Minggu, 16 Juni 2013

Perkembangan Anak usia early childhood


Hai semua... kali ini saya akan menjelaskan secara ringkas mengenai perkembangan anak. Perkembangan anak mencakup:  
A.   Perkembangan Fisik
     Menurut Papalia, Olds, dan Feldman (2009) pada tahap perkembangan early childhood pertumbuhan fisik cenderung agak lambat jika dibandingkan dengan periode perkembangan sebelumnya. Pada masa ini kematangan motorik, baik motorik kasar maupun halus, justru menunjukkan tingkat perkembangan yang lebih signifikan atau nyata. Pada usia tiga tahun, anak belum dapat berputar dan berhenti dengan segera dan secara tiba-tiba. Dapat melompat dalam jarak antara 30 cm hingga 50 cm dan dapat melompat namun dengan beberapa kali lompatan kecil.
     Pada usia empat tahun, anak memiliki kontrol yang lebih efektif pada gerakan berhenti, memulai berjalan, dan berputar. Anak juga mampu melompat dalam jarak 50 sampai 66 cm, dapat menaiki tangga menggunakan kaki secara bergantian namun dengan pertolongan, dapat melompat empat hingga enam langkah dengan menggunakan satu kaki.

b. Perkembangan Kognitif
      Menurut Brooks (2004) pada usia ini pola berpikir anak semakin kompleks. Mereka semakin mampu mengingat urutan peristiwa secara makin baik. Anak mulai mampu melihat hubungan sebab akibat sederhana dalam kehidupannya sehari-hari. Mereka juga semakin mampu memahami bahwa perilakunya dapat mempengaruhi reaksi orang lain di sekitarnya.
      Piaget mengemukakan bahwa anak berusia 3 dan 4 tahun masih berada dalam tahap perkembangan pre-operasional. Pada tahap ini, seorang anak belum mampu berpikir secara logis sepenuhnya. Namun pola berpikir logis dalam taraf partial sudah mulai mampu dilakukannya. Anak sudah mulai mampu melihat dunia atau lingkungannya secara lebih terprediksa dan teratur. Hal ini dikarenakan ia mulai memiliki pemahaman akan identitas dan fungsi. Hal ini menyebabkan anak mulai mampu berpikir menggunakan logika sederhana yang menunjukkan pola  tertentu (Papalia, Olds, dan Feldman, 2009).


c. Perkembangan Psikososial
     Menurut Papalia, Olds, dan Feldman (2009) berdasarkan teori psikososial Erikson, maka pada usia early childhood anak berada dalam tahap perkembangan initiative versus guilt. Pada tahap ini anak semakin aktif dan ingin melakukan semakin banyak hal. Pada saat yang bersamaan mereka mulai menyadari bahwa sebagian dari hal-hal yang ingin dilakukannya mendapat persetujuan dari lingkungannya sementara sebagian lainnya tidak. Keinginan atau hasrat untuk mencoba hal-hal baru terkadang harus bertentangan dengan keinginannya untuk mengikuti norma atau aturan yang berlaku, sehingga terjadi konflik dalam diri anak. Anak yang berhasil menjawab tantangan perkembangan pada tahap ini dengan baik akan mampu berkembang menjadi pribadi yang mampu menempatkan dan mengajar tujuan-tujuan dalam hidupnya. Sementara jika gagal meregulasi dorongan-dorongan yang saling bertentangan tersebut anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang mengalami berbagai gangguan.

d.Perkembangan Emosi
     Menurut Brooks (2004) pada usia early childhood pemahaman dan kemampuan mengekspresikan perasaan pada anak berkembang dengan pesat dan semakin kompleks. Anak secara sederhana mulai belajar menilai hal-hal apa yang memicu emosi tertentu, apa yang mempengaruhinya, apa akibat yang ditimbulkannya, dan sebagainya. Emosi-emosi yang berkembang semakin kompleks misalnya, marah, takut, dan empati. Anak perlu dibantu untuk dapat mengnali emosi-emosi tersebut secara lebih akurat dan belajar mengelolanya sehingga tidak menimbulkan masalah dalam kesehariannya.
        Demikian pembahasan dari saya dan semoga memberi manfaat pada kita semua. Terima kasih..
  
