Hai
semua..kali ini saya ingin membahas mengenai pelaksanaan pembelajaran yang dapat
diaplikasikan untuk anak berkebutuhan khusus. Anak berkebutuhan khusus itu sendiri adalah anak dengan karakteristik
khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukkan pada
ketidakmampuan mental, emosi dan fisik. Yang termasuk anak berkebutuhan khusus
antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan
belajar, anak dengan gangguan perilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan
kesehatan. Karena karakteristik dan hambatan yang dimiliki, ABK memerlukan
bantuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan
potensi mereka, contohnya bagi tunanetra mereka memerlukan modifikasi teks
bacaan menjadi tulisan braille dan tunarungu berkomunikasi menggunakan bahasa
isyarat. Untuk pelaksanaan pembelajaran ABK yang pada umumnya mencakup:
1. Materi Pembelajaran
Materi yang disajikan pada umumnya sama di setiap sekolah,
hanya saja materi khusus untuk ABK lebih dipersempit mengikuti kemampuan anak
berkebutuhan khusus, yang biasanya mereka memiliki perilaku yang berbeda-beda
seperti bisa sangat aktif dalam pembelajaran dan bisa menjadi
sangat pasif atau tidak memperhatikan pelajaran sama sekali.
2. Model
Pembelajaran
Model mempunyai arti
acuan, format, ragam dari sseuatu yang akan dibuat atau dihasilkan. Model
adalah tampilan grafis untuk menentukan prosedur kerja yang teratur dan
sistematis namun di dalamnya juga mengandung pemikiran-pemikiran yang bersifat
uraian dan didalamnya juga mengandung penjelasan-penjelasan. Dapat juga
dikatakan, bahwa model adalah sebagai kerangka konseptual yang digunakan
sebagai pedoman atau acuan dalam
melakukan suatu kegiatan
(Harjanto,2005).
Model-model pembelajaran menurut Joyce dan BR. Weil,
sebagaimana dikutip oleh Hidayat (2009) dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok besar yaitu behavior
modification,sosial instruction, personalsource dan information processing
(Hidayat,2009).
Selain itu, dijabarkan mengenai model pembelajaran seperti
kontektual (konteks kehidupan sehari-hari),
kooperatif/Cooperative learning (menekankan kerja sama di antara peserta
didik di kelas), inquiry learning (berbagai fenomena yang dipelajari) , paikem
(pembelajaran aktif,kreatifdan menarik, menyenangkan).
3. Pendekatan
pembelajaran
Roy Kellen (dalam Rusman, 2009) mengemukakan terdapat dua
pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan
yang berpusat pada guru (teacher-centered approaches) dan pendekatan
yang berpusat pada peserta didik
(student- centered approaches). Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan
strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau
pembelajaran ekspositori. Sementara itu, pendekatan pembelajaran yang berpusat
pada peserta didik menurunkan strategi pembelajaran inquiry dan discovery serta
pembelajaran induktif.
4. Strategi
pembelajaran
Strategi pendidikan
diartikan sebagai a plan, method or series of activities designed to achieves a
particular educational goal. Jadi, dengan demikian strategi pembelajaran
kaitannya dengan pembelajaran yang diarahkan, dapat diartikan sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai
tujuan pembelajaran (Sanjaya,2011).
Strategi pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam 3 bagian
yaitu exposition discovery learning (strategu penyampaian penemuan), group
individual learning (strategi pembelajaran individual) dan method learning (strategi
dengan menggunaakan metode) (Sanjaya,2011).
5. Metode
pembelajaran
Pada dasarnya metode dalam pembelajaran untuk anak
berkebutuhan khusus sama halnya yang digunakan di sekolah-sekolah normal
lainnya yaitu ceramah, demonstrasi, pemberian tugas dan metode-metode yang
berpusat pada guru, serta lebih menekankan pada interaksi peserta didik.
Intinya bagi guru disini dalam memilih metode harus disesuaikan dnegan kondisi
peserta didik yang ada supaya
pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan kondusif, begitu juga dengan
strategi yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan, kondisi peserta didik
dan media yang tersedia.
6. Teknik pembelajaran
Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka
mengimplementasikan suatu metode. Misalnya cara yang harus dilakukan agar
metode ceramah berjalan dengan efektif dan efesien, sebaiknya memperhatikan
kondisi dan situasu. Misalnya berceramah pada siang hari dengan jumlah peserta
didik yang banyak tentu saja akan berbeda jika dilakukan di pagi hari dengan
peserta didik yang terbatas.
7.
Model pembelajaran
Model pembelajaran adalah bingkai dari semya istilah yang
digunakan tersebut, yaitu pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran.
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar
dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di dalam kelas.
Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi peserta didik
dengan pendekatan, metode dan teknik pembelajaran. Pendekatan adalah konsep
dasar yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan, melatari metode pembelajaran.
Metode pembelajaran adalah langkah-langkah yang digukan guru dalam pencapaian
tujuan pembelajaran, atau merupakan jabaran dari pendekatan. Sedangkan teknik
pembelajaran adalah turunan dari metode untuk mengaplikasikan metode
pembelajaran secara langsung, aplikatif dan nyata.
8. Media
pembelajaran
Aspek lain yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media
adalah prinsip pembelajaran anak berkebutuhan khusus yaitu anak berkebutuhan
khusus memiliki karakteristik dan kebutuhan belajar individual, anak
berkebutuhan khusus memiliki keterbatasan perilaku adaptif, anak berkebutuhan khusus memiliki
potensi diri meskipun terbatas, tetapi dapat dikembangkan melalui belajar, anak
berkebutuhan khusus dalam belajar berdasar pada prinsip totalitas, kesederhanaan,
kekonkritan dan berulang-ulang, anak berkebutuhan khusus mutlak memerlukan
media belajar seperti media audio bagi anak yang kurang pendengaran.
9. Evaluasi
Dalam kegiatan evaluasi, terdapat suatu alat untuk mengukur
keadaan suatu objek yang gunanya dapat mempermudah seseorang untuk melaksanakan
tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien. Penilaian hasil
belajar juga sudah berdasarkan kaidah umum dalam evaluasi pembelajadan untuk
kelas inklusi. Kaidah tersebut mencakupi beberapa pengertian dasar penilaian,
prinsip dasar penialian, teknik, instrumen, prosedur dan mekanisme penialian,
serta perbedaan kewenangan penilaian hasil belajar oleh pendidik, sekolah dan
pemerintah.
Evaluasi pembelajaran menggunakan tes dan bukan tes (non
tes), untuk tesnya ada ulangan pada saat-saat tertentu jika memungkinkan.
Berkaitan dengan soalnya sesuai dengan materi yang telah diberikan, bentuk soal
seperti pilihan ganda juga bentuk soal dengan uraian. Selanjutnya untuk non
tesnya nilai dari perkembangan berkaitan dengan aktivitas peserta didik di
kelas.
Demikian sedikit pembahasan dari saya, semoga bermanfaat.
Daftar pustaka:
Rusman (2009). Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers.
Sanjaya, W. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Harjanto (2005). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Reneka
Cipta.
Hidayat (2005). Jurnal el-Hikmah Fakultas UIN Malang.