dan reincforcement yang positif (self-reward).
Secara praktis, teknik self management memiliki keunggulan-keunggulan yaitu:
menambah pemahaman individu terhadap lingkungan dan mengurangi ketergantungan
terhadap konselor atau yang lain, praktis, tidak mahal dan gampang serta mudah
dijawab.[1]
Self Management adalah suatu proses
dimana konseli mengarahkan perubahan tingkah laku mereka sendiri, dengan
menggunakan satu strategi atau kombinasi strategi. Konseli harus aktif
menggerakkan variabel internal, eksternal, untuk melakukan perubahan yang
diinginkan. Walaupun konselor yang mendorong dan melatih prosedur ini,
konselilah yang mengontrol pelaksanaan strategi ini. Dalam menggunakan prosedur
self management, konseli mengarahkan
usaha perubahan dengan mengubah aspek-aspek lingkungannya atau dengan mengatur
konsekuensi.[2]
Self-management adalah menunjuk pada
suatu teknik dalam terapi kognitif behavioral berlandaskan pada teori belajar
yang dirancang untuk membantu para klien mengontrol dan mengubah tingkah
lakunya sendiri ke arah tingkah laku yang lebih efektif, sering dipadukan
dengan ganjar diri (self-reward).[3]
Prosedur
Self management
Ada empat strategi dalam self management, yaitu: memanajemen diri
sendir, mengubah stimulus lingkungan, belajar respon alternative, dan mengubah
konsekuensi respons.[4]
Ada tiga strategi atau prosedur self management yaitu : Self-Monitoring, Stimulus- Control,
Self-Reward.. Ketiga prosedur tersebut diklasifikasikan sebagai Self management karena dalam setiap
prosedur tersebut konseli dalam satu tampilan yang mengarahkan diri, mengubah
atau mengendalikan anteseden atau konsekuensi untuk menghasilkan perubahan
perilaku yang diharapkan, strategi tersebut seperti:[5]
a.
Self
monitoring
monitor diri (self-monitoring) adalah proses yang mana konseli mengobservasi dan
mencatat sesuatu tentang dirinya sendiri dan interaksinya dengan situasi lingkungan.
Dalam tahap ini konseli diminta untuk mengamati perilaku sendiri dan membuat
catatan. Monitor diri digunakan untuk menilai masalah, sebab data pengamatan
dapat menjelaskan kebenaran atau perubahan laporan verbal tentang perilaku
bermasalah. Selain itu konseli juga diminta untuk mengamati perilaku
bermasalah, mengontrol penyebab dan konsekuensi hasil.[6]
b.
Stimulus-control
yaitu penyusunan/perencanaan kondisi lingkungan yang telah ditentukan
sebelumnya, yang membuat terlaksananya/ dilakukan tingkah laku tertentu.
Kondisi lingkungan berfungsi sebagai tanda/Anteseden dari suatu respon
tertentu. Dengan kata lain anteseden merupakan suatu stimulus untuk suatu
respon tertentu. Tujuan utama dari strategi stimuluscontrol adalah mengurangi
jumlah petunjuk/tanda/syarat yang berhubungan dengan suatu yang tidak
diinginkan dan secara stimulan menambah syarat/petunjuk anteseden yang
dihubungkan dengan respons yang diinginkan.
c. Self-reward
digunakan untuk memperkuat atau untuk meningkatkan respons yang diharapkan.
Bila suatu stimulus (benda atau kejadian) diharapkan sebagai akibat/konsekuensi
suatu perilaku dan bila karenanya perilaku tersebut dapat meningkatkan atau
terpelihara, maka peristiwa tersebut disebut selfreward. Pengukuhan ini dapat
menggunakan berbagai bentuk perangsang benda, makanan, simbolis verbal,
aktivitas fisik, maupun imajinasi. Perangsang yang baik ialah yang wajar dan
bersifat intrinsik, seperti senyum puas terhadap keberhasilan