DAFTAR PUSTAKA

Brooks, J. B. (2004). The process of parenting (6th ed.). New York: McGraw-Hill.


Papalia, D.E., Wendkos-Olds, S., & Duskin-Feldman, R. (2009). Human Development (11th ed.). New York: McGraw-Hill.


Selasa, 11 Juni 2013

Terapi Wicara



Hai semua.. Kali ini saya akan membahas mengenai terapi wicara. Terapi wicara merupakan gabungan dari kata terapi yang berarti cara mengobati suatu penyakit atau kondisi patologis, dan kata wicara yang berarti media komunikasi secara oral yang menggunakan simbol-simbol linguistik, dimana dengan media ini seseorang dapat mengekspresikan ide, pikiran dan perasaan. Dengan demikian istilah terapi wicara memiliki pengertian yaitu cara atau teknik pengobatan terhadap suatu kondisi patologis di dalam memformulasikan ide, pikiran dan perasaan ke bentuk ekspresi verbal atau media komunikasi secara oral.
Secara terminologis bahwa terapi wicara diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang gangguan bahasa, wicara dan suara yang bertujuan untuk digunakan sebagai landasan membuat diagnosis dan penanganan.
Dalam perkembangannya terapi wicara memiliki cakupan pengertian yang lebih luas dengan mempelajari hal-hal yang terkait dengan proses berbicara, termasuk di dalamnya adalah proses menelan, gangguan irama / kelancaran dan gangguan neuromotor organ artikulasi (articulation) lainnya.

I.   Latihan Pernapasan

1.  Meniup.
2.  Menghisap.
3.      Menyedot.

II.  Latihan Motorik Mulut

1.      Membuka mulut.
2.      Menutup mulut.
3.      Memonyongkan bibir.
4.      Menggembungkan pipi.
5.      Latihan mingkem (merapatkan kedua bibir).

III. Latihan Motorik  Lidah

1.      Menjulurkan lidah.
2.      Menaruh lidah ke langit atas.
3.      Menaruh lidah ke atas bibir.
4.      Menggerakkan lidah ke kiri dan ke kanan.

IV.  1. Latihan Vokal

             A, I, U, O, E

2.      Latihan Vokal Agak Rumit
AI                   IA                    IO                    UA                   EA                   OA
AU                  UA                   IU                    UI                    EU                   OI
AE                  EA                   IE                     UE                   EI                     OE
AO                  OA                   IA                    UO                   EO                   OU

3.      Latihan Konsonan
a. Konsonan Getar                                          b. Konsonan Tidak Bergetar
    b    /  d  /  g  /                                                  p  /  t  /  k  /
    v   /   z  /                                                         f  /  h  /  s  /  c  /  sh  /
    m  /  n  /  ny  /  ng  /
    r  /  l  /
    j  /  y  /  w  /

       4. Latihan Awalan, Sisipan, Akhiran
             a.  Awalan
-  Bau


 b.  Sisipan
-  Iba

 c.  Akhiran
-          Air




  5. a. Latihan Kata sederhana (2 suku kata).
 b. Latihan Kata agak rumit (3 suku kata).

6.Latihan 2 Kata



7.      Pembentukan artikulasi

·         Metode Pembentukan Artikulasi
a. Phonetic Placement Approach
Adalah latihan bicara untuk melakukan dan menempatkan articulator yang spesifik guna memproduksi macam-macam bunyi bicara.                                          
Untuk memproduksi bunyi wicara tersebut seorang anak harus dapat menggerakkan alat-alat wicara secara benar, merasakan gerakannya, dan mendengarkan bunyinya selagi memproduksinya. Seseorang yang mempunyai gannguan atau penyimpangan artikulasi harus mengembangkan kemampuan menempatkan artikulator-artikulator tersebut pada posisi apa saja yang diperlukan untuk tujuan bicara.
                
                 b. Motokinesthetic Approach
Pada latihan ini individu yang mempunyai misartikulasi perlu mempelajari “merasakan” gerakan-gerakan artikulasi melalui manipulasi dari Terapis. Artinya Klinisian memproduksi suatu bunyi yang diikuti klien dengan demikian klien dapat menghubungkan gerakan artikulasi dengan tambahan masukan pendengaran. Kemudian anak memproduksi kembali gerakan artikulasi melalui rasa gerak dengan dibantu masukan pendengaran tadi.
                
                 c. Sensor Motor Approach
Suatu usaha pendekatan/metode yang menekankan terlibatnya sensasi sensoris, sensasi motoris, sensasi propioseptif, sensasi taktil untuk memproduksi bicara sehingga menghasilkan gerakan atikulasi. Metode ini juga bisa digunakan untuk gangguan bicara dispraksi verbal dan disatria.
                 
                 d. Nonsense Material Approach
                     Adalah anak belajar mengucapkan kata/suku kata tanpa arti dengan tujuan memperkuat kemampuan anak mengucapkan fonem dan gabungan vokal dan konsonan.

            Metode yang sering digunakan adalah metode Phonetic Placement, gunanya agar anak menyadari dan mampu memproduksi satu bunyi bahasa, kemudian digabung dengan Motokinesthetic Approach. Setelah terlihat stabilisasi dalam pengucapan bunyi bahasa, dilanjutkan dengan penggunaan metode Sensory Motor Approach. Tujuan Sensori Motor Approach adalah menstabilisasikan pengucapan setiap fonem dan konsonan.
           
Langkah berikut adalah menggunakan Nonsense Material Approach, dengan syarat bahwa anak telah mampu mengucapkan bunyi konsonan. Dan yang penting dicatat bahwa dalam melatih dan memproduksi satu bunyi bahasa tidak hanya memakai satu cara atau metode tetapi dapat mengkombinasi dari metode-metode itu.
Semoga bermanfaat dan terima Kasih..

Dasar pengembangan belajar



Hai semua... kali ini saya akan memberikan informasi mengenai dasar pengembangan belajar. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah:
        Baca dibutuhkan untuk mengembangkan kecakapan berpikir secara konseptual, keterampilan mengatasi problem solving secara mandiri.
        Kecakapan yang harus dimiliki:
            - Kecakapan untuk paham terhadap stimulus yang dihadapi
            - Menggunakan bahasa
            - Menyadari adanya bunyi yang mempengaruhi pengertian dalam berbahasa
            - Kecakapan mengamtu untuk paham akan adanya perbedaan ddan dapat mengidentifikasi tulisan  dan kata

MENGEJA
        Mengeja dibutuhkan untuk bisa meningkatkan kecakapan dalam membaca. Hal yang harus dikembangkan untuk keterampilan  mengeja, adalah :
            - Ekspresikan kata dengan ucap yang benar dan tepat
            - Organ bicara harus matang
TULIS
        Tulis dibutuhkan untuk memberi kesempatan mengekspresikan ide-ide pikiran  secara tertulis. Bahasa lisan dan tulisan akan disampaikan dengan ekspresi dan strategi yang berbeda.
        Sebelum melakukan ekspresi tulisan, seseorang harus mampu :
            - Mempunyai keterampilan dari berbagai gerakan. Gerakan kasar yang dikuti oleh gerakan halus yang dibutuhkan untuk menggerakan jari jemari. Disaat menulis dibutuhkan gerakan jari jemari yang luwes dan ketahan lengan agar tidak terjadi kelelahan di saat menulis dan juga ketahanan duduk dalam waktu yang lama. Dibutuhkan konsentrasi yang tinggi.
            - Koordinasi visual motorik. Pandangan dan perhatian dari mata terhadap  naskah yang harus dicatat, dilakukan  bersamaan dengan  gerakan jari jemari menulis naskah tersebut. Maka pemikiran terhadap naskah dengangerak harus sinkron.
            - Mengingat keurutan dari kata, kalimat yang akan ditulis.

MATEMATIKA
        Matematika dibutuhkan untuk perkembangan berpikir logika, menguraikan hasil pikIr secara sisitimatik dan mampu membuat kalimat-kalimat disusun secar konseptual. Dasar dari perkembangan berpikir Aritmatika adalah :
            - Kecakapan berpikir spatial, mampu membayangkan dari stimulus yang sedang dipelajari.
            - Paham akan konsep menjumlah.
            - Memiliki pengetahuan mengenai angka.
            - Dan keterampilan –keterampilan lainnya.
        Proses ini harus dialami oleh anak itu sendiri, maka anak harus dapat melakukan aktivitas akademik secara mandiri. Hal yang menghambat perkembangan anak pada  masa kini adalah:
            - Ibu membacakan materi yang harus dikuasai anak. Atau ibu membantu anak membuat pekerjuaan rumahnya.
            - Anak di leskan materi pelajaran terutama matematika.
PROSES BERPIKIR DALAM BELAJAR


n  Belajar adalah terjadinya perubahan perilaku yang relatif menetap sebagai akibat pengalaman
n  Pengalaman berarti yang dilakukan, dirasakan dan dihayati yang secara tidak disadari mengakibatkan terjadinya perubahan perilaku
n  Pengalaman ini difokuskan pada beberapa fungsi psikologi dengan proses pada masing-masing tidak ada yang sama


BELAJAR MEMPENGARUHI BERPIKIR
n  Kemampuan berpikir seseorang diawali dari yang mudah sampai yang sulit
n  Yg mudah adalah mengenal konsep,mis. Konsep benda, konsep kejadian, bilangan dsb.
n  Mengkaitkan antar dua konsep, mis. Konsep bahasa dan konsep hitungan (soal cerita)
n  Paham adanya perbedaan konsep dan persoalan
n  Paham cara menemukan   identifikasi persoalan dan paham strategi penyelesaiannya


Aspek dalam proses belajar
n  ATTENSION

n  PERCEPTION

n  MEMORY


PROSES BERPIKIR DALAM BELAJAR
n  Proses berpikir merupakan pengelolaan informasi yang diterima di lingkungan melalui tahap-tahap pada aktivitas  :
n  Tahap pertama ,  Atensi yaitu pengamatan pertama terhadap stimulus yang ada di lingkungan
n  Tahap kedua , Focusing yaitu pengamatan terpusat pada isyarat-isyarat khusus dari stimulus. Ia membutuhkan jawaban dari pertanyaan yang muncul disaat mengamati stimulus
n  Tahap ketiga,  Sustaining Focus adalah suatu kemampuan mempertahanankan  pengamatan terhadap stimulus dalam jangka waktu yang lama

n  Tahap ke empat, Shifting Focus adalah kemampuan mengalihkan perhatian pada suatu stimulus ke stimulus lainnya dalam waktu cepat 


PERCEPTION
Pengertian :
n  Fungsi dari sistem syaraf pusat
n  Organisme yang memperhatikan stimulus agar dapat diterima otak melalui penglihatan dan pendengaran.
n  Persepsi membutuhkan penerimaan sensasi sebagai dasar pemahaman, interpretasi dan penambahan arti.
n  Proses penerimaan terhadap sensasi yang telah diinterpretasikan

MEMORY
Merupakan suatu proses internal yang kompleks dengan berbagai macam subkomponen


INFORMASI DISIMPAN DALAM 3 TAHAP
n  Tahap pertama : Informasi akan disimpan secara singkat pada penyimpanan sensory

n  Tahap kedua : Pentransferan informasi pada penyimpanan jangka pendek

n  Tahap ketiga : Data yang sudah di-kode-kan ditransfer pada penyimpanan jangka panjang yang lebih permanenua


Demikan dan Terima kasih